8: Searching

12.6K 796 14
                                    

Arlaya
Bel pulang sekolah sudah berbunyi 10 menit lalu, aku memutuskan untuk langsung pulang karena tubuhku sudah cukup letih dengan tugas - tugas hari ini.

Aku keluar bersama Reyina dan Shenina, saat kami sudah sampai di gerbang. Aku melihat tante Anaya disana.

Tante Anaya melihatku yang juga sedang melihatnya. Ia menyebrang lalu menghampiriku.

"Yaudah kalo gitu kita duluan ya Arl, daah." ucap Shenina yang mengerti bahwa aku dan tante Anaya butuh ruang berdua.

"Iya daaah, hati - hati dijalan ya kalian." balasku.

Lalu setelah itu Reyina dan Shenina pergi, aku kembali menatap tante Anaya seraya tersenyum.

"Arlaya, tante mau ngomongin sesuatu tentang Devan sama kamu. Tapi gak disini, ikut tante ya?" Ucap tante Anaya.

"Oh boleh tante." balasku tersenyum dan mengikutinya masuk kedalam mobil.

Diperjalanan kami hanya diam dengan bunyi radio yang menyala dan bunyi kendaraan dari luar.

Lalu sampai lah kami di depan restoran yang tante Anaya pilih secara acak untuk mengobrol.

Kami masuk disapa ramah oleh para pelayan dan setelah itu kami duduk disalah satu bangku yang sudah disediakan.

"Kamu mau pesan apa Arl?" Tanya tante Anaya menawarkan.

"Uhm aku mau minum aja tan." Balasku.

Tante Anaya mengangguk dan memanggil pelayan lalu menyebutkan pesanan yang aku dan dia inginkan. Dan setelah pelayan itu pergi, kami langsung memulai pembicaraan berdua.

"Tante mau ngomongin soal kematian Devan, mungkin kamu mau kasih tau info tentang siapa yang ngebunuh dia." Ucap tante Anaya jelas dan padat.

"Sebelumnya tan, Devan kemana ya pas malam sebelum dia terbunuh?" Tanyaku.

"Dia izin mau latihan basket sama teman - temannya. Padahal tante sudah ada feeling gak enak, lalu dia bilang "mama gak usah khawatir. Devan bakalan baik - baik aja". Namun perkataan dia malah kebalikannya, tubuh Devan ditemukan udah gak bernyawa di suatu tempat sepi yang gak jauh dari tempat dia latihan basket. Tubuhnya di temukan banyak lebam dan dia juga mengalami gagar otak karena pukulan benda tumpul. Hingga paginya pihak kepolisian menghubungi om Satrio dan menyatakan bahwa Devan sudah meninggal." Jelas tante Anaya yang membuat aku rasanya ingin kembali menangis lagi setelah mengetahui bagaimana keadaan Devan setelah ditemukan ditempat itu.

Aku menghela nafas dan menahan agar tidak menangis lagi.

Tak lama kemudian pelayan mengantarkan pesanan kami. Lalu setelah itu aku membalas penjelasan tante Anaya. Aku membuka ponselku dan menunjukkan pesan - pesan teror kepada tante Anaya sama halnya aku menunjukkan pesan ini pada Devan waktu itu.

"Dia mengancam aku tan buat jauhin Devan dan bisa aja dia pelakunya. Aku selalu ingin laporin ini ke polisi namun orang ini selalu mengancam buat musnahin orang - orang yang aku sayang. Maka dari itu aku gak bisa, aku gak mau yang dirasain Devan bakalan menyebar ke lebih banyak orang hanya karena masalah ini," jawabku.

Tante Anaya tampak teerkejut membaca satu persatu pesanku. Lalu aku melihat air matanya kembali jatuh.

"Dan sehari sebelum Devan meninggal. Aku sempat mimpi kalo Devan dibunuh oleh orang yang pakai topeng aneh, aku mimpi dia matahin tulang leher Devan didepan mata aku."

Setelah itu tante Anaya kembali menatapku dan ia beralih menggengam tanganku. Tak ada pembicaraan lagi setelah itu, hanya hening diantara kami.

Hingga akhirnya pada pukul 4 sore. Tante Anaya mengantarkan aku pulang.

Sesampainya dirumah, sebelum masuk aku melihat surat yang tergeletak didepan pintu. Aku mengambilnya dan mengerutkan dahi, surat ini hanya dilapisi oleh amplop yang sama sekali tidak ada nama pengirimnya. Lalu aku membawanya masuk dan membacannya di kamar.

Dan betapa terkejutnya aku menatap surat dengan tulisan yang ditulis dengan spidol merah ini.

"Gue ngeliat lo tadi di restoran sama ibunya si bangsat. Lo mau laporin gue ke polisi? Oh silakan, tapi jangan salahin gue kalo ada korban untuk yang kedua kalinya nanti. Gue bisa ngelakuin yang lebih parah daripada yang gue lakuin ke si bangsat Devan!!"

Aku menganga membaca satu persatu kata yang orang ini tulis. Aku harus mencari cara untuk menemukan orang ini tanpa dia tahu, tapi sepertinya akan menyulitkan karena tampaknya ia mengikuti kemanapun aku pergi.

I need my way to find the killer.

// O B S E S S E D //

Aloha readers yang sudah lama bertahan dan juga yang baru datang di cerita Obsessed.

Part 8 updated!! OORAY.

VOMMENTS ❤️

See you in part 9 peeps!

Obsessed [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang