Rindu ku ?

46 5 0
                                    

---PAST---

" Rindu ini adalah bagian dari suka duka kehidupan. Terkadang, yang dirindukan itu akan pulang. Namun ada juga yang tidak akan pernah kembali "

SMK

Katanya, masa-masa remaja itu adalah masa terindah. Bukan hanya bahagia yang dirasakan,tapi juga luka, pedih, pengorbanan, amarah.

Kita di masa ini sangat sensitif betul?

Terutama untukku, seorang setengah introvert yang paling susah buat bersosialisasi.

Umurku sudah mau 17 tahun, tapi aku jarang sekali keluar rumah. Untuk bercengkrama dengan sekitar saja aku jarang.

Bukannya tidak mau, tapi tidak bisa.

Aku paling tidak bisa berkata-kata,
Tidak bisa memulai obrolan, tidak bisa ikut bergabung dengan kumpulan orang-orang.

Di kampungku pun aku tidak ikut organisasi kepemudaan apapun. Payah!

Mungkin seharusnya aku belajar bercengkrama dengan para orang-orang sekitar rumah, ikut mengobrol, berteman baik, ikut menyuarakan pendapat,dll. Karena mau bagaimanapun aku pasti akan membutuhkan mereka.

Tapi, aku terlalu pemalu, terlalu penakut untuk melakukannya.

Aku benar-benar payah.

Tapi, sikapku pada orang-orang sekitar juga tidak buruk kok.

Jika aku bertemu para tetangga, sudah pasti aku melemparkan sebuah senyuman tulus, walau kadang ada yang balik tersenyum, ada juga yang acuh.

Apalagi jika aku melewati tempat yang sedang banyak orang-orang berkumpul, aku pasti memberi salam dan tersenyum. Walau, setelah itu kadang mereka berkata dibalik punggungku, seperti

" Itu dia si anak haram "

" anak gak jelas "

" Nyusahin bu Tita aja! "

" Orang sok!! "

" Pemales "

" Anak aib "

Hmmm, kata-kata itu sudah akrab ditelingaku.

....

17 tahun aku hidup di dunia ini, jangan kalian kira semua itu mudah. Apalagi menjadi diriku, seorang Sera yang lahir tanpa disengaja, tanpa diinginkan!

Ratusan hujatan kerap kali aku terima.

Baik itu hujatan untukku yang payah, atau hujatan untuk wanita yang telah melahirkanku.

Orang-orang disekitarku rasanya banyak yang tidak menyukaiku.

Pertama, mungkin karena aku orang yang tidak pernah bercengkrama dengan mereka.
Kedua, sudah jelas karena aku lahir dengan cara yang menyedihkan.

Sepertinya, semua orang diseluruh kota sudah tahu siapa ibu kandungku dan bagaimana kisahnya.

Kadang aku berpikir,
Apakah aku pantas menerima semua ini? Menerima kebaikan luar biasa dari mama dan bapak? Sedangkan aku saja masih saja menyusahkan mereka. Aku benar-benar tidak tahu diri!

Sampai kapan aku mau bergantung pada mama dan bapak? Pada orang yang sebenarnya tidak mempunyai tanggung jawab apapun kepadaku.

Aku pernah berpikir bahwa aku tidak perlu lagi ada disini. Aku hanya akan terus menyusahkan mama dan bapak.
Mereka sudah cukup untuk membiayai aku yang menyedihkan ini.

          

Aku bukan siapa-siapa mereka kan?

Lalu kenapa aku harus terus membuat mereka susah dengan biaya hidupku?

Kenapa aku harus membuat mereka malu setiap saat karena mempunyai anak pungut sepertiku?

Lantas, pantaskah aku disini?

Tapi,

Mama, bapak, kak Farhan, kak Anwar, tante Ayu, sering menasihatiku untuk tidak pernah memikirkan masa lalu ku ataupun bunda.

Mama dan bapak sudah berjuta-juta kali meyakinkanku bahwa mereka ikhlas sepenuh hati merawatku tanpa memikirkan siapa aku.

Mama dan bapak benar-benar tidak ingin aku merasa asing di keluarga ini. Mereka selalu bilang bahwa aku adalah anak mereka, kesayangan mereka, kebanggaan mereka.

Walau, sebenarnya yang namanya takdir tetaplah takdir.

****

Kadang, ada sesosok bayangan melintas dipikiran ini, dengan senyum jailnya, dengan suara serak merdunya, dengan tatapan teduhnya. Selalu saja, Deon hadir dalam ingatan-ingatan masa lalu yang sedang menenggelamkanku ini.

Entah, sosoknya paling sering muncul sehingga paling sulit dilupakan.

Aku rindu dia.

Deon, apa kabar?

Aku kangen cerewetnya kamu,

Aku kangen jailnya kamu,

Aku kangen saat tiba-tiba buku di tas ku hilang karena dicontek kamu,

Aku kangen saat sering ditarik tangannya sama kamu,

Aku kangen saat dimarahin kamu karena ceroboh,

Aku kangen saat kamu nyebut aku ' Tom'

Aku kangen semua canda tawamu,

Aku kangen denger suara kamu,

Deon, aku kangen!!

Semoga kita bisa cepat bertemu!

Baik itu secara kebetulan ataupun tidak. Dan jangan sombong ya!

Saat ingatan masa lalu yang perih itu muncul, selalu ada Deon disana untuk membawakanku pelangi yang indah setelah hujan.

Tapi sekali lagi, hadirnya pelangi itu hanya sesaat.


****

Sudah sebulan aku dikelas ini.

Benar-benar harus ku akui, teman-temanku dikelas ini sangat aktif dan pandai berbicara, rajin juga.

Aku yang kini menjadi penduduk bangku belakang benar-benar kesulitan memahami pelajaran dikarenakan beberapa alasan seperti cepat mudah bosan, kurang fokus, gak kedengaran, dan yang paling parah adalah mudah ngantuk banget!
Sumpah!!! Bangku dibelakang itu harus kuat nahan kantuk.

Kantung mataku rasanya semakin membesar dan menghitam, makin jelek aja!

....

" Sera, PR bahasa Indonesia udah belum? " Tanya Riffan padaku yang sedang duduk dibangku belakang.

Aku dan Riffan sudah cukup akrab sekarang. Bukan hanya aku sih, sama semua orang dikelas juga Riffan udah akrab. Dia itu orangnya mudah cair banget, asik, gak jaiman, pokoknya seru deh.

Pas awal-awal, kami dapat kesempatan satu kelompok buat ngerjain tugas. Dan Riffan langsung bisa akrab denganku dan yang lain.

Lalu bagaimana dengan Daffa?

Diantara Angin Dan HujanWhere stories live. Discover now