Epilog

1.8K 34 0
                                    

Vote komen plis😽❤

"Aaarrgghhh, kenapa harus macet sih,"

Pria itu menjambak rambutnya berkali-kali. Seandainya dirinya datang lebih pagi, pasti tidak akan terkenal macet seperti saat ini. Resiko tinggi tinggal di perkotaan memang seperti ini rupanya.

"Pak, ini mobil gak bisa ngebut lagi gitu?"

"Aduh mas nya gimana sih, mau ngebut gimana? Kalo ngebut malah yang ada nabrak mobil, nambah lagi masalah mas nya."

"Yailah Pak, kenapa mobilnya gak di kasih sayap aja sih," pria itu frustasi.

"Kamu kira mobilnya itu ayam apa,".

"Yaudah deh saya mau jalan aja, masih jauh gak sih dari sini?"

"Saya gak tau Mas,"

Pria itu mengeluarkan dompetnya.

"Nih, ambil aja kembaliannya," pria itu memberi duitnya kepada Pak sopir lalu melenggang keluar mobil.

Sopir itu mengeluarkan kepalanya di jendela yang sudah ia buka lalu berteriak, "makasih mas!"

Pria itu mendengar apa yang sopir taksi tadi ucapkan, ia hanya mengacungkan jempol. Demi neptunus dirinya takut sang pacar sudah masuk ke dalam bandara, pasti sang pacar sangat kecewa kepadanya.

Pria itu terus berlari, sekalinya lelah ia berhenti sesaat. Keringatnya setara seperti olahraga di pagi hari seperti biasanya ia lakukan.

Pria itu melihat ada yang aneh di warung kopi dekat bandara, sepertinya ia mengenali siapa orang itu.

"Loh itu bukannya supirnya Vreya ya? Vreyanya terus kemana?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Pria itu segera mendekati Mang Sapri.

"Mang Sapri? Lah, Mang di sini tapi Vreya nya di mana?"

Mang Sapri menurunkan kacamata hitamnya, "kamu Dio kan?"

Dio memang sering main ke rumah Vreya, tapi Mang Sapri hanya memastikan karena tadi dirinya sedang memakai kacamata hitam.

Pria itu mengangguk.

"Nih ada titipan dari Non,"

"Non?"

"Aduh masnya, Non di rumah saya siapa lagi kalau bukan Non Vreya." Mang Sapri menghabiskan kopinya lalu pergi meninggalkan Dio yang masih terdiam memandangi surat yang Mang Sapri berikan.

"Eh, Mang Sapri mau kemana?"

Mang Sapri membalikkan badannya, "pulang lah ke rumah saya,"

"Loh, kok ga ke rumah Vreya?"

"Masa saya mau tinggal sendirian di sana, emangnya tugas saya sebagai satpam penjaga rumah? Kan tugas saya hanya sebagai supir, ya kalau keluarga majikan udah gak ada di sana itu artinya saya diizinkan pulang ke rumah saya." Mang Sapri pergi meninggalkan Dio.

Dio masih menatap surat yang diberikan Mang Sapri itu.

Apa ada hubungannya dengan surat ini?

Setelah itu tatapan Dio menatap langit, berharap sangat Vreya bisa melihat Dio di bawah sini. Namun sepertinya tidak ada pesawat yang lewat di atasnya sama sekali.

Apa pesawatnya sudah terbang?

Oh Tuhan apa yang ada di pikiran dia, sungguh aku masih mencintainya, aku sama sekali tidak mencintai Syara. Hubunganku dengannya hanya sebatas rekan kerja, Syara juga selalu memberi support supaya hubungan kita lebih baik.

Apa ada hubungannya dengan surat ini?

Jadi dia sudah pergi?

Tuhan, aku masih tak percaya dia sudah pergi jauh dari sisiku.

***
Kalau ada yang mau tau surat yang Vreya kasih ke Dio, nanti aku update lagi👌

My Famous Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang