"akhirnya aku mengerti, dunia yang penuh kebebasan inilah yang menakutkan...
semua orang memiliki kebebasannya masing-masing, aku memiliki kebebasanku sendiri, tapi mengapa kebebasan itu begitu menakutkan?
seakan-akan, aku ingin ada sesuatu yang membatasi atau mengaturku dari kebebasan ini."
Sang Putri bersandar di bawah Pohon Maple yang daunnya berwarna oranye cerah. Pohon itu berdaun rindang sehingga memberinya keteduhan dari sinar matahari siang yang panas.
Menarik nafas panjang, Sang Putri merebahkan tubuhnya dan memandangi hamparan karpet hijau di depannya.
Udara di taman kerajaan ini sangat segar, karena keasriannya dijaga penuh oleh Sang Raja dan tidak pernah diganggu oleh para bangsawan yang rakus.
tumbuh-tumbuhan yang tumbuh dengan bebasnya. Kebebasan yang menakutkan.
"Kupikir, kalianpun takut akan kebebasan, bukan?" kata Sang Putri
"Karena dalam kebebasan yang tak berujung ini, ada kematian dan kehidupan di saat yang sama, tidak ada yang tahu kapan kau dihancurkan,
oleh dirimu, alam, atau mahkluk lain."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
" Tanyakan saja pada rumput yang bergoyang "
Aku bertanya pada pantulan air
" Tanyakan apa itu bernafas "
Pantulan itu beriak
Bagaimana kau mengharapkan rumput menjawabmu
Kalau rumput saja tak tahu apa itu bernafas
Kalau yang mereka tahu adalah hidup
Kau bernafas tapi kau tak tahu apa itu hidup
Maka rumput bertanya,
" Tanyakan pada rekanmu! mereka yang menyebut dirinya, penguasa semesta,-
Apa fungsi paru-paru kalian?"
ia melanjutkan,
"Karena kami hidup tanpa kalian, tapi nafas kalian fana"
LW/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Putri Peratap
PoetryDipropaganda oleh pikiran, dihancurkan oleh jiwa Kebohongan terbesarku, adalah diriku sendiri. Aku, sang putri Aku, sang monster Aku, sang Peratap Inilah Elegi ratapanku. Kompilasi Puisi (c) Syerin