That kiss

19 1 0
                                    

Aku harus berkonsentrasi penuh mengerjakan laporan mengenai kasus pembakaran buku sihir yang menumpuk di mejaku daripada mendengarkan suara dari ruangan sebelah. "Ya Tuhan, bibir Greg lembut seperti marshmellow. Aku berharap dia akan menciumku lagi hari ini. Aku bahkan sudah membeli Victoria Secret keluaran terbaru untuk nanti malam..." Demi Merlin, apakah para wanita-wanita ini tidak ada bahan lain untuk dibicarakan? Mereka kedengaran sangat murahan ditelingaku. Dan itu sama sekali tidak membantuku dalam mengerjakan laporan sialan ini. Kemanakah partner sialanku itu? Apakah dia sedang make out lagi di ruangannya? Astaga, Gregory...

"Greg selalu terlihat sexy. Tapi kenapa dia dapat partner si Adrea? Eh kabarnya Adrea....." aku menghela nafas mendengarkan gosip para wanita-wanita murahan di ruangan sebelah. Salah satu kelebihan shapeshifter yang paling aku sesalkan adalah pendengaran yang baik. Dan saat ini hal tersebut sangat menggangguku. Yang paling aku inginkan adalah mereka berhenti bergosip dan mengerjakan laporan mereka masing-masing. Laporan ini sudah berhasil menahanku dari kencan malam mingguku bersama Dimitri.

"Hi Gregy... Looking for me?" lalu terdengar suara kecupan diiringi desahan manja dari ruangan sebelah. Tak lama pintu ruanganku terbuka dan muncullah Gregory William Wall yang menjadi fantasi seluruh wanita di kantorku. Well, kecuali aku tentunya, karena aku berniat membunuhnya dengan kejam. Greg adalah partner yang tidak bertanggung jawab. Sejak sebulan yang lalu akulah yang selalu mengerjakan laporan pekerjaan kami. Dan si brengsek ini malah sibuk make out dengan pacar-pacarnya. Sedangkan aku? Ah untung saja pacar manusiaku, Dimitri cukup bodoh untuk tidak curiga kenapa aku selalu pulang pagi.

Terdengan bunyi pintu di buka dan tampaklah si lelaki brengsek itu, Greg. Ia menatapku. Well, aku rasa dia sedang menilaiku. Tinggiku 170 cm, dan cukup berotot karena aku maniak olahraga bela diri. Mataku berwarna hijau gelap dengan kacamata petak bergagang hitam yang membuatku terlihat galak. Alisku coklat gelap dengan hidung panjang bengkok seperti paruh gagak dan rambutku berwarna coklat gelap pendek ala pixie. Saat ini aku menggunakan lipstik merah keunguan ala gothic kesukaanku, jeans, converse dan kemeja flanel merah maroon bernoda kopi di bagian dada.

Diantara semua wanita yang ada di kantor ini hanya aku yang tidak tertarik kepada Greg karena aku tau betapa brengseknya dirinya. Dan sepertinya Greg kesal lalu menyebarkan gosip bahwa aku lesbian kepada para lelaki lain di kantor. Dasar lelaki brengsek yang tidak tahu malu.

"What?"

"Drea, my dearest partner... Laporan apa kabar?"

"Eh brengsek, harusnya dengan lo liat mug-mug yang bertebaran di lantai dan meja, lo tau kalau laporan sedang dalam proses. Mata lo dimana ha setan? Katanya mantan detectif, tapi kok goblok. Lo enak-enak make out dan gue ngerjain laporan sendirian."

Si brengsek terdiam, lalu tersenyum sinis.

"Wow, to the point banget ya Dre. Apa jangan-jangan lo iri karna gue punya banyak pacar dan lo terjebak dalam kesendirian"

Aku hampir mendampratnya tetapi untuk saat ini aku rasa lebih baik diam. Aku tak ingin ada yang tau mengenai Dimitri. Nyawa bocah itu akan terancam, apalagi jika berita itu sampai ke telinga Dewan Merlin. Bagi makhluk sihir seperti kami dilarang untuk mengencani manusia. Banyak penyihir yang melanggarnya termasuk aku. Well, teknisnya aku sudah melanggarnya selama 10 tahun.

"Dre, kalau mau make out sama gue bilang aja. Tinggal bilang kok Dre..."

Astaga si brengsek semakin ngelantur. Aku harus mengatur emosiku agar tidak terbawa suasana lalu mengatakan hal yang bodoh. Satu-satunya cara yang aku pikirkan adalah berubah menjadi beruang grizzly lalu mematahkan leher Greg menjadi dua bagian. Tapi setelah itu aku yang akan dihukum mati karena keluarga Greg termasuk keluarga paling berpengaruh di Dewan Merlin.

Tiba-tiba entah mendapatkan keberanian dari mana aku mendekati Greg dan berbisik ke telinganya. "Greg, jangan macam-macam kalau masih mau hidup 200 tahun kedepan". Greg tampak terkejut dan memutar kepalanya ke arahku. Jaraknya begitu dekat denganku sehingga aku dapat melihatnya dengan jelas. Otak ku langsung membunyikan alarm peringatan. Oh tidak, oh tidak si brengsek akan menciumku. Ayo segera menjauh Drea... aku secara reflek langsung mendorongnya, tapi Greg lebih cepat.

Bibirku dan Greg bertemu. Greg mencium bibirku dengan lembut lalu melumatnya. Aku benci mengakui ini tapi Greg adalah seorang pencium yang handal dan aku terlalu kaget untuk menolaknya. Dan hormon-hormon sialan ini mendorongku untuk membalas ciuman si bregsek ini. Ah sial....

Tangan Greg kini berada di pinggangku dan dia berusaha menarikku ke dalam pelukannya. Tanganku tanpa kusadari sudah berada di tengkuknya. Tiba-tiba bayangan Dimitri muncul dan aku tanpa sadar menyerang Greg dengan mengunci lehernya. Greg tampak terkejut tapi juga frustasi.

"Dre, khau bisha uhuk membunuhkhu uhuk..."

Aku segera melepaskan Greg dan duduk di atas mejaku. Muka Greg tampak merah padam entah karena malu atau marah. Aku berusaha mencairkan suasana dengan membuka laciku dan menyerahkan padanya sebagian laporan yang sudah selesai aku kerjakan. "Sisanya menyusul. Paling lama nanti siang udah ada di meja lo. Oke? Gue mau cari makan dulu. Lapar"

"Dre, sisanya gue yang ngerjain" Kampret, sejak kapan Greg mau ngerjain laporan. Aku memutar badan menghadap Greg. Entah kenapa perasaanku mengatakan akan terjadi hal buruk. Dan itu terbukti benar karna Greg melangkah maju ke arahku.

Sialan, ini orang cari mati apa. Aku berusaha mundur agar Greg paham bahwa aku tak mau di dekati. Tapi si brengsek itu semakin maju dan membuatku terjebak diantara dinding dan dirinya. Greg mendekatkan wajahnya ke arahku dan berbisik "Drea dear, aku tau tentang Dimitri"

Aku mendorong Greg sekuat tenaga dan memasang senyum termanisku. "Dimitri siapa Greg? Gue gak kenal sama yang namanya Dimitri. Temen lo?" Greg menatapku sambil tersenyum sinis. Dan saat itu juga aku sadar bahwa kehidupanku sudah dipastikan hancur. Si brengsek sudah memegang kartu as ku. Sialan!

Trapped in YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang