RUANG kerja berkururan sedang itu terlihat cukup berantakan. Sedangkan sang pelaku kini sedang sibuk membaca berkas di tangan. Kopi hitam terletak di sebelahnya, belum lagi bercak hitam yang terletak di bawah matanya.
Singkatnya, ia merasa cukup frustasi. MaksudnyaㅡTaeyong memang senang karena memiliki pasien sendiri. Ia akan bertanggung jawab penuh dengan pasien tersebut, tapi masalahnyaㅡpasien tersebut adalah Jung Jaehyun! Tolong di garis bawahi!
Dan Taeyong tidak bisa menganggap enteng masalah ini. Jung Jaehyun bukan hanya tidak waras! Tapi juga seorang psikopat! Ini semua begitu gila! Bagaimana psikolog kurang pengalaman sepertinya harus merawat Jung Jaehyun yang notabene nya adalah psikopat kelas kakap?
Lelaki bermarga Jung itu sudah membunuh beratus-ratus nyawa tanpa alasan! Hanya untuk kesenangan semata, dan hal tersebut hanya di lakukan oleh psikopat. Mana ada orang waras yang membunuh tanpa alasan dan motif?
"Semoga saja aku tidak terbunuh." gumamnya frustasi.
Benar.
Taeyong takut jika sewaktu-waktu Jaehyun akan membunuhnya! Lelaki itu pasti tidak memiliki otak dan bisa kapan saja membunuhnya. Membuh Taeyong bukanlah hal sulit dan bisa di lakukan kapanpun.
Cklek
"Kau belum tidur?"
Asistensi Taeyong kini berpusat pada seseorang yang baru saja membuka pintu. Taeyong menaruh dagu pada meja lalu menggeleng pelan. "Ini gila! Oh Sehun sialan itu memberi tugas kematian untukku!" rutuk Taeyong dengan kesal.
Sedangkan sosok yang berdiri di hadapan Taeyong sudah tertawa keras; memilih untuk menutup pintu dan duduk pada kursi yang terletak di hadapan Taeyong. "Kau harus mencobanya, kau bilang kau senang jika memiliki pasienmu sendiri kan?"
"Tapi tidak dengan Jung Jaehyun! Oh tuhan!"
Sesaat sosok di hadapan Taeyong terperangah, menatap Taeyong dengan tatapan tak percaya. "What the hell, Jung Jaehyun yang menjadi buronan seluruh negeri maksudmu?"
"Yang mana lagi?!" jawab Taeyong kesal. Ia sudah merasa sekarat! Kenapa Dokter Oh tidak memberikan pasien seperti Wong Lucas saja? Walaupun berisik, namun Taeyong masih bisa mengatasi Lucas.
Tapi Jaehyun? Bagaimana Taeyong akan mengatasi manusia berdarah dingin itu jika nyawa yang menjadi taruhan?
Lelaki tinggi bermata rubah di hadapan Taeyong menipiskan bibir. "Kau yakin bisa mengatasinya?"
Taeyong menggeleng. "Aku tidak."
"Kalau begitu biar aku yang menangani Jung Jaehyun itu, aku tidak ingin kau terluka."
Taeyong mengacak surai cokelat nya. Menatap sang sahabat dengan tajam. "Kau pikir aku ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu?! Sudahlah.. Biarkan saja, mungkin ini memang takdirku.. Yang tidak diizinkan untuk memiliki umur panjang."
"Hei hei! Apa-apaan itu?!"
"Bertemu Jung Jaehyun sama saja bertemu dengan ajalku Minhyunie!" pekik Taeyong kesal, menatap Kwon Minhyun dengan mata yang menyipit dan bibir yang mencebik.
Lelaki tinggi bernama Minhyun mencibir, memukul kepala Taeyong dengan buku tebal yang ada diatas meja. "Kau pasti bisa mengatasinya bodoh! Jangan pesimis." ya walaupun Minhyun tidak yakin.
Masalahnya, semua orang di negerinya mengenal Jung Jaehyun sebagai pembunuh dan psikopat. Minhyun heran, kenapa lelaki itu tidak di hukum mati saja? Dibandingkan dibawa pada psikolog, hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.
"Aku akan mati." gumam Taeyong dengan dramatis, lalu menghempaskan punggung pada sandaran kursi yang ia duduki. Wajahnya sangat kusut.
Minhyun menopang dagu, menatap Taeyong dengan tatapan bertanya-tanya. "Aku penasaran, kenapa Jung Jaehyun itu tidak di hukum mati.."
"Karena dia gila! Hukuman mati tidak berlaku pada orang tidak waras!" jawab Taeyong dengan kesal.
Memang benar. Tidak ada hukuman yang di peruntukan untuk orang yang tidak waras. Karena mereka melakukan semua itu diluar nalar kemanusiaan. Namun Taeyong ragu, karena dari berita yang ia dapat. Jung Jaehyun sudah terlalu banyak melakukan pembunuhan tanpa diketahui oleh pihak kepolisian serta jaksa.
Minhyun mengangguk. "Kapan dia datang?"
Melihat jam yang menempel pada dinding ruangan, Taeyong mengangkat bahu. "Harusnya dia sudah datang, Dokter Oh bilang ia akan datang malam ini dan kini sudah jam 2 pagi." jelasnya membuat Minhyun menghela nafas.
Sejak pertama Taeyong bekerja, ia sudah mengenal Minhyun. Dan Minhyun juga sudah menganggap Taeyong sebagai saudaranya. Mereka cukup dekat dan saling mempedulikan satu sama lain. Yah walaupun Minhyun sudah memiliki suami yang bekerja sebagai kepala kepolisian.
"Jadi, apa isi berkas milik Jung Jaehyun?"
Taeyong membuka berkas yang sedaritadi ia baca, menyodorkan berkas itu kepada Minhyun. "Tidak ada yang spesial. Dia positif memiliki gangguan jiwa saat tes, belum lagi ia juga seorang sosiopat. Ku dengar ia membunuh semua anggota keluarganya dan memilih tinggal bersama anjingnyaㅡBlack. Mereka tinggal di kabin dalam hutan sebelum tertangkap."
Mata Minhyun melebar. "Sosiopat? Itu tandanya dia membenci interaksi bersama manusia. Senang menyendiri.. Jauh dari keramaian, benar?"
Taeyong mengangguk. Ini sedikit menyulitkan, bagaimana ia akan berinteraksi dengan seseorang yang mengidap penyakit anti sosial?
"Kau harus mendekatinya secara perlahan. Jangan sampai ia melukaimu, kau mengerti?" Minhyun menatap cemas ke arah Taeyong, menaruh berkas yang baru saja ia baca ke hadapan Taeyong. "Tapi.. Jung Jaehyun itu, bukankah sangat tampan?"
Taeyong mengerang, menatap Minhyun dengan tajam. Tampan tapi jika gila untuk apa?! Bahkan wajah tampan tidak akan menjadi nilai plus jika tidak memiliki hati!
"Akan kuadukan kau pada Hyunbin hyung!"
"Hei hei! Aku hanya bercanda!" Minhyun mencebikkan bibir, memutarkan bola mata dengan kesal.
Melihat itu Taeyong terkekeh geli. Sahabatnya ini terlalu mencintai kepala kepolisian bermarga Kwon itu. Sedangkan Taeyong tidak memiliki Cinta, entahlah. Ia terlalu malas menjalin sebuah hubungan, semuanya terasa tidak benar.
"Kenapa belum pulang? Kau tidak tidur?" tanya Taeyong pada akhirnya.
"Suamiku sedang ada dinas ke busan dan aku malas pulang, jadi aku bermalam disini."