"Aku merindukanmu, sayang!" Lontar Sehun tiba-tiba, memeluk Yoojung dari belakang ketika gadis itu tengah menyikat giginya di kamar mandi. Terkutuklah si Sehun sialan yang menyembunyikan kunci kamarnya. Meskipun mereka tidur terpisah setiap malam, tetap saja lelaki ini selalu masuk ke dalam kamarnya seenaknya.
"Hei, lepaskan aku. Kau lupa kontrak kita?!" Sentak Yoojung dengan sikat gigi yang masih ia gigit. Tangannya berusaha melepaskan lingkaran tangan Sehun di perutnya. "Aku bisa menceraikanmu kapan saja, kau tahu?!"
"Kau yakin mau menceraikanku dalam keadaan hamil?"
Yoojung mendengus, "kau mengancamku?"
Namun Sehun malah terkikik, "kau yang mengancamku duluan akan menceraikanku!"
Merotasikan bola matanya kesal, Yoojung berkumur membersihkan mulutnya, masih membiarkan Sehun memeluknya. Kemudian ia segera memutar badannya dan memukul kepala lelaki itu dengan sikat giginya. Sehun memang mengaduh namun tidak sedikitpun melepaskan pelukannya.
"Kenapa kau galak sekali, sih? Kasihan baby kita nanti jika tertular galak sepertimu!"
"Kau pikir siapa penyebabnya, huh? Aku tak masalah nanti anakku galak sepertiku. Itu akan bagus, jadi kami bisa membantaimu bersama-sama."
Sehun sedikit bergidik mendengar lontaran Yoojung. Sepertinya gadis ini memiliki sisi psikopat dalam dirinya. "Kau mengerikan." Ucap Sehun, kemudian melanjutkan sembari mencondongkan wajahnya lebih dekat, "tapi aku suka."
Mendengus tak percaya, Yoojung meletakkan sikat giginya dan kembali menghadap Sehun sembari meletakkan kedua tangannya di dada Sehun, mencegah lelaki itu mencondongkan tubuhnya lebih dekat kepadanya.
"Lepas! Kau melanggar kontrak kita!"
"Kontrak dibuat untuk dilanggar, sayang."
Yoojung ingin menyumpah serapahi lelaki ini, namun ia tidak bisa karena ia pikir tidak baik jika ia berkata kotor di masa kehamilannya. Bayinya tidak boleh mendengarnya kendati masih di dalam kandungan.
"Aku akan melepaskanmu tapi cium aku dulu."
"Hheol! Kau berusaha tawar-menawar kepadaku? Tidak terima kasih. Aku tahu kau selalu menciumku diam-diam setiap malam."
Sehun membuka matanya lebar. "Kau tahu itu? Dan kau tetap membiarkanku menciummu setiap malam? Wah, apakah.."
"Tidak! Aku tidak akan pernah menyukaimu! Jangan berharap! Aku menebaknya dan ternyata benar, huh?" Yoojung akhirnya menangkap basah pengakuan Sehun. "Dasar mesum!"
Namun Sehun malah terkekeh menyebalkan, "padahal aku belum menyelesaikan kalimatku dan kau langsung menyimpulkan seperti itu. Oh hoh, Oh Yoojung! Kau benar-benar sudah mencintaiku, bukan?"
Yoojung hendak melontarkan seluruh sumpah serapah yang sudah ia tahan sedari tadi, namun Sehun melanjutkan kalimatnya, "tak apa. Kalaupun kau belum mencintaiku, jangan pernah ragu pada perasaanku padamu. Aku benar-benar tulus. Sungguh."
Detik selanjutnya, pipi Yoojung merona merah disertai debaran sialan yang seharusnya tidak boleh ia rasakan.
Sial.
TBC.
So, ini pendek sekali aku tahu.. tapi ini buat ngobati rindu kalian pada bapak Oh Sehun yang tidak muncul di chapter sebelumnya...
KAMU SEDANG MEMBACA
NO CHOICE | OSH
FanfictionHanya lelaki sinting yang berani mendekati seorang gadis untuk mengucapkan sebuah omong kosong dan mengharapkan sebuah pukulan kematian atas mulut kotornya itu. "Hamil lah anakku!" Sehun menatap dengan penuh harap, namun agaknya otak jeniusnya tidak...