Part 3 "...Sudah ku putuskan. Aku akan menolak David..."

943 21 0
                                    

Maaf ya Readers, Part yang aku upload itu pendek-pendek. Soalnya memperpanjang cerita itu buka keahlianku. Hehe-_- sebagai permintaan maaf, aku kasih 2 part sekaligus nih :D

Oya, don’t be silent readers guys^^ Comment And  vote if you like..

Gomawo, Thank you, Terimakasih..

Anne POV

Pelajaran sejarah kali ini sangat membosankan. Padahal biasanya aku paling suka sama sejarah. Walaupun aku anak kelas XII ipa. Tapi, kali ini semua ilmu yang di terangkan oleh bu Ratna hanya berlalu lalang di telingaku. Tapi gak ketabrak-ketabrak juga dia. Kan dari tadi dia berlalu lalang di otakku tanpa noleh kanan-kiri sedikitpun (Anne, Sadar whoy!! Pletak!)

*akhirnya Anne sadar..

Eh, dimana aku sekarang? Di surga kah? Oh, bukan, di sini ada Mia. Cewek paling genit se-dunia akhirat. Dan kalau pacaran itu loh. Gak tanggungg tanggungg perbuatannya. Ckck.. Aku gak yakin dia gak bakal masuk surga. Maka, aku simpulkan bahwa aku bukan di surga. * yeee.. prok prok. Terdengar beribu pasang tangan bertepuk tangan kepada ku seolah aku baru saja memecahkan misteri dunia fisika yang belum terpecahkan di dunia. Hahaha...

Kring.. Kring..

Oh, aku baru saja tersadar. Aku bermimpi memenangkan Nobel Award dan sedang berpidato tanda terimakasih di depan podium kehormatan. (Anne, sadr nak, sadar.. !! *author)

AH, iya! Hari ini aku ada janji dengan David untuk menjawab pertanyaan nya tadi –pertayaan yang dengan suksesnya membuat aku berhenti melakukan segala aktivitas, juga segala pikiran yang tadinya aku pikirkan. Sayang sekali, David ‘menembak’ aku pada saat yang ‘sangat tidak tepat’. Disaat aku bingung hukuman apa yang akan diberikan miss Liana padaku.

Aku sudah selesai mengemas barangku, aku terdiam sebentar memandangi David. Hey, ternyata ia masih terlihat menyalin catatan yangtadi dituliskan Bu Ratna di papan –catatan yang tidak aku salin karena aku keasyikan bermimpi menerima Nobel Award tadi. Ya, baguslah. Nanti aku bisa meminjam catatan David dan kubawa pulang untuk mempelajarinya. Tapi.. Oh, iya. Benar juga. Apa masih berani aku berbicara padanya setelah kejadian tadi? Aku benar benr tak menyangka. Kenapa aku se nervous ini. Padahal dia juga bukan pacar pertama ku. Aku sudah sering di’tembak’ cowok lain (Dasar Sombong!) Tapi entah, kenapa aku deg-degan gini? Sudahlah. Aku rasa aku tidak menyukainya. Mungkin rasa deg-degan itu cuma karena aku sudah bersahabat lama dengannya.

Oke, sudah ku putuskan. Aku menolak David. *prok-prok suara teuk tangan itu terdengar menggema lagi di telingaku. Seakan aku telah membuat keputusan yang bekal menyelamatkan dunia ini-_- hohoho.

Tapi, untuk lebih baiknya aku tidak usah menemuinya. Anggap saja aku lupa. Padahal? Mana mungkin aku lupa dengan hal yag hampir membuat jantungku copot tadi???-_-

Sudahlah, sebaiknya aku lari sekarang. Kulirik David sebentar. Hmm.. aman, sepertinya dia benar-benar lupa sama pertanyaannya tadi. Oke, ini saat yag tepat untuk lari Anne. Lari! Lari! Lari! Lari Anne.. bayangkan saja dibelakangmu ada sekelompok zombie yang siap memakanmu hidup-hidup jika kau tak lari!!

AAAAAA!!!!!!

Dah sepertinya aku mulai menghayati peran ku sebagai orang yang dikejar-kejar zombie-_-

Author POV

            Anne terlihat santai sekali mengemasi bukunya. Aneh, berbeda sekali ekspresinya dengan tadi, saat menunggu bel pulang. Saat pelajaran sejarah tadi.. memang, matanya menatap papan tulis, seakan ia menyimak apa yang diterangkan guru kepadanya. Tapi, tatapannya bukan menatap tulisan di papan tulis itu lekat-lekat. Melainkan tatapan menerawang.

            Dari tatapannya, dapat disimpulkan Anne sedang berpikir, berpikir keras. Seperti ada perdebatan dalam dirinya. Agak lama setelahnya, sepertinya ia telah menemukan jawaban perpecahan dari masalahnya. Ia tersenyum tipis. Dan sejak saat itu ia tak terlihat gugup lagi. Melainkan diganti dengan senyuman santai yang terus tersungging di bibirnya.

            Namun, tak lama setelah ia seleasi mengemasi buku-bukunya. Ia menatap seorang teman laki-lakinya yang duduk tak jauh darinya. Laki-laki tersebut terlihat masih asyik dengan buku sejarahnya. Dan entah mengapa, ada sirat kelegaan terpancar jelas dari mukanya saat menyadari laki-laki itu masih sibuk. Lalu setelahnya Anne tampak berpikir. Tak lama kemudian ia berdiri dari bangkunya, dan dia menggumamkan sebuah kata-kata, tak jelas. Kau bertanya apa yang terjadi setelahnya? Anne berlari kencang sambil berteriak-_-

The Funny Anne's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang