END GAME? (마지막 게임?)

357 53 4
                                    


Nowplaying : Taylor Swift ft Ed Sheeran, Future – End Game


Sekali lagi Jseph menoleh dan masih mendapati Sowon yang tersenyum sendiri, tanpa alasan. Tidak. Bukan tanpa alasan. Hanya satu orang yang bisa membuat gadis itu bersikap demikian.

"Kau benar-benar membuatku takut sekarang."

Ucapan itu sontak membuat Sowon menoleh, matanya mengerjap sambil mengedikkan kepala.

"Kau bilang apa tadi?"

Jseph mendengus namun justru bibirnya tertarik sedikit. "Kubilang, kau membuatku takut sekarang."

"Kau? Takut padaku? Waeyo?"

"Demi Tuhan, masihkah kau juga tidak tahu?" Jseph gemas nyaris memukul kemudi yang sedang ia pegang. "Senyum idiotmu itu membuatku takut. Aku tidak perlu repot-repot menebak siapa yang membuatmu begitu karena hanya ada satu orang yang sanggup membuat akal sehatmu dipertanyakan."

Bukannya mengelak atau setidaknya mengutuk Jseph dengan sumpah serapah khasnya, Sowon justru mengerutkan kening sejenak kemudian buru-buru mengalihkan pandangan ke luar jendela. Satu tingkah yang bisa ditangkap sang gadis seakan membenarkan ucapan sahabatnya itu.

"Jadi sudah kembali berbaikkan? Apa ini tandanya kalian kembali?"

Sowon mengangkat bahu. "Mollaseo, setidaknya semua benang kusut ini mulai perlahan terurai."

"Benang kusut yang kalian buat sendiri. Tentu saja harus kalian sendiri yang menguraikannya, right?"

"Humm..." Sowon menganggukkan kepala seiring senyum yang kembali menghiasi bibirnya, pikirannya melayang jauh beberapa menit sebelum Jseph menyeretnya masuk ke dalam mobil karena lelaki itu tiba-tiba ada janji mendadak dengan Somin yang notabene teman Sowon juga sekaligus kekasih Jseph.

"Lalu? Bagaimana dengan laki-laki yang... siapa namanya tadi? Johnny?"

Sowon diam. Jika hubungannya dengan Wonwoo sudah memasuki tahap membaik, bagaimana Johnny sendiri? Ditambah lagi sang kakak yang kelihatannya terburu-buru ingin bertemu Johnny pada status dirinya dengan lelaki itu hanya teman.

Dengan cepat Sowon merogoh tasnya dan mengeluarkan ponsel yang menampilkan beberapa kali panggilan tidak terjawab. Nama Youngsun Eonnie terpampang jelas di layar.

"Sial!"


****


Pintu bercat coklat itu terbuka dan kembali menutup, sosok tinggi berwajah tegas itu kini disibukkan melepas sepatunya. Digantungnya topi dan jaket hitam yang sempat ia pakai di samping rak sepatu lantas berjalan menuju dapur. Tenggorokkannya butuh sesuatu yang menyegarkan dari dalam lemari pendingin.

"Jadi...." Wonwoo tersentak begitu tiba di dapur, sang kakak duduk di kursi meja makan sambil menopang dagunya. Tak lupa senyum menghiasi bibir Seulgi, entah apa yang gadis itu pikirkan.

"Sudah berbaikan?"

Wonwoo tidak langsung menjawab karena kini fokusnya teralihkan pada sosok lain yang baru keluar dari toilet. Ternyata Seulgi datang bersama Jimin.

"Sedang apa kalian di sini?"

"Begitukah caramu menyambut Noona dan kakak iparmu?" Jimin balas bertanya santai sambil berjalan kembali menuju meja makan.

"Tidak harus selalu ada sambutan lagipula kalian berdua masuk tanpa izin."

"Password apartemenmu terlalu mudah ditebak." Kali ini Seulgi yang bersuara. "Aku senang karena masih ada ikatan batin kuat diantara kalian."

고맙다 (Thanks) - (Sowon - Wonwoo) 2.0 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang