Mereka sampai di ruangan tempat Andra dirawat. Andra adalah orang yang bisa dikatakan paling pintar di Electric. Jika Bintang adalah yang paling malas dan yang paling tidak menyukai pelajaran, sangat berlawanan dengan Andra. Andra sering membawa buku hanya untuk di baca di tongkrongan mereka.
Ferro membuka pintu, Andra sedang menonton TV sambil tiduran di atas brankarnya. "kalian gapapa?" tanya Andra khawatir pada sahabat sahabatnya. Andra sangat percaya jika sahabatnya mampu mengalahkan Rakenzu, tetapi Andra juga tau kalau Rakenzu akan bermain curang dengan cara membawa orang tambahan hanya untuk mengalahkan Electric.
"kita gapapa, Verrel hampir kepentok balok. Untung ada Ferro yang datang bantuin kita kita" jawab Bintang
"mereka curang lagi?" Andra mematikan TV yang berada di ruangannya agar mereka bisa mengobrol dengan tenang.
"iya lo pasti tau lah, gak Rakezu namanya kalau gak curang. Mereka sampai ada yang bawak balok besar tadi. Itu namanya kan curang" jelas Verrel.
"gue sama sekali gak tau kalau mereka bakal nyerang gue di tongkrongan. Gue udah gak sadar, mereka nyerang gue tanpa ampun" Andra melihat sekujur tubuhnya yang memar dan beberapa sudah di perban.
"gue ingetin ke kalian semua, ini terakhir kalinya lo pada sembunyiin masalah dari gue. Cara kalian Itu bahaya banget" ucap Ferro sambil memberi tatapan tajam pada Ferro.
"kamu khawatir sama aku?" tanya Andra dengan mesra dan dengan bibir yang melengkung ke bawah.
"gue serius anjir" jawab Ferro geli melihat tingkah dan cara berbicara Andra yang di buat buat. Mereka semua tertawa.
Andra cukup kuat untuk tidak meninggal, jika di serang oleh banyak orang seperti tadi. Tubuh Andra memang cukup besar dan kekar sehingga Andra mampu bertahan meski sudah dipukuli oleh banyak orang.
"gue mau minta maaf ke Alexa malam ini, jadi gue mau ke pasar malam bareng dia" semua berhenti tertawa karena kata kata Ferro.
"emang lo salah apa? Ketahuan coli?" tanya Verrel menebak apa kesalahan yang sudah dilakukan oleh Ferro.
"ya kagak la, kemaren gue ngerokok. Gue gak nyangka penciuman Alexa masih tajam. Jadi gue gak terlalu hati hati kemaren" jelas Ferro
"kenapa lo ngerokok? Ada masalah?" tanya Varo
"kemaren gue di suruh lanjutin sekolah di luar negeri sama bokap gue. Ya gue kalap aja, sempat mau gue jotos tuh orang. Tapi gue mikirin Mama" jawab Ferro
"menurut gue lo bisa ngelawan atau hanya sekedar marah ke mereka Fer, tapi tetep aja lo gak boleh nonjok bokap lo sendiri. Meskipun mereka jahat, lo makan juga masih dari hasil keringat mereka" ucap Verrel untuk menenangkan Ferro agar tidak memiliki dendam kepada kedua orang tuanya.
Ferro tersenyum sinis "orang tua seharusnya lebih mementingkan kasih sayang dari pada materi" jawab Ferro dingin.
Mereka semua diam. Mereka sangat tau pahitnya hidup Ferro. Mereka tau permasalahan Ferro dengan kedua orang tuanya, sehingga mereka tidak pernah berani untuk melarang Ferro melakukan apapun. Mereka hanya akan memberikan Ferro saran saran yang baik untuk dilakukannya.
Pintu terbuka, Mama dan Papa Andra masuk dengan wajah yang sangat khawatir.
"kamu gapapa sayang? Tadi mama dapet telepon dari Ferro. Kamu kenapa bisa sampai bonyok gini?" tanya Mama Andra bertubi tubi.
Papa Andra berdiri tepat di sebelah Mama Andra.
Andra tersenyum untuk meyakinkan Mamanya bahwa Andra baik baik saja "tadi ada masalah sama temen Ma. Andra gapapa ko" jawab andra
"kamu bikin Papa khawatir, Mama langsung telpon Papa supaya kesini buat liat kamu tadi" Papa Andra
Tanpa disadari, Ferro melihat Andra dengan kedua orang tuanya dengan hati yang nanar. Jika Ferro yang ada di posisi Andra, kedua orang tuanya pasti hanya memberi perintah pada anak buahnya untuk mengurus segala perobatan yang Ferro perlukan.
Ferro tetap memandang dingin, meskipun hatinya sedang sakit dan iri melihat pemandangan yang sangat diinginkan nya terjadi di depannya saat ini juga. Ferro sangat pandai menyembunyikan rasa sakit yang ada di hatinya.
"tante kalau mau pulang buat istirahat boleh kok, kita bakal nginap juga buat jagain Andra" kata Bintang kepada Mama Andra.
"sekarang kalian aja yang pulang, kalian istirahat dulu. Nanti kalau kalian mau nginap datang aja. Jadi sekarang tante yang bakal nemenin Andra, nanti malam kalian bisa gantian sama tante" Mama Andra melihat teman teman anaknya masih memakai seragam mereka, sehingga Mama Andra mengatakan pada mereka untuk beristirahat sebentar.
"yaudah tante, kita pamit dulu ya. Nanti malam kita bakal datang buat gantian nemenin Andra" pamit Verrel
Mereka meninggalkam ruangan tempat Andra dirawat. Stelah sebelumnya mencium tangan Mama Andra.
"gue langsung cabut ya, gue mau siap siap buat ntar malam. Lo langsung ke RS aja, ntar gue nyusul. Gue juga bakalan nginap kok" ucap Ferro lalu memisahkan diri dari ketiga sahabatnya.
Ketiga sahabatnya mengangguk dan mengambil jalan yang berbeda denga Ferro. Saat mengejar geng Rakenzu, Verrel, Varo dan Bintang menaiki mobil Verrel dan memarkirkannya di parkiran supermarket yang berada dekat dengan tongkrongan Rakenzu. Sehingga sekarang mereka akan pergi mengambil mobil Verrel.
"kamu jadi kan jemput aku?" Ferro tersenyum membaca pesan dari Alexa. Seharusnya dirinyalah yang heboh untuk malam ini karena ini adalah penebusan kesalahan Ferro. Tetapi Alexa lah yang sangat bersemangat.
"aku di depan rumah, bawel" balas Ferro singkat.
Di seberang sana, yaitu dalam rumah, Alexa hanya cemberut. Kenapa Ferro tidak memberitau jika sudah berada di depan rumahnya.
Setelah pamit kepada Mita, Alexa langsung keluar dari rumahnya untuk menemui Ferro. Alexa berjalan sambil bersenandung, sepertinya menyanyikan sesutau tetapi dengan suara yang pelan.
Ferro hanya tersenyum melihat tingkah Alexa yang sangat manis.
Ferro sedang menunggu Alexa. Berdiri sambil bersandar pada mobilnya. Ferro menggunakan kaos yang ditutupi oleh jaket tebalnya.
Alexa meneliti wajah Ferro "muka kamu kenapa? Kamu berantem? Kok sampe biru gitu sih?" tanya Alexa bertubi tubi.
Ferro hanya tersenyum sambil memasukkan tangannya kedalam kantong celana jeans yang digunakan nya. "kamu cantik banget malam ini" jawab Ferro, melenceng dari apa yang ditanyakkan Alexa
"aku bilang apa, kamu jawab apa" Alexa memanyunkan bibirnya.
"tadi ada masalah sama Rakenzu, udah kelar kok" jawab Ferro
"kok bisa?" tanya Alexa cepat.
"panjang ceritanya Sayang, langsung berangkat aja deh. Aku juga mau kerumah sakit, Andra di rawat"
"Andra sampai di rawat? Emang parah banget ya? Itu luka kamu udah di obatin belum?" tanya Alexa menahan tangan Ferro yang akan berjalan measuki mobil
"udah di obatin" jawab Ferro singkat.
Akhrinya Alexa memasuki mobil dan mereka langsung pergi ke pasar malam yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Alexa. Hanya memakan waktu 15 menit.
Mereka sampai di pasar malam tepat pukul 07:30. Saat Ferro sedang menacari tempat untuk memarkirkan mobilnya, Alexa sudah dengan semangat memandang kearah luar menuju kaca mobil Ferro. Alexa tidak sabar untuk keluar dari mobil.
Setelah selesai memarkirkan mobil, Ferro dan Alexa berjalan memasuki pasar malam. Alexa meminta Ferro untuk membelikkannya kembang gula yang berwarna merah muda. Ferro langsung membelikkannya karena Alexa menarik narik jaket yang dikenakan Ferro.
"naik biang lala yuk Fer" ajak Alexa memegang lengan Ferro dan menariknya ke arah tempat penjual tiket biang lala.
Ferro hanya mengangguk dan mengikuti langkah Alexa.
"kalau kamu kecapean aku gak mau gendong kamu ya" ucap Ferro pada Alexa.
"aku kuat kok, kan aku sehat. Aku gak bakal kecapean juga" ucap Alexa membela dirinya sendiri. Ferro hanya mengangguk patuh
Ferro membeli dua tiket untuk mereka berdua dan membayarnya, mereka sedang mengantri untuk memasuki biang lala.
Mereka menaikitangga, tangga tersebut sangat pendek dan hanya memiliki 6 anak tangga. Pada tangga yang ke 4, Alexa berjalan biasa saja. Tiba saat ingin menaiki tangga yang ke 5, Alexa kehilangan keseimbangan tubuhnya. Alexa hampir saja terjatuh jika Ferro tidak menangkap tubuh mungil Alexa.
"kamu sabar dong, kita bakalan naik kok" ucap Ferro masih memegang pinggang Alexa.
"Hehe tadi keseleo Fer"
Ferro tidak melepaskan tangannya dari pinggang Alexa, karena Alexa tidak bisa diam sama sekali.
"lepas dong Fer, aku jadi susah gerak" ucap Alexa pada Ferro.
"naik aja dulu, baru aku lepas. Ntar kamu jatoh lagi" ucap Ferro singkat.
Alexa mengalah dan membiarkan tangan Ferro tetap berada di pinggangnya. Alexa tidak akan berani melawan Ferro.
Mereka akhirnya menaiki biang lala. Wajah Alexa sangat berseri-seri sambil menaiki biang lala tersebut. Ferro hanya tersenyum melihat semangat Alexa yang sangat menggebu gebu.
Setelah hampir satu jam bermain di pasar malam, mereka memutuskan untuk makan malam.
"makan di MCD aja Ferr" ucap Alexa ssat mereka sedang berada di dalam mobil menuju ke tempat mereka akan makan.
"aku mau kesana kalau kamu gak pesen soda" jawab Ferro singkat
"iya, gak bakal pesen soda"
Ferro mengangguk dan membelokkan mobilnya menuju rumah makan cepat saji tersebut.