Chapter1

370 46 5
                                    

Merasa badanku sudah lebih baik, akupun mencoba untuk membuka mataku. Sedikit kabur memang namun perlahan-lahan semuanya terlihat jelas. Tapi ini dimana?

"Where am i?" Ucapku sambil memegang kepalaku yang masih sedikit pusing. Damn this is hurt!

"Oh, ternyata kau sudah bangun perempuan licik." Kata seseorang yang berada disebuah sofa tak jauh dari tempatku berada. Wajahnya seperti familiar. Rambut keriting, hazel green eyes, tinggi, tampan. Oh! what did i say?

"Perempuan licik? Apa maksudmu?" Apa maksudnya mengatakan aku seperti itu?

"Kau pasti sengaja berpura-pura pingsan agar aku membawamu lalu aku memberimu uang." Hey, whatch your mouth young man!

"Bodoh, apa gunanya aku berbuat seperti itu?" Akupun bergerak untuk berdiri. Kepalaku masing sedikit pusing. Kapan ini berakhir ya Tuhan?

"Sudah pasti kau melakukannya hanya demi uang! Hey! Kau pasti tau aku siapa. I'm Harry Styles" Oh, Harry Styles?

"Harry Styles? Harry Styles from One Direction?" Ucapku sambil menaikkan alis mataku. "Jadi karna kau berpikir kau seorang artis terkenal maka aku sengaja berpura-pura pingsan untuk mendapatkan uangmu? Itu sungguh pemikiran yang bodoh." Ucapku panjang lebar. Sepertinya dia mulai emosi mendengar ucapanku.

"Stop saying that i'm stupid!" Ucapnya lantang. Ternyata dia memang emosi. Tiba-tiba suara dering ponsel terdengar, mungkin ponselnya? Dan ternyata ya. Dia segera mengangkat panggilan itu secara kasar.

"Hi babe"

"What? Kenapa?"

"Fck! Fine" Dia memasukkan ponselnya kembali secara kasar. Calm dude. Batinku.

Akupun memutuskan untuk segera kembali ke flatku. "I'm leaving. Thanks" Ucapku seraya berjalan menuju pintu keluar. Tiba-tiba saja dia menahan pergelangan tanganku secara kasar.

"Hey! It's hurt!" Aku menoleh padanya. "Apalagi maumu? Dan tolong lepaskan tanganku!" Diapun melepaskan tangannya secara kasar. Astaga pergelanganku memerah dibuatnya.

"Kau harus mengganti baju mahalku! Kau mengotorinya." Oh really?

"Seingatku aku hanya terjatuh pingsan dan mungkin menabrakmu. Aku tidak pernah mengotori baju mahalmu itu." Balasku sambil menekan pada kata 'baju mahal'.

"Kau menabrakku kemudian kopi yang sedang ke pegang tumpah mengenai bajuku!" Bisakah dia tidak berbicara kasar? Ya Tuhan sungguh mengerikan. Namun aku tetap biasa saja.

"See? Who's stupid? Aku tidak mengotori bajumu, malah kau sendiri yang mengotorinya." Dia terlihat semakin emosi.

"Aku tidak peduli omonganmu. Aku hanya memintamu mengganti bajuku!" Laki-laki ini menyebalkan. Sungguh.

"Kau manja sekali. Hanya kotor sajakan? Tidak bisakah kau mencucinya? It's easy." Balasku malas. "Dan bisakah kau tidak berkata kasar? Aku ini perempuan! Oh. Look! Pergelanganku memerah karenamu, bodoh!" Aku meringis kesakitan.

Dia hanya terdiam mendengar ucapanku, kemudian menoleh kearah pergelanganku. Ia terlihat seperti kaget? Mungkin kaget melihat pergelanganku memerah dibuatnya? Yang benar saja!

"Mengapa diam? Where's your words? Kaget melihat tanganku memerah dibuatmu? Aku hanya tidak sengaja menabrakmu dan kemudian ini balasanmu padaku? You know, perempuan tidak suka dikasari." Ia semakin terdiam. Mungkin merasa bersalah?

"I'm sorry. I didn't mean it." Ucapnya. Aku mendengarnya namun kepalaku terasa pusing kembali. Mataku berair. Ini sungguh menyiksa. Aku tidak tahan lagi. Aku harus pulang. "It's okay. Then, i'm leaving. Thanks." Akupun berjalan menuju pintu.

"Mauku antar pulang?" Ucapnya. Aku yang kesakitan hanya pergi berjalan terus dan meninggalkannya. Untungnya dia tidak mengejarku.

Aku kembali melanjutkan pergi ke supermarket yang tadi terhentikan. Aku melihat kearah jam tanganku, ternyata 3 jam waktuku terbuang habis. Seharusnya aku sekarang sudah berada di flat dan berselimut ria.

Ternyata aku membeli banyak barang hari ini. 4 kantong plastik! Yang benar saja.

Saat aku hendak keluar tiba-tiba seseorang menabrakku. Aku mendengus kesal sambil memungut belanjaanku. Ini hari sialku. Percayalah.

"Oh. I'm sorry." Seorang laki-laki ternyata, aku belum sempat melihat wajahnya. Diapun membantuku mengambil belanjaan yang terjatuh. Saat aku menoleh padanya akupun terdiam. Laki-laki berwajah ketimuran. "Are you okay?" Lanjutnya sambil menyadarkanku. "Yeah, i'm okay. Thanks" Diapun tersenyum padaku, sungguh manis. Akupun tersenyum balik.

Kemudian aku berjalan keluar dan menuju ke flatku. Siapa lelaki itu ya? Wajahnya familiar. Lagi.

Sesampainya di flat aku menaruh belanjaan, kemudian meminum obat, dan berakhir dikasur yang lumayan empuk ini untuk berselimut ria.

Kemudian akupun tertidur.

****

Chapter1 ini absurd abis. Gak tau lagi idenya gimana hfft. Masih bingung mau Ave semua yang POV atau ada Harrynya juga...

Dan chapter ini pendek. Maaf maaf:3

Wdyt? Gimme ur vommnets! xx

LightweightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang