SAHABAT

8 2 0
                                    

Hari ini di sekolahku ada murid baru, dia duduk di sampingku, sebelumnya aku tak pernah ingin ada yang duduk disampingku dan  hari ini dengan sangat terpaksa aku membiarkannya untuk duduk.

Bel istirahat berbunyi, seperti biasa aku tetap duduk dikursiku sambil membaca novel. Ya, kini hanya novel-novel itulah yang dapat menemani hari -hari gelapku. "Hai, namaku meli. kalau boleh tau nama kamu siapa?" dia bertanya sambil mengulurkan tangannya padaku. "Trisa" aku menyambut uluran tangannya lalu lanjut membaca. "Kamu gak pergi ke kantin?" ia kembali bertanya. "Gak, kalau kamu ingin ke kantin dengan yang lain saja." aku menjawab sambil membuka lembar berikutnya pada novelku.

Ia mengeluarkan sebuah buku dari dalam tasnya. aku melihatnya sedang menulis sesuatu, "Apa yang sedang kamu tulis?" aku bertanya saat tangannya berhenti menulis. "Diary, aku sedang menulis diary!" ia menutup bukunya dan menatapku. "Selama ini, aku selalu menceritakan semuanya pada buku ini, karena hanya buku inilah yang mau mendengarkan keluhanku." ia kembali menatap bukunya. "Kenapa? apa yang terjadi padamu?" aku menutup novelku, dengan rasa penasaran aku menunggu jawabannya. "Kedua orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, mereka tidak pernah memperhatikanku. "Apa kau tidak memiliki kakak atau pun adik?" pertanyaanku menghentikan ceritanya. "Ada, aku memiliki seorang kakak perempuan, tapi sayangnya dia tidak pernah peduli padaku." air matanya perlahan mengalir, tanpa kusadari aku langsung memeluknya. Aku merasakan apa yang ia rasakan, nasib kami sama, sama-sama kesepian. Sejak saat itu, aku dan meli menjadi teman baik, maksudku kami jadi sahabat.

Hati yang LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang