Skepticism

933 134 26
                                    

Beberapa hari belakang ini sebenarnya Yeri sedang keranjingan membaca beberapa artikel yang ia temukan di google. Di waktu senggangnya, ia akan lebih memilih untuk memusatkan diri pada ponsel atau notebook-nya. Mencari berbagai macam sumber mengenai sesuatu yang menjadi perhatiannya kini.

Mungkin hampir seluruh blog ataupun website yang menulis tentang hal ini sudah ia kunjungi dan baca. Hasilnya hampir sama. Setiap tulisan yang ia temukan memiliki inti yang sama. Dan hal itu tambah membuatnya khawatir.

Siang ini dia sedang berada di dalam ruang kerja Mark di kantornya. Berniat memberikan kejutan makan siang pada tunangannya itu. Tapi sayangnya ketika Yeri datang, laki-laki itu sedang ada meeting. Jadi mau tak mau ia harus menunggu dengan sabar di dalam sana.

Lagi-lagi perempuan itu mengeluarkan ponselnya dan membuka salah satu search engine. Mengetikan beberapa keywords yang akhir-akhir ini sering ia cari.

Yeri mendesah kecil setelah membaca satu lagi artikel yang baru ia temukan. Isinya tak jauh berbeda dengan artikel-artikel sebelumnya. Kalau begini, dia makin tidak tahu mana yang harus ia percaya.

Hatinya atau intuisinya.

Kegiatan perempuan itu harus terdistraksi ketika telinganya menangkap suara dari pintu masuk ruangan Mark. Dengan cepat ia menoleh. Berharap menemukan wajah laki-laki itu disana.

Tapi bukannya Mark, justru Donghyuk yang masuk dengan tampang kaget. "Yer? Kau disini? Sejak kapan?"

"Hai Hyuk, lumayan lama." Perempuan itu memasukkan ponselnya kedalam Hermes yang memang setia ia bawa kemanapun. "Tadi kudengar kalian ada meeting?"

"Ya, baru saja selesai."

Donghyuk berjalan mendekat. Mendudukan diri disebelah perempuan yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri itu.

Yeri mengangguk sekali, lalu perempuan itu kembali bertanya. "Lalu mana Mark?"

"Dia bilang akan keluar makan siang. Ku kira Mark pergi denganmu."

"Huh?" Tiba-tiba intuisi Yeri menguat kembali. Apa iya? Tapi perempuan itu masih tak percaya. "Aku tidak tahu kalau dia mau makan siang denganku. Dia tak mengatakan apapun. Makanya aku inisiatif kemari. Membawakannya bento untuk makan siang."

"Begitu ya?" Donghyuk menganggukkan kepalanya sok mengerti. Tapi detik berikutnya, ia sudah menepuk pelan pundak Yeri sambil tersenyum kecil. "Siapa tahu Mark sekarang malah pergi ke salonmu dan berniat menjemputnya. Bisa jadi ia juga ingin memberimu kejutan."

"Menurutmu begitu?"

"Ya bisa jadi kan?"

"Mungkin juga." Yeri tersenyum lalu menggeleng kecil. Berusaha mengenyahkan pikiran anehnya yang tadi sempat menyelinap ke kepala perempuan itu. "Yasudah, kalau begitu aku menyusulnya saja ya. Siapa tahu dia memang pergi ke salon."

Donghyuk mengangguk lagi. Matanya kemudian beralih menatap papper bag yang tergeletak di meja sejak tadi. "Itu di papper bag apa Yer?"

"Oh, itu bento. Kau boleh memakannya kalau kau mau."

"Untukku?"

"Sebenarnya untuk Mark. Tapi berhubung laki-laki itu memilih untuk makan siang diluar, itu untukmu saja. Kasihan, daripada mubazir."

"Assa, thank you Yer. Kebetulan aku juga sedang lapar dan malas keluar mencari makan."

Yeri hanya menggeleng dan tertawa geli melihat kelakuan Donghyuk sembari membereskan peralatannya. Tidak lama kemudian ia berlalu. Meninggalkan sekretaris tunangannya itu menikmati makan siangnya dengan damai seorang diri. "Sampai nanti Hyuk."

Baby Don't Like It ;; Mark + Koeun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang