n) Always

795 27 8
                                    

---

Aku terbangun. Aku bisa merasakan kalau mataku merah dan berair, tubuhku lemas, mimpi itu terasa nyata. Sampai sekarang saja, aku masih bisa merasakan perihnya kehilangan Stephen. Buru-buru aku mengambil handphone yang tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurku.

14 messages received tertera dilayar. Degup jantungku mulai berdegup kencang, Tuhan, jangan sampai yang ku khawatirkan terjadi. Dengan gugup, aku membuka satu persatu,

From: Stephen (Phone)

There are three words, that I've been dying to say to you

From: Stephen (Phone)

Burns in my heart, like a fire that ain't goin' out

From: Stephen (Phone)

There are three words, and I want you to know they are true..

From: Stephen (Phone)

I need to let you know

From: Stephen (Phone)

I wanna say I love you, I wanna hold you tight

From: Stephen (Phone)

I want your arms around me and I, want your lips on mine

From: Stephen (Phone)

I wanna say I love you, but, babe I'm terrified

From: Stephen (Phone)

My hands are shaking, my heart is racing

From: Stephen (Phone)

Cause it's something I can't hide, it's something I can't deny

From: Stephen (Phone)

So here I go...

From: Stephen (Phone)

Lucy I love you :) Happy first month, Baby <3

From: Stephen (Phone)

We may be far away from each other for now, but you have my heart and my love.

From: Stephen (Phone)

And I know that I have yours, too. 1 month and still counting :)

From: Stephen (Phone)

Im going to go to Jakarta tomorrow ;) See you soon at 3pm, Sweetheart x

Aku merasa seperti kehilangan pasokan oksigenku. Aku menarik napas pelan, menahannya sebentar, lalu ku hembuskan perlahan. Mimpi adalah bunga tidur, Lucy, batinku. Oh, sudahlah. Stephen sudah semanis ini, how can I ignore it? Setelah berpikir keras, aku mengetik balasan dengan cepat,

Je vous aime, Steph

Hanya bunga tidur, ulangku lagi.

---

"Lucy, Kendra udah didepan" seru mama dari bawah yang membuatku segera keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan cepat.

"Gak makan?" tanya mama saat aku berlari kecil menghampirinya, aku menggeleng sekilas memberi jawaban. Ku teguk habis susu putih yang sudah disediakan mama, setelah itu, aku mengecup pipi kanan dan kirinya seraya berteriak,

"Pergi ya, Ma"

"Hati-hati, ya!" seru mama yang ku dengar saat aku berjalan cepat ke arah Kendra yang sedang asik mengobrol dengan Pak Tarno, satpam rumahku.

Long Distance LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang