Prolog

105 3 2
                                    

Sambil menyisir rambutku beliau berkata, "Lihat dirimu, Nduk. Kamu ini masih sangat muda, rambut hitam panjang dan parasmu yang ayu. Diluar sana pasti banyak laki-laki yang mencoba mendekatimu."

Aku hanya tersenyum sambil memainkan ujung rambutku yang sedikit tergerai kedepan.

"Banyak lelaki yang mengagumi wanita dari kecantikannya, bahkan tak sedikit yang memujanya. Wanita mana yang tak suka dikagumi paras dan kecantikannya?" Beliau masih terus manyisir rambutku yang sebenarnya telah rapi sejak tadi.

"Tapi, seperti yang kau tahu, kecantikan dan masa muda itu tidak abadi. Mereka memudar seiring berjalannya waktu." Mbok Yah, wanita yang kukenal sebagai nenekku itu menghentikan kegiatannya dan berhenti berbicara cukup lama. Kubalikkan badanku dan kutatap wajah keriput beliau yang masih menyisakan garis kecantikan disana. Beliau tersenyum memandangku dan kembali membelai rambutku.

"Aku tahu cara agar kecantikan dan kemudaanmu tetap terjaga. Kamu bahkan tidak perlu memolesnya dan semakin banyak lelaki yang akan menaruh simpati kepadamu." Beliau berhenti sejenak, mengambil sisir yang sedari tadi beliau pakai untuk meyisir rambutku dan menyerahkannya kepadaku.

"Jika kamu mau, aku bisa mengajarkannya kepadamu."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 20, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RahWhere stories live. Discover now