Bicara rindu
Puan malu-malu...
Tangan mungilnya
Menengadah, mengadu
Bicara rindu
Puan terisak sendu
Masihkah Tuan memakai kaos biru
Tuang juga menunggu
Jemu tangis tak ditepis
Puan larut kalut tak surut
Mengapa waktu kian tega
Menelan jarak terlalu dalam
Menusuk palung dada kanan, menyakitkan puan
Entahkah Tuan jua mengadu
Entahkan Tuan masih dalam ragu
Sampai hati seperti ennggan lagi bertemu
Tuan dan Puan masih dalam genggam diam
Yang saling mendendam riwayat lalu
Perihal gelas dan kertas yang kini tabu untuk disentuh
Tuan jangan lah pulang ke rumah
Biar Puan mati dalam tanyanya, tanpa perlu tahu Tuan telah lama berlalu pada gadis berkerudung biru...
Bicara rindu
Sampai usia membuka pembatasnya...
Puanku takkan luntur layu, takkan lelah menunggu
My.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku spasi Kamu
PoetryKarena tulisanmu terlalu berharga untuk disimpan di dalam catatan kecilmu. - All poet in the book made by Maya Noviasari