59. Menjemputmu

27.2K 894 15
                                    

fyi : kalian harus baca bab ini sampai selesai. karena ini bagian pemecahan masalah. 😁

¤¤¤¤¤

Prangg....

Emilly tersentak ia tidak sengaja menjatuhkan gelas susunya. plak.. plak..plak.., suara sandal karet terdengar makin mendekati Emilly. Ia terkejut. " Yaampun, Nona gak papa kan?" tanya Pelayan dengan wajah khawatir menatap Emilly. Emilly menggeleng cepat. "Syukurlah, Nona ke kamar saja nanti saya buatkan susu ibu hamil yang baru" ucap pelayan itu seraya menyapu serpihan kaca. Emilly menurut lalu berjalan meninggalkan dapur. pandangannya kosong ia sampai menabrak punggung sofa di ruang tamu "aww... sakit" desis Emilly memegangi perutnya. "ada apa dengan diriku Tuhan, aku merasa tidak enak hati" gumamnya. berjalan menaiki tangga perlahan.

Freddy mendesah memasuki rumah, hari yang sangat melelahkan pikirnya. "bibi, tolong ambilkan aku air putih dingin!!" teriak Freddy dari ruang tamu menyandarkan punggungnya di sofa panjang ruang tamu. "ini tuan." Bi dian memberikan segelas air putih dingin padanya. "susu untuk siapa bi?" tanya Freddy melihat ada gelas lain berisi susu coklat. "untuk Nona Emilly, Tuan. tadi Nona buat sendiri di dapur tapi terjantuh" ungkap Bi dian. mata Freddy melebar. "lalu bagaimana, dia gak papa kan?" tanya Freddy mendongak menatap pembantunya.

"tidak apa-apa Nona hanya sepertinya syok. mungkin tadi nglamun Tuan, saya permisi dulu" ucapnya lalu Freddy mengangguk membiarkan Bi Dian menaiki tangga menuju kamar Emilly. tepukan di bahu Freddy membuatnya tersedak saat sedang minum. "uhuk..uhuk.., Daddy apaan sih. orang lagi minum juga, kalo Freddy mati dini gimana?!" rutuk Freddy yang hanya dibalas kekehan jail oleh orang tua semata wayangnya.

"jam segini baru pulang, ngapain aja ?" tanya Daddynya duduk disampingnya.

"abis ketemu Ririn nyelesaian masalah Dad, apa aku bunuh dia juga yah Dad kaya Hanna waktu itu. Brengsek tuh jablay bikin malu aja" rutuk Freddy.

"apa yang udah dia lakuin ke kamu?, minta di nikahin" ujar Daddynya tersenyum miring.

"iya dia minta aku nikahin Dad, ogah banget nikahin model bekas banyak pria gak jelas. walau aku pria bejat juga mau yang perawan Dad" balas Freddy tertawa renyah.

"Freddy mandi dulu Dad, lengket semua badan" ucap Freddy lalu menaiki tangga menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar yang di tempati Emilly.

¤¤¤¤¤

Anjas tengah memakai jaket kulitnya di kepalanya sudah bertengger topi caping hitam. sedangkan mulutnya mengunyah permen karet. Anjas mendekati Eno yang juga sudah siap dengan jaket anti peluruhnya. "Pistolnya mana Boss, bagi satu dong" ujar Anjas lalu Eno melempar satu pistolnya pada Anjas. Happ, tepat sasaran. mereka berkumpul di ruang tengah. sudah siap bertempur malam ini. sedangkan para wanita menunggu di rumah dijaga 4 pengawal berbadan besar. "nah sudah siap semua, ingat yah jangan mengeluarkan tembakan kalau tidak dalam darurat..!" ujar Raffly mengomando. "Sayang kau tak memakai Jaket anti pelurumu" cicit Jasmine disamping Josh. "tidak apa-apa, Anjas juga tidak memakainya. kami akan baik-baik saja dan membawa pulang Daisy dengan selamat" ucap joshua mengecup kening Istrinya. "Anjas mah, kebal Dad" cibir Eno. Anjas mendengus sebal " Lu orang kalo ngomong sembarangan kaya orang buang sampah!" desis Anjas memutar bola matanya kesal. "nah sebagian pengawal kita sudah mengepung area rumahnya CCTV di luar rumah juga sudah mereka lumpuhkan." ujar Raffly membaca pesan dari anak buahnya. "Raf, hati-hati yah. harus pulang dengan selamat, kalo tidak aku akan nikah lagi" ucap Nina mengecup bibir Raffly sekilas. "pasti sayang, kalo aku gugur di medan perang. akan ku pastikan kau tidak bisa menikah lagi karena bayanganku akan selalu melingkupimu" jawab Raffly tersenyum menenangkan istrinya yang khawatir. Eno menghela nafas, ia merasa jengah dengan sikap kedua orang tuanya yang skenarionya ngalahin FTV dan Sinetron. "ckck.. seperti perang kemerdekaan saja sih Dad, udahlah romantis-romantisanya di Skip dulu" ucap Eno kesal. "ayo mobil sudah siap" pungkas Al berjalan mendahului yang lain. "Anjas, Al, Eno, dan Jordan, kalian semobil dengan kami" ujar Raffly membuka pintu mobil Alpard warna hitamnya. Joshua mengangguk setuju. "aku fikir kita akan memakai mobil sendiri-sendiri seperti di Film Fast and Furious" ucap Anjas memasuki mobil diikuti Al dan yang lain. Eno terkekeh. "Justru aku merasa berada dalam Mission Impossible" saut Jordan mengantongi senjata apinya. "tenang, kalian sedang bersama Aktor yang lebih ganteng dari pada Tom Crush" ujar Eno tersenyum bangga mensyugar rambutnya. Al mendengus malas. "mantan Aktor iyeh!" desisnya. semua yang di dalam mobil tertawa mencoba merilekskan fikiran mereka masing-masing.

Wedding with Tuan Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang