Chapter 53

484 36 6
                                    

Festival pedang roh, Exvainguard. Festival tersebut sudah menjadi ciri khas di kerajaan Barkasia. Festival yang diadakan 13 tahun sekali ini jelas banyak mengundang para pengelana dari berbagai tempat untuk datang dan mencoba kemampuannya serta keberuntungan miliknya.

Festival yang diselenggarakan selama 3 hari 2 malam ini sudah sangat menjadi ikonik bagi Barkasia. Seolah – olah tidak lengkap jika hanya membahas tentang pasukan kerajaan yang unik saja.

Dalam kesaksian para peserta yang ikut andil dalam festival ini, masing – masing dari mereka mengaku memegang pedang tersebut dengan bentuk yang berbeda – beda. Ada yang mengaku itu pedang besar, sabit besar, pisau kecil dan lain sebagainya. Bahkan sebagian peserta mengalami penyakit mental seperti kejang – kejang, gila, pingsan dan lain sebagainya.

Mengapa seperti itu?

Dari awal. Itu bukanlah pedang biasa. Exvainguard merupakan senjata tembus pandang, tidak berbentuk dan tidak menyerupai sesuatu. Itu hanya senjata yang tertancap dengan gas mirip uapan asap menyelimuti senjata tersebut.

Para peneliti kesihirian yang sengaja datang untuk meneliti pedang tersebut mengambil pendapat bahwa penyakit mental seperti itu disebabkan oleh uapan sihir yang berasal dari pedang tersebut. Uapan sihir itu mengandung elemen yang menganggu tekanan Ether-magic dalam tubuh sehingga mengganggu sirkuit sihir di dalam tubuh. Hal itu jelas terdengar cukup berbahaya bagi Adventurer tingkat menengah.

Para peneliti kesihirian mengeluarkan perintah agar hanya Adventurer tingkat Hunter ke atas saja yang boleh memegangnya. Itu berarti Adventurer tingkat Clasher dan Hunter tidak diizinkan untuk memegangnya. Perintah ini akan dijelaskan dengan keras saat festival dimulai.

Tidak ada yang tahu pasti bentuk asli senjata ini. Bahkan catatan kuno saja, tidak jelas dalam meyampaikan informasi mengenai bentuk senjata tersebut.

"Senjata yang bisa menusuk bulan, membelah samudra dan, membuat para monster gentar serta bercahaya dengan berbagai bentuk"

Ada apa dengan pedang ini? Berbagai bentuk? Bukankah itu 'pedang' atau senjata lainnya?

Itu merupakan misteri dunia yang belum terpecahkan hingga kini.

****

Keesokan harinya.

Disinari oleh cahaya matahari nan lembut, meneriakkan pesona semangat bagi siapa saja yang merasakannya. Aku membuka mataku sembari berkeluh kesah ingin melanjutkan tidurku yang nyaman ini.

Bagaimana tidak, selama sebulan lebih kami menempuh perjalanan itu. Tidak tahu istirahat, makan tergantung kondisi, dan kekurangan keperluan lainnya. Jika beruntung, kami akan menemukan desa dan meminta izin agar meminjamkan kandang ternak mereka untuk kami gunakan sebagai ruangan tidur. Begitu juga sebaliknya, jika tidak beruntung maka kami diharuskan membantai Undead satu per satu demi bertahan hidup.

Saat waktunya menikmati tidur yang sangat nyaman. Dalam geloraku, aku mendengar suara teguran yang sangat lembut. Suara itu mengingatkanku pada ibuku, dimana ia selalu memanggil namaku untuk bergegas melakukan aktifitas pagi.

Aku menghiraukannya, namun suara itu terus mengganggu diriku yang sedang terkena efek magnetik antara badan dengan kasur kapas.

"Riku... bangun..."

Suara itu terus memanggilku berkali – kali. Namun kali ini sangat jelas terdengar, jika sudah seperti ini. Ini jelas bukanlah ibu, melainkan seorang gadis yang kuanggap sebagai adik serta gadis cantik nan mempesona bagiku.

Ahh... sudah saatnya. Mungkin aku harus bangun, paksakan dirimu jangan malas malasan Riku.

Dalam rasa kantuk itu, aku berusaha memotivasi diri agar terbangun dari tidur dan mampu melawan efek magnetik itu.

Re : AdventureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang