Mencintai Dari Jauh

64 0 0
                                    

Matahari telah menampakkan dirinya di ufuk timur, menandakan hari baru akan segera dimulai dengan segala rutinitas yang memuakkan. Aku memilih untuk segera bangkit dari ranjang yang empuk ini (bagiku). Meskipun harus jauh dari keluarga dan memilih hidup sendiri dan berjuang di salah satu

kota besar negara ini demi memperbaiki nasib.

Merasa telah pantas disebut karyawan, aku melangkah dan berdoa agar hari ini dapat berjalan lancar meskipun harus menghadapi berkas-berkas yang memuakkan itu.

"Selamat pagi, Najwa!"

"Pagi pak slamet!" sapa sekuriti di kantor saat aku tiba di lobby

Aku melangkahkan kakiku menuju lantai 5, tempat pak boss perusahaan ini berada. Huu seperti biasa lift karyawan pasti sangat sesak di pagi hari. Aku hanya bisa bersabar dalam antrian ini.

"Hay, Lena?" sapaku pada sahabatku di kantor.

"Pagi, Najwa. gimana udah siap dengar omelan pak boss ganteng gak seharian ini?" tanyanya sambil cekikikan.

"Huuss, kamu ini gitu-gitu dia tu direktur loh!" tegurku pada lena

"Direktur sih direktur tapi gak arrogan gitu juga kelleeuuss" jawabnya lagi

"Udah ah lanjut kerja sana"

"Iya iya busek" aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkahnya itu. Tak lama pak boss ganteng akhirnya datang, aku langsung disuruhnya masuk ruangannya dan tak lupa membawa buku agendanya hari ini. Hari yang melelahkan pastinya, sambil memperbaiki detak jantung ini aku mengekorinya sampai ruangannya.

"Apa jadwalku hari ini?" tanyanya langsung ke point, huu selalu seperti ini gak ada basabasi sama sekali. kapan sih dia bakalan melirik aku sedikit aja. upss bisabisa aku langsung di pecat ini kalau dia tau. hehehe

"Kenapa kamu diam aja? apa jadwalku?" ulangnya lagi. Dasar Najwa bodoh.

"Maaf, hari ini bapak punya 3 meeting, jam 10 nanti di lantai 7 dan sisanya di luar kantor pak." jawabku gugup

"Bagaimana dengan bahan meetingnya apa udah beres semuanya?" tanyanya lagi, yah Tuhan kapan ini akan berakhir apa dia tidak bisa melihat keringat dingin ini, meskipun sudah 3 tahun ini aku bekerja dengannya tapi rasa gugup itu masih ada kalau berdekatan dengannya, untungnya dia jarang masuk kantor dan lebih memilih mengontrol dari rumah demi seseorang yang dicintainya. aahh sudahlah. "Najwa, kamu kenapa lagi?". stupid Najwa.

"Hmm maaf pak, semuanya sudah beres dan sudah ada di meja bapak." aku merutuki kebodohanku yang selalu salah tingkah jika ada didekatnya padahal ini sudah berjalan sangat lama.

"Ah yah, terima kasih banyak Najwa, silahkan kembali ke mejamu!"

"Eh iya pak, samasama permisi!"

Aku menutup pintu ruangannya dengan perasaan lega karena hari ini moodnya sangat baik, sehingga tidak ada katakata kasar, dingin tajam yang keluar dari mulutnya lagi.

Mungkin ada berita baik yang didengarnya. Seandainya dia selalu seperti ini, alangkah indahnya duniaku, hehehe semua orang akan terpesona walaupun dia hanya memasang wajah datarnya. Aku aja gak pernah bosen mandang wajahnya yang bak pangeran yunani.

Awal aku diterima perusahaan ini, pak boss sangat ramah kepada semua karyawannya. Setiap pagi disapa, diberi senyuman pokoknya humble banget. Cuman semenjak peristiwa itu semuanya menghilang.

"Najwaaaaaaaaa..."

Mampus, salah apa lagi nih. Aku langsung berdiri dan masuk kedalam ruangannya.

"Ya, pak?"

"Ulangi laporan yang ini, ada yang salah dalam laporannya, saya ingin ini selesai setelah saya rapat pagi ini." murkanya, baru aja diomongin. Dengan perasaan takut ku ambil laporannya dan bersiap meninggalkan ruangannya.

"Baik pak, permisi!" Bah, dia hanya bergumam dan memeriksa laporan yang lainnya.

Terkadang lelah dengan semuanya pak boss. Ambil nafas Najwa lalu keluarkan lagi. Semuanya tak akan lama lagi, bersabarlah sedikit lagi.

Semua orang di perusahaan ini tahu kalau satu-satunya orang yang dicintainya sudah tak ada lagi di sampingnya, Dia benar-benar terpuruk hingga malaikat kecilnya menyadarkan bahwa ia tak sendiri di dunia ini. Masih ada malaikat kecil yang haus akan kasih dan sayangnya. Dan saat ini dunianya hanya berpusat pada Mikaila, malaikat kecilnya.

Semuanya takjub akan sikapnya yang berubah di depan Mikaila, ia bersikap layaknya manusia "normal". Bukan maksudku mengatainya tidak normal jika dia berdua denganku, tapi semuanya akan normal jika Mikaila ada disekitarnya. Dan saat itulah aku merasa kalau pak boss yang galak iti ternyata suamiable banget. Belum lagi dia itu bapakable banget buat Mikaila.

Jangan salahkan saya kalau jatuh cinta dengannya. Saya tahu harusnya saya tak membawa perasaan ini. Tapi Pak boss mempunyai caranya sendiri sehingga terjatuh pada pesonanya. Terkecuali ketika di kantor dia akan seperti monster dan hanya aku yang berani menghadapinya. Entah mengapa aku kebal dengan tingkah monsternya.
Semarah apapun dia dikantor hanya saya yang selalu di panggilnya (ya iyalah kamukan asistennya Najwa oon). Bukan itu maksudnya thor, meskipun itu pekerjaan dari divisi mana dia gak akan mau ketemu langsung sama orangnya. Kan jadinya saya baper, seolah-olah dia itu hanya mau ketemu saya di kantor (hahaha) ketawa setan deh..

Tapi dibalik itu semua 2 bulan lagi saya mau resign hikshiks.. adek gak tahan lagi kakaaakk..

Maafkan saya pak boss bukan maksud saya gimana, cuman saya tekanan bathin pak. Takutnya juga saya makin jatcin (baca: jatuh cinta) sama bapaaak. Surat resign sudah saya buat, saya galau mau menyerahkan sama pak boss. Saya harus menyerahkannya sekarang agar supaya pengganti saya ada sebelum 2 bulan ini.

Masuk... Gak

Masuuuk.... Gaak

Masuuuk... Gaaak

Ketika saya memutar kenop pintu suara menggelegar pak boss terdengar lagi. Huufftt sabaaar

"Najwaaa"
"Iya pak" saya masuk dan menyembunyikan tangan saya dibelakang badan yang membawa surat resign saya.
"Aturkan saya makan malam romantis di hotel Ralsts malam ini jam 8 malam" titahnya dengan muka datarnya
"Iya pak, hmm ini pak saya mau.. "
"Ouh iya, kamu jangan lupa siap-siap saya jemput kamu di rumah jam 7 nanti!"
"Iya pak, ini pak!" Saya menyodorkannya surat resign itu.
"Ini apa?" Tanyanya heran
"Surat pak" jawabku dengan bodonya
"Iya saya tau ini surat, tapi surat apa Najwaa?"
"Surat resign saya pak!"
"Oh, baguslah kamu resign jadinya saya gak usah nyuruh kamu resign nanti setelah nikah!"

Eehh maksud pak boss apaa

"Maksud bapak?" Kok saya jadi bodoh depan bapak yaaah
"Kamu gak denger ucapan saya dari tadi?" Tanyanya dengan geram. Memangnya dia bil....aang

Astagaaaaa
Makan malam

Jam 08.00

Siap-siap

Jempuuuuut di rumaaaaah

Ini artinyaaa???!!! 

***

End

apa bisa ku sebut ini cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang