DENDA ☆ 12

41 3 0
                                    

*yang di BOLD itu dialognya amanda yang di bab sebelumnya ya ^•^

HAPPY READING.....

------------------------------------------------------

☆☆☆☆

Alden yang merasa suntuk setelah bermain basket, kini melangkahkan kakinya kearah taman sekolah. Entah angin apa yang membuat ia ingin pergi ke taman sekolah tersebut.

Alden mengambil duduk dibawah pohon yang paling rindang, lalu matanya memperhatikan sekitar, suasana tenang ini membuat mata Alden meminta untuk dipejamkan. Belum lama Alden memejamkan matanya, dirasa tempat duduk yang kini dudukinya sedikit bergoyang.

"Hai Al ini aku Amanda" ujar orang yang duduk disebelahnya

'Amanda?' batin Alden. Alden merasa pernah mendengar nama tersebut tapi, dimana?

"Seseorang dari sekian banyak orang yang suka sama kamu, bahkan aku ragu Al kalo kamu tau nama aku"

Alden yang awalnya ingin membuka mata dan pergi dari sana, tetapi diurungkannya niat tersebut, saat gadis di sebelahnya kini membuka suaranya lagi, dan entah kenapa Alden ingin mendengarkan lebih lanjut apa yang akan dikatakan oleh gadis tersebut, sepertinya ada banyak hal yang ingin disampaikan gadis bernama Amanda ini kepadannya.

"Oiya Al, mumpung kamu lagi tidur, aku mau bilang kalo aku suka sama kamu" ucap Amanda

Yang membuat dahi Alden menyeringit heran, gadis bernama Amanda ini menyukainya?kenapa?

"Kamu boleh bilang aku pengecut, karena nggak berani bilang langsung saat kamu bangun, iya Al aku emang pengecut tapi Al, seorang pengecut ini suka sama kamu, kamu nggak malukan?."

Kalo boleh Alden berkata jujur gadis bernama Amanda ini memang pengecut, karena tak berani berkata langsung soal perasaannya kepada Alden, malu? untuk apa Alden harus malu? bahkan Alden sama sekali tak mengenal gadis ini.

"Al kamu tau nggak kalo setahun ini aku coba deketin kamu? ahh...aku bodoh ya Al nanya kaya gitu, mana mungkin kamu tau? saat yang coba deketin kamu bukan cuma aku?"

Alden menangkap nada pesimis dalam ucapan Amanda ini, setahun? itu bukan waktu yang sebentar untuk dilalui, berkat ucapannya membuat Alden coba menginggat ingat orang seperti apa Amanda ini, dan seketika ingatannya menampilkan gadis yang memberinnya dasi, topi, dan plester dan juga gadis yang baru baru ini Alden bantu ketika gadis itu tembus dengan menutupi noda tersebut dengan jaket milikknya

"Al aku berjuang buat bisa deket sama kamu, kamu tau Al tadi Rizal, Farhan, Koko, Wahyu bilang mau bantu aku buat deket sama kamu, dan dengan bodohnya aku malah nolak tawaran itu dengan alasan 'bukannya cinta perlu perjuangan' , cinta emang perlu perjuangankan Al?."

Alden yang mendengar nama sahabat- sahabatnya ikut dibawa bawa menyeringit heran, kenapa sahabat sahabatnya ingin membantu Amanda ini untuk dekat dengannya?, sedangkan Alden tau, sahabat sahabatnya tak pernah ingin membantu gadis gadis lain yang ingin mendekatinya, tapi kenapa kini malah sabat sahabatnya yang menawarkan bantuan?.

Menolak? kenapa Amanda ini malah menolak tawaran tersebut? bukannya Alden ingin gadis ini menerima tawran tersebut, tapi kalo difikir fikir jika Amanda ini menerima bantuan dari sahabat- sahabatnya maka otomatis jalannya untuk mendekati Alden makin besar, walaupun tetap akan Alden tolak karena saat ini Alden tak ingin memusingkan soal cinta cintaan

'Cinta emang perlu perjuangan kan Al?'

jangan tanyakan itu kepadanya, karena Alden tak tau jawabannya mungkin iya dan mungkin juga tidak.

"Temen aku bilang, kalo aku cuma buang buang waktu karena suka sama kamu, mereka nyuruh aku nyerah Al, tapi aku nggak mau"

Teman teman gadis ini benar, bahwa dengan menyukainya, menyukai seorang Aldenio Argana Alaska memanglah membuang buang waktu Amanda ini, dan kenapa Amanda ini tak mau mendengarkan teman temannnya? tak mau menyerah?, dan malah teguh pada pendiriannya untuk menyukai Alden?

"Jujur Al, aku juga ingin menyerah, aku capek, aku ingin berhenti, nggak gampang lo Al berjuang sendirian disaat kamu nggak peduli sama sekali"

Jika ingin berhenti dan menyerah, maka lakukanlah gadis ini terlalu bertele tele dengan perasaannya sendiri, padahal dia tau kalo itu nggak gampang, tapi kenapa malah masih dijalani?.

"Tapi kamu tau nggak Al, ada sesuatu dalam diri aku yang nolak semua keinginan aku buat berhenti dan menjauh dari kamu?, aku juga nggak tau kenapa sesuatu itu selalu membela kamu dan selalu berada dipihak kamu"

Alden tau apa yang sedang di bicarakan gadis di sampingnya ini, hati, gadis bernama Amanda ini sedang berbicara tentang hati.

"Sesuatu itu adalah hati aku Al, hati yang selalu membela dan selalu berada dipihak kamu, Al kata orang hati juga bisa lelah lo, gitu juga hati aku Al, adakalanya nanti hati ini berhenti berjuang, karena sudah menyerah dan memilih mengikhlaskan kamu."

Deg...

Alden meresakan desiran halus, kala mendengar untaian kata dari gadis tersebut, desiran yang membuatnya tertegun 'apa ini' batin Alden.

Setelah Amanda beranjak dari tempatnya duduk tadi, perlahan lahan Alden membuka kelopak matanya, yang tadi sengaja dibiarkannya tertutup sehingga menimbulkan kesan 'tertidur', lalu menolehkan kepalanya kearah gadis tadi.

Bel masuk berbunyi menandakan dilarangnya semua aktifitas siswa diluar kelas

Rizal melihat Alden yang baru datang entah dari mana bertanya

"Al lo habis dari mana?"

"Iya Al lo habis dari mana? tadi gue cari di rooftop sama kantin lonya nggak ada?" timpal Farhan

"Jangan bilang kalo lo nabung emas dulu di toilet tadi?!" ucap Wahyu mengada ada

Tak kunjung mendapat jawaba dari Alden , membuat Koko gemas sendiri

" Woi Al!! ngomong napa? paling nggak kasih gue kepastian dong"

"Kepastiaan apaan emang?"tanya Wahyu binggung

"Kepastian bahwa cinta kita abadi...haha!!!"

"Eh si kambing kirain apaan..hehe"

Alden tak menanggapi gurauan Koko dan yang lainnya, Alden berfikir tentang perkataan Amanda tadi, yang bilang jika sahabat sahabatnya ini, ingin membantu Amanda, alasan apa yang membuat mereka ingin membantu Amanda?, jika Alden mengingat kembali bagaimana sosok Amanda, Alden bahkan tak menemukan satu pun hal yang menarik perhatiaannya pada diri Amanda.

"AL!!!HOI AL!!" tegur Koko

"Kenapa?" Alden menanggapi dengan malas

"Lo kenapa sih? lagi apa masalah? dari tadi ngelamun mulu" Alden hanya mengelengkan kepalannya sebagai tanda tidak ada masalah apa apa dengannya.

Guru bahasa inggris mereka alis miss Sheryl datang bertepatan dengan Koko yang ingin membuka suara lagi, sehingga mau tak mau Koko harus menutup mulutnya kembali

"Ricardo Stevio, what are you doing in the Alden's table? go back to youre chair!!"

"Ok miss"

"Ok class, open your book page...

Alden tak mendengarkan perkataan miss Sheryl, lagi karena kini kedua telingganya sudah disumbat dengan earphone, dan wajahnya yang sudah dienggelamkannya dalam lipatan kedua tanggan.

Miss Sheryl melihat tingkah Alden yang sudah biasa ini, hanya bisa menghela nafas pelan, tak berani menegur, bukan hanya karena Alden merupakan anak dari pemilik sekolah, tapi juga karena Alden memiliki nilainya tak pernah mengecewakannya.





--------------------------------------

Hai maaf baru bisa update sekarang, habis ujian aku ^_^, doain ya biar nilai aku nggak jelek jelek amat...hehe

Menurut kalian bab kali ini gimana?

Aku tunggu vote dan komennya ya dan jangan lupa krisarnya ya

Dan makasih bagi kalian udah luangin waktunya baca cerita aku

DENDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang