Disclaimer : Masashi Kishimoto
Story by : Tsukiseinaru
Genre : Romance, Hurt, painful,konflik.
Pairing : Sasufemnaru, X femnnaru.
Warning : gender switch, OOC, OC, typo. Alur mundur maju.
Happy reading...
Love is Painful!!
.
.
.
.
.Maki sudah seperti orang linglung mencari anak ayamnya yang hilang. Ia tampak begitu cemas saat ini. Hari ini juga ia harus bertemu dengan orang yang hendak ia temui.
"Ck, Naruto. Kau di mana?" gerutunya memanggil nama orang yang ia cari.
Yang Maki tahu, gadis itu hanya mengikuti satu turnamen bola basket saja. Seharusnya Naruto lebih mudah ia temukan. Tapi kenapa sampai sekarang ia tidak juga menemukan gadis itu?
Sampai...
Pandangannya jatuh pada satu objek yang sedang berlari. Objek itu seorang pemuda jangkung dengan rambut putih kebiruan, membopong seorang siswi. Maki tahu orang itu siapa.
"Astaga! Naruto!" cepat-cepat gadis itu berlari menyusul Ban yang sedang membawa Naruto dalam gendongannya. Ia tidak berbalik, tapi ia memotong jalan dengan menyeberangi lapangan yang biasa di pakai untuk upacara.
"Ban senpai!" panggil Maki berseru keras. Tapi Ban tidak menyahut bahkan sampai pemuda itu masuk ke dalam ruang medis.
"Astaga! Dia kenapa Ban?" seorang wanita dengan sanggul rambut di gelung berhambur mendekati Ban yang ngos-ngosan.
"Tolong cek Naruto, senpai. Kakinya sempat terkilir tadi. Karena turnamen masih berlanjut, Naruto memaksakan kehendaknya untuk tetap bermain. Dan saat pertandingan usai tiba-tiba saja dia pingsan seperti ini." jelas Ban.
Meski Ban menjelaskan, gadis bergelung itu langsung memeriksa kondisi Naruto. Badan gadis itu demam. Segera saja, petugas medis itu mengecek kaki Naruto dan secepat yang ia bisa, petugas itu mengambil peralatan medisnya. Mengambil perban berwarna coklat cream dan membebat kaki Naruto yang lambat laun makin membengkak.
"Ne, senpai. Apa nanti dia masih bisa ikut turnamen?" tanya Ban khawatir. Kalau seandainya nanti Naruto tidak lagi bisa menjadi partnernya tidak masalah asalkan gadis yang sekarang terbujur di hadapan Ban bisa lekas sembuh.
Mengingat kembali bahwa tenaga Naruto terkuras habis untuk dua turnamen membuat Ban meradang. Rahangnya seketika mengeras.
Tepat saat Maki muncul di hadapan Ban, pemuda itu tiba-tiba saja menggeram marah dan berlalu pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Pemuda itu menelusuri setiap lorong dan kelas yang memungkinkan dirinya menemukan seseorang.
"Naruto keadaannya gimana, kak Yuki." tanya Maki pada petugas medis bernama Yuki.
"Sudah baikan. Kalau soal kakinya, aku sudah kasih obat. Dan mungkin besok dia sudah bisa ikut turnamen penentuan juga Maki."
"Tapi Naruto—"
"Tenang saja, dia hanya terlalu memaksakan diri menguras tenaganya. Jadi dia hanya kelelahan saja. Tadi aku sempet mencoba menggeser tulang kakinya yang terkilir, sebenarnya kakinya gak terlalu parah. Jadi masih bisa di obati."
"Syukurlah." Maki menatap Naruto dengan perasaan lega.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Touch My Heart +18 (END)
Teen FictionBisa di bilang, ia terlahir tidak sempurna. Bukan fisik, tapi kehidupannya. Nasib berkata lain tentangnya. Ketidakharmonisan kedua orangtuanya membuat hidupnya ikut terseret. Bukan, dia hanya kesepian. Bahkan cinta pertama serta sekaligus rivalnya t...