Apa kabar sang surya, lama sekali tak ku lihat mu, terakhir ku melihatmu saat ku merasa gaduh di dalam diri, sekarang gaduh itu telah pergi entah kemana , syukurlah bisa melihatmu kembali. Tapi sekarang terasa berbeda saat ku keluar dari persembunyian ini.terlalu banyak orang yang tidak peduli. Mungkin kalau aku bisa ibaratkan dunia ini serasa seperti sandal jepit, orang tidak peduli sandalnya seperti apa selagi masih bisa dipakai tidak ada yang harus dipedulikan,kalau saja rusak tiba tiba peduli untuk membenahi. Kenapa harus sandal jepit??? kenapa tidak seperti smartphone saja yang selalu dipedulikan,selalu dibawa,dan di lindungi seperti teman sendiri???. Tanya sendiri saja ke dunia mau tidak seperti smartphone. Mungkin dunia akan menjawab 'anjing saja tunduk padaku tanpa smartphone'.... semakin gaduh saja dunia rasanya. Haruskah umat sedunia melaksanakan nyepi untuk sekedar mengintropeksi pada dirinya sendiri. Mungkin ini adalah bagian dari rencana tuhan untuk manusia agar bisa diberi pelajaran untuk bersabar dan lebih menghargai apa yang sudah diberikan.
Hari ini kumulai cerita dari ayah. Mungkin ayahku adalah ayah yang paling tidak beruntung di dunia ini. karena kedua anak laki laki yang seharusnya bisa membantu pekerjaannya tetapi anaknya seperi tidak memperdulikannya. Kakak ku sekarang berada jauh dari rumah dan kadang sesekali pulang. Ayah mungkin sedang rindu padanya tapi dipendam sendiri dan memilih untuk tidak mengungkapkan kerinduannya. Sebenarnya ayah sangat sakit hati sekali karena sikap kakak yang begitu idealis. di keluarkan dari kampus adalah penyebab ayah sakit hati. Aku mendengar cerita itu sewaktu ayah menasehatiku di dalam mobil. Mobil adalah salah satu alat untuknya agar bisa bercerita kepada anaknya karena di rumah sudah sibuk dengan dunianya sendiri. Namun disisi ayah yang sakit hati terhadap kakak ia masih menyimpan rasa cinta didalam hatinya. KALAU SAJA KAKAKMU MAU MEMINTA MAAF KE AYAH PASTI AYAH MAAFKAN WALAUPUN SEBELUM DIA MEMINTA MAAF SUDAH AYAH MAAFKAN" itu kata ayah waktu itu. Sebenarnya dibenakku merasa sedih dan ingin sekali membantu tapi sangat sulit bagiku untuk merubah sikap yang seperti itu. banyak yang telah ayah korbankan demi anaknya, tetapi tak satupun dihargai. Mungkin suatu saat akan ku buat dirinya bangga padaku walau tidak dalam waktu yang singkat. Proses yang ku alami sekarang sangatlah berat. Belum lagi masalah pada sekolahku yang hampir mirip dengan kakak. Disekolah tidak ada yang menghargaiku selayaknya murid biasa. Aku diperlakukan seperti anak berkebutuhan khusus. Sebenarnya aku bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh murid biasa. Namun keterima sajalah apa yang terjadi sekarang ,toh mungkin nanti akan kubuktikan siapa sebenarnya diriku. Ayah ayah suatu saat akan kubuatkan film layar lebar untuk kisah ayah, itulah mimpiku suatu saat agar bisa membanggakan ayah. Tidak ku umbar janji ini kesiapapun ayahku juga tidak tahu apa yang saat ini sedang aku janjikan.
Setahun lagi sekolahku akan tamat sudah ku perhitungkan kemana aku akan berlabuh untuk menjadi mahasiswa. Ayah hanya mendukung kemanapun aku pergi untuk belajar lagi. Berapapun uang akan disiapkannya. Sebetulnya aku bisa menghidupi diriku sendiri. masih ada beasiswa diluar sana. Disituasi yang membuat semua menjadi emosi ayah sanggup mengendalikan itu. Sebenarnya ayah adalah orang paling emosi paling tidak mau salah dan selalu ngomel ngomel tanpa inisiatif siapapun. Mungkin ini yang diujikan ke ayah dengan situasi yang membuat aset ayah hilang satu persatu. Sabar sabar... akupun bingung ayah jadi seperti ini. tapi semua ini harus disyukuri. walaupun sedang diatas dan dibawah kita harus ingat pada tuhan. Seperti bumi ini yang tidak dihargai manusia ayah tetap sabar menghadapi anak anaknya.
YOU ARE READING
Dunia bertemu
Non-Fictionmenghargai sesuatu itu penting jangan merendahkan dan tetap rendah hati. mungkin ini yang bisa mendeskripsikan cerita ini . keresahan tetaplah menjadi keresahan tetapi apapapun itu tetap bersyukur