16

8K 296 7
                                    

Selama jam pelajaran, Ana bergerak gelisah di tempat duduknya. Caroline yang merasa terganggu pun membisiki nya karena tidak mau dihukum oleh Pak Rasyid -guru Fisika yang terkenal akan hukumannya-

"Lo kenapa sih Na?! Lo gak lihat Pak Syid udah liatin ke sini dari tadi?"

Mendengar apa yang dikatakan Caroline pun, Ana mengalihkan pandangannya yang awalnya dari layar berbentuk persegi itu kini menatap ke arah Pak Rasyid yang kini sedang menerangkan pelajaran. Ia pun kembali mengalihkan pandangannya ke Caroline saat merasa situasi sudah aman.

"Nih lihat" mereka kembali berbisik bisik bersamaan dengan Ana yang menunjukan layar chat di hp nya.

Line
Iyel: Nti plg sm gw.
Iyel: G trm penlkn!

Caroline menautkan alisnya bingung.

"Trus? Lo kan tinggal jawab Na"

"Tapi gue udah janji pulang bareng Liam, Lin"

Mata Caroline seketika berbinar, hampir saja dia bersuara dengan keras tetapi mulutnya segera ditutup oleh Ana.

"Jangan ngomong keras-keras bego! Bisa mampus kita dihukum sama Pak Syid"

Ana menatap tajam ke arah Caroline, sementara Caroline mencoba menepis tangan Ana.

"Iya iya sorry. Habisnya gue kesenangan"

Ana menatap bingung ke arah Caroline.

Artinya peluang gue buat deketin lo ke Liam itu besar Na!-batin Caroline girang.

"Gak usah mikir yang aneh aneh. Merinding gue liat lo senyum senyum kayak gitu"

"Untung lo adik ipar gue" Ana yang mendengar ucapan Caroline hanya memutar ke dua bola matanya dengan malas.

"Balik ke topik Lin! Gimana nih? Gue udah janji sama Liam, tapi si Yezreel gak nerima penolakan sama sekali. Andai aja badan gue bisa dibagi dua"

"Mending lo pilih Liam aja sih Na. Lebih tentram hidup lo. Lebih terjamin umur lo" ucap Caroline santai.

"Setelah apa yang dilakuin Yezreel di kantin tadi, lo masih mau nerima perintah dia? Lo itu pacar atau budak dia Na?"

Skak!

Pikiran Ana kembali memutar kejadian di kantin tadi. Setelah berpikir lumayan lama, akhirnya dia mendapatkan jawabannya.

Line
DianaA: Srry, gw udh janji plg sm Liam hr ini.
DianaA: Gw jg g nerima penolakan!

Send

Setelah pesan itu terkirim, Ana dan Caroline kembali fokus ke depan dengan senyum yang mengembang di bibir mereka masing masing. Yang satu merasa lega karena sudah berhasil menemukan keputusan yang menurutnya tepat, sedangkan yang satu lagi tersenyum karena mendapatkan peluang yang besar.

Kini mereka mendengarkan penjelasan dari Pak Rasyid dengan hikmat. Meskipun mereka sudah paham akan apa yang dijelaskan, setidaknya mereka juga harus menghargai guru yang sedang menjelaskan pelajaran itu.

🔒🔒🔒

Setelah menunggu kira kira 20 menit, pesan Yezreel akhirnya mendapat balasan juga.

Awalnya dia sudah memasang senyum remeh. Tidak mungkin pacarnya menolak ajakan nya untuk pulang bersama bukan? Apalagi ketika dia mengingat bahwa pacarnya itu sangat mencintainya.

Stay? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang