Perjodohan

68 4 1
                                    

"Yaudah kita masuk kelas aja yuk". Ajak Aliesha.

"Yaudah gue ikut lo aja".

Saat keduanya ingin beranjak dari posisi, handphone Aliesha bergetar tanda masuknya notifikasi dari seseorang. Aliesha melihat satu notifikasi tertera di layar ponselnya. Dan ternyata notifikasi itu berasal dari pesan Rafif.

"Da, lo masuk dulu aja nanti gue nyusul"

"Loh, tadi lo yang ngajak gue masuk, sekarang lo nggak ikut masuk sama gue"

"Iya bentar nanti gue nyusul"

"Hmm yaudah deh, gue duluan ya"

"Iya"

Rafif: Aliesha kamu udah di kampuskan, maaf ya aku nggak bisa ikut sama kamu tadi, soalnya nggak mungkin aku ninggalin bu Rina sendiri. Sekali lagi aku minta maaf ya.

Aliesha: iya nggak pa-pa kok.

Aliesha bisa mengatakan bahwa dia baik-baik saja kepada Rafif namun hatinya tidak. Rasa keraguan dan ketakutan selalu menghantuinya. Aliesha mengayunkan kakinya menyusul Winda menuju kelas.

***

"Aliesha marah nggak ya sama aku, kenapa dia balas pesan aku singkat gitu". Gumam Rafif dalam hati.

"Pak" Suara seseorang membuat Rafif tersadar dari lamunannya.

"Eh bu Rina, ada apa bu"

"Bapak lagi mikirin apa"

"Saya nggak mikirin apa-apa bu" Ucap Rafif sambil merapikan barang-barangnya yang berada di atas meja, dan siap untuk pulang ke rumah. "Saya pulang dulu bu"

"Iya pak, hati-hati" Rina berkeinginan mencegah Rafif tapi Rafif lebih dulu melangkahkan kakinya keluar.

***

Di rumah Rafif melihat pintu terbuka yang berarti ibu sedang ada di rumah tanpa mengulur waktu dia masuk ke dalam.

"Assalamua'laikum" Rafif mengucapkan salam.

"Wa'alaikumussalam" Jawab ibu dengan suara pelan dan pandangan tetap lurus ke depan tanpa menoleh ke arah Rafif. Sepertinya ibu sedang memikirkan sesuatu yang Rafif sendiri tidak tau apa yang di pikirkan ibu.

Ingin rasanya Rafif duduk di samping ibu di atas kursi, mendengarkan keluh kesah yang saat ini dirasakan ibu namun niat hati itu dia urungkan karena ibu pasti tidak akan peduli akan kehadirannya. Dan sebenarnya Ibu tau bahwa Rafif ingin duduk di samping nya, tapi dia berpura-pura tidak tau dan tidak menghiraukannya.

Rafif masuk ke dalam kamar dan mengganti baju yang sudah di pakai di badannya. Lalu mengambil handphone yang ada di saku celananya untuk melihat apakah ada notifikasi baru yang terkirim dari Aliesha atau tidak.

Setelah mengaktifkan handphone, Rafif tidak melihat ada notifikasi yang tertera di layar handphonenya. Rafif berpikir bahwa Aliesha marah padanya karena kejadian tadi.

"Apa aku telpon Aliesha aja ya, lebih baik nggak usah, mungkin Aliesha lagi nenangin diri" Ucap Rafif pada dirinya sendiri.

***

Sementara Aliesha masih menunggu Rafif menghubunginya. Mata Aliesha terus tertuju ke layar handphone tapi tidak ada satu pun notifikasi masuk dari Rafif. Aliesha menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dan memejamkan matanya.

Krrrak....
Suara pintu kamar terbuka. Aliesha langsung menoleh ke arah sumber suara dan mendapati mama yang masuk ke dalam kamarnya.

"Mama" Ucap Aliesha dengan posisi masih pada tempatnya.

"Aliesha nanti malem kamu ikut sama mama-papa"

"Kemana ma" Tanya Aliesha.

"Nanti malem kita dinner sama keluarga tante Mia"

"Pasti ada Rico kan ma. Males banget Aliesha ketemuan sama dia" Aliesha mengerutkan keningnya dan beranjak dari posisi.

"Kamu harus ikut sayang, sebentar lagi kan kamu mau nikah sama Rico"

"Apa ma, apa aku nggak salah denger, udah berapa kali aku bilang, aku nggak mau nikah sama Rico"

"Kamu jadi anak jangan ngelawan sama orang tua, kamu harus dengerin orang tua dong, lagian mama jodohin kamu sama Rico karena mama tau Rico itu anak baik dan bisa bahagiain kamu nanti"

"Ma, Rico itu nggak sebaik yang mama pikirkan"

"Terserah kamu aja, nanti malem kamu harus ikut sama mama" Ujar mama lalu meninggalkan Aliesha di kamar sendiri.

***

Matahari mulai beristirahat untuk mengisi daya menerangi bumi esok hari dan tibalah malam hari, dimana perbincangan tentang perjodohan antara Aliesha dengan Rico di mulai.

Di salah satu kafe yang ada di ibukota dua keluarga itu bersua membicarakan perjodohan putra dan putri mereka. Semuanya terlihat gembira, namun tidak dengan Aliesha.

Dia selalu menentang perjodohan ini karena dia sudah memiliki laki-laki yang dia cintai. Meski saat ini dia ragu akan ada wanita lain yang membuat Rafif menjauhinya.

"Aliesha kok kamu diam aja" Sapa Mia sembari tersenyum. Belum sempat Aliesha menjawab teguran dari Mia, Yanti terlebih dulu menjawabnya.

"Aliesha malu kali ya, mungkin kalau Aliesha sama Rico berdua mereka bisa ngobrol lebih banyak lagi"  Ujar Yanti berusaha mendekatkan Aliesha dengan Rico.

"Mama" Bisik Aliesha pada mamanya, berharap mama menghentikan ucapannya.

"Yaudah kalau gitu Rico ajak Aliesha jalan" Perintah Mia. Tanpa menolak Rico langsung mengiyakan ujaran mamanya.

"Ayo Aliesha" Ajak Rico

"Hm" Aliesha ingin menolak tapi tidak bisa. Terlihat senyum paksaan tergambar di wajahnya.

Rico merasa bahagia jalan berdua dengan Aliesha sementara Aliesha tidak sama sekali.
"Aliesha" Ucap Rico

"Ya" Jawab Aliesha singkat.

"Kamu cantik" Rico memberi pujian.

"Hm" Aliesha mengiyakan.

"Aku cinta sama kamu" Rico mengutarakan isi hatinya.

"Terus" Lagi-lagi Aliesha hanya menjawab singkat.

"Kamu maukan nikah sama aku" Ucap Rico dengan nada lembut.

"Kamu taukan aku udah punya pacar, orang yang selalu kamu anggap musuh dia adalah calon pendampingku, dan aku akan nikah sama dia bukan sama kamu, jadi kamu tolong jangan berharap kita akan bisa bersama" Aliesha menolak lamaran Rico saat mereka berjalan berdua, kemudian meninggalkan Rico dan pulang ke rumah tanpa pamit dengan kedua orang tuanya dan orang tua Rico.

"Aliesha, aku pasti akan mendapatkanmu, kalo pun itu semua tidak terjadi, aku tidak akan pernah membiarkan kalian hidup bahagia" Teriak Rico. Emosi Rico meluap mendengar penolakan Aliesha.

Harapan Menuju SyurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang