Follow ig akuu : ranikiranaa_
HARGAI KARYAKU YA DENGAN CARA VOTE DAN KOMEN😊Gara gara hujan hujanan saat dihukum hari selasa kemarin, sudah tiga hari ini (nama kamu) merasa pusing dan nyutnyutan di kepalanya, juga hidungnya yang memerah karena terus terusan bersin.
Meskipun sedang sakit begini, rupanya ia tetap saja pergi ke sekolah. Karena apa lagi kalau bukan karena mamanya yang terus menerus menyuruhnya untuk berangkat ke sekolah. Sungguh membuat (nama kamu) kesal. Tidak ada dalam kamusnya kalau ia harus pergi ke sekolah, sementara dirinya dalam keadaan tidak baik baik saja.
Selama jam pelajaran pun, (nama kamu) hanya diam sambil menidurkan kepalanya di atas meja. Masa bodo dengan guru yang sedang mengajar di depan sana. Kepalanya terasa nyutnyutan , apalagi kalau temen temen kelasnya gaduh ga karuan.
"(Nam) kantin yuu," ajak Cika , namun (nama kamu) segera menolaknya. Ia hanya ingin tidur , supaya pusing di kepalanya tidak dapat ia rasakan.
"Ayoo," ajak Cika lagi. Ia menarik paksa tangan (nama kamu), hingga dengan terpaksa (nama kamu) harus terbangun dan merubah posisinya menjadi duduk tegak.
"Gue pusing Cikaa," balas (nama kamu).
"Lo belum makan, kita ke kantin dulu. Abis itu ambil obat ke UKS." Ucap Cika .
"Aduh gue nitip aja deh," keluh (nama kamu), ia menopang kepalanya dengan kedua tangannya.
"Ayo ah, manja lo." Ucap Cindy , menarik paksa lengan (nama kamu) . Hingga gadis itu terbangun dari duduknya dan kini ditarik paksa keluar kelas oleh Cindy.
"Bentar bentar, " (nama kamu) menghentikan langkahnya. Ia merasa kepalanya sangat nyutnyutan dan jalan pun sempoyongan. Pandangannya sedikit tidak jelas.
Ia terdiam sebentar. Sampai keadaannya kembali seperti semula, walaupun pusing di kepala nya masih saja terasa.
"Lo baik baik aja kan?" Tanya Cika .
"Ck. So peduli . Nyatanya nyusahin gue . Tau lagi sakit di paksa ke kantin." Balas (nama kamu) ketus. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Cika dan juga Cindy.
"Ya kan biar lo makan (nama kamu) . Kalo ga makan yang ada ntar lo nambah sakit." Ucap Cindy . Namun (nama kamu) terus saja berjalan, tanpa mempedulikan celotehan Cindy.
"Coba lo bayangin. Udah pusing, belum makan . Ntar gimana kalo-
"(Nam) sini sini." Cika sedikit berlari kemudian menarik tangan (nama kamu) hingga (nama kamu) kini berhadapan dengannya.
"Apasih Cik?" Tanya (nama kamu) heran .
"Ke kelas dulu yu , hp gue ketinggalan." Ajak Cika. Ketinggalan? Terus itu yang dipegang sama Cika apaan? Tempe?
"Itu hp lo kan dipegang." Balas (nama kamu), sambil melihat kearah handphone Cika yang dipegang oleh dirinya sendiri.
"Hah? Ini,
(Nama kamu) mengerutkan keningnya heran. Cika kenapa sih? Ko aneh banget? Tadi maksa banget ngajak (nama kamu) buat ke kantin, sekarang ko ngajak ke kelas?
"Katanya lo lagi sakit. Lo ke kelas aja kalo engga ke uks. Ntar gue beliin nasi." Ucap Cika .
"Gamau ah, gue pengen batagor." Balas (nama kamu) . Ia hendak berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju kantin. Namun dengan cepat Cika menahannya.
"Iya ntar gue beliin batagor, gratis deh. Asal lo ke kelas aja." Balas Cika. (Nama kamu) merasa ada sesuatu yang tidak beres. Sepertinya ada yang disembunyikan oleh Cika darinya. Tapi apa?
"Lo berdua kenapa sih?" Tanya (nama kamu) saat melihat Cika yang komat kamit memberi kode pada Cindy. Namun justru Cindy terlihat tidak konek. Ia terus terusan meminta Cika untuk mengulangi ucapannya yang tidak bersuara itu.
"Yaudah gue ke kelas." Ucap (nama kamu) yang membuat Cika bernafas lega. Sementara Cindy masih bingung dengan apa yang diucapkan oleh Cika tadi.
"Oke. Udah sana istirahat." Cika mendorong tubuh (nama kamu) agar segera pergi.
"Apasih?" Tanya Cindy, saat ia dan juga Cika kini berjalan menuju kantin.
"Eh Cik, esnya jangan lu-
(Nama kamu) terdiam. Ia seakan lupa apa yang akan dikatakannya. Baru saja menoleh dan berteriak kepada Cika. Kenapa matanya harus menatap pemandangan yang menyesakan dada? Apakah baju yang digunakannya terlalu kekecilan?
(Nama kamu) masih terdiam di tempat. Pandangannya lurus ke depan, menatap seseorang yang benar benar membuat mood nya hancur saat ini juga. Benarkah yang (nama kamu) lihat?
Melihat (nama kamu) yang malah berdiam diri disana. Buru buru Cika dan Cindy menghampirinya.
"Gue bilang juga apa. Lo ke kelas (nama kamu), istirahat!" Ucap Cika. Ia merangkul bahu sahabatnya itu dan mengajak nya untuk kembali ke kelas.
"Itu Iqbaal Cik," ucap (nama kamu) dengan suara pelan.
"Itu Iqbaal." Ucapnya lagi, ia tersenyum miring. Matanya yang semula menatap lurus ke depan kini sudah berlinang air mata.
Pipinya basah, hatinya sakit, ia merasakan dadanya begitu sesak. Hatinya dicubit oleh kenyataan. Otaknya terpengaruh oleh kalimat kalimat yang dilontarkan oleh Cindy beberapa minggu yang lalu .
Ia sakit. Ia sedang sakit. Bukan hanya kepalanya saja. Tapi juga hatinya.
Di sebelah kantin. (Nama kamu) melihat Iqbaal. Sedang apa? Sedang memeluk seorang perempuan yang selama ini ingin bersama Iqbaal. Sedang apa lagi? Iqbaal sedang menciumi puncak kepalanya . Sedang apa lagi? Iqbaal sedang mengusap lembut rambutnya.
Tidak sakit kah (nama kamu) melihatnya? Jelas saja sakit. Mana ucapan Iqbaal yang katanya cuma temen sama Linda? Beginikah yang dinamakan teman? (Nama kamu) tidak pernah melakukan hal seperti ini bersama Dika atau siapapun.
"Dan itu Linda," ucap (nama kamu) seolah ia memberitahu kepada Cika dan juga Cindy.
"Udah ayo ke kelas." Cika menarik paksa (nama kamu). Namun (nama kamu) dengan cepat menepisnya.
"Gaperlu." Ucap (nama kamu). Kemudian ia segera pergi meninggalkan kedua sahabatnya. Buat apa ke kelas? Belajar? Cih, (nama kamu) tidak perlu itu.
"Dasar brengsek." Desis (nama kamu) pelan. Ia mengelap air matanya , karena beberapa siswa siswi yang dilewatinya terus saja memperhatikannya.
(Nama kamu) berjalan ke belakang sekolah. Mood nya untuk belajar sudah tidak ada. Sudah hilang seiring datangnya rasa sakit dihatinya .
(Nama kamu) melihat lihat ke sekitar. Untuk memastikan kalau tidak ada murid yang akan melihatnya saat ia locat pagar untuk bolos.
Pagar belakang sekolah yang lebih tinggi 10 cm dari tubuhnya itu , sudah sering (nama kamu) naik kesana untuk bolos.
"Kalau berani lewat pagar depan."
Hah?
BUGH
"Aww," (nama kamu) meringis saat tubuhnya terjatuh . Ia baru saja naik, namun suara seorang proa terdengar di telinganya.
"Ish, Dika. Ngagetin gue. Pantat gue sakit nih." Ucap (nama kamu) kesal. Saat mengetahui kalau itu ternyata Dika, ia pikir satpam atau guru yang memergokinya.
"Mau kemana?" Tanya Dika , saat (nama kamu) kini sudah berdiri di hadapannya.
"Pulang."
"Lo abis nangis?" Tanya Dika lagi. Ia dapat melihat kalau mata (nama kamu) merah dan berkaca kaca.
"Iyah,"
"Cewe kaya lo bisa nangis juga?" Kekeh Dika. Membuat (nama kamu) refleks memukul lengannya dengan keras.
"Sadis lo. Sakit nih."
"Kepala gue pusing, hati gue sakit." Ucap (nama kamu) . Ia menyandarkan tubuhnya pada pagar yang berada belakangnya itu. Kedua tangannya menangkup wajah cantiknya, ia menangis lagi.
"Gue bilang juga apa, jangan sama Iqbaal." Ucap Dika. Ia duduk dan juga menyandarkan tubuhnya pada pagar sekolah. Ia tidak tahu apa yang membuat hati sahabatnya itu sakit. Hanya saja ia yakin kalau (nama kamu) menangis pasti karena Iqbaal.
"Dia jahat sama gue." Ucap (nama kamu) disela sela tangisnya.
"Gue tau. Lo aja yang ngeyel." Balas Dika.
"Kita pulang aja yu, gue anter." Ajak Dika. (Nama kamu) mengangguk. Keduanya kemudian sama sama memanjat pagar sekolah . (Nama kamu) yang melakukannya terlebih dahulu, kemudian di susul oleh Dika.
"Heran gue, jago banget manjat pager." Ucap Dika, disertai tawanya yang terkesan meledek.
"Rutinitas." Kekeh (nama kamu).
Keduanya berjalan melewati jalan setapak menuju rumah teman Dika, karena Dika memarkirkan motornya disana, bukan di sekolah.
(Nama kamu) samar samar mendengar suara anak anak tongkrongannya dari rumah Lea. Dia rindu. Dan masih belum paham juga kenapa Lea melakukannya? Sekarang yang (nama kamu) lakukan hanya menunggu jawaban dari Dirga. Setelah itu dia baru akan bertindak.
Apakah bersahabat baik lagi dengan Lea, atau ia datang dan akan menghancurkan Lea.
Bersambung.