Pukul 08.00 aku sudah tiba di kantor AT Jodoh. Sayang, kantor masih sepi. Tumben Cetta telat, biasanya dia terlalu rajin. Sudah muncul jauh sebelum karyawannya datang. Maklum, di rumahnya ada 2 ART jadi dia tak perlu repot berberes rumah pagi hari.
Sedikit aku cerita tentang AT Jodoh. Dibangun dua tahun yang lalu, awalnya hanya online tapi kini merambah offline. Orang bisa meminta cari jodoh dengan datang langsung ke kantor kami. Walau kantornya sendiri masih sederhana, berupa ruko terletak di Cipinang Jakarta Timur. Posisiku sendiri sebagai manager sekaligus asistennya CEO.
“Pagi, Mbak Uni,” sapa seorang cowok cungkring bergigi gingsul.
Dia itu Luthfi, tapi ngotot minta dipanggil Upil Ganteng. Padahal dia ganteng kalau dilihat dari Monas. Posisinya sebagai Office Boy sekaligus merangkap admin sosial media AT Jodoh.
Sambil menunggu Cetta, aku menyalakan HP dulu. Satu persatu pemberitahuan Whatsapp, Facebook, Instagram, Wattpad bersahut-sahutan minta dilirik duluan. Terlebih dahulu baca pesan Whatsapp. Ada 8 orang chat. Chat paling atas grup bernama ‘Taaruf Uni & Feroz’
Beginilah sistem AT Jodoh, jika kedua belah pihak bersedia dijodohkan maka kami akan buatkan grup khusus agar saling mengenal. Tentu saja kami juga ikut ada di grup untuk mengontrol pembahasan dan menghindari khalwat online.
Itu pesannya Feroz. Jariku mengetik balasan untuknya.
Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri gimana? Ke mana aja selama 2 tahun ini? Ceritain dong.
Langsung centang biru. Selang beberapa detik muncul lagi pesannya.
Gue boleh VC lo nggak? Biar lebih enak ngobrolnya.
Boleh.
Balasku singkat. Belum juga satu menit, Feroz sudah memanggilku lewat video call. Kugeser ke atas tanda menerima panggilannya. Seketika mataku berbinar tatkala melihat Feroz lebih bening dibanding terakhir kali bertemu dengannya. Rambutnya sudah tak belah pinggir lagi, tapi sekarang memakai model quiff –menyisir jambul ke arah depan—
“Woy, kok lo bengong? Takjub ma ketampanan gue ya?”
Uh, narsisnya masih sama seperti yang dulu. “Kok rambutmu nggak kayak Ariel Noah lagi?”
“Itu mah model jadul. Sekarang lagi tren model quiff.”
“Selama dua tahun menghilang, kok tau-tau kamu menghubungi Cetta minta carikan jodoh? Kamu tau soal Cetta buka AT Jodoh?”
“Tempo hari, temen SMA gue kirim undangan ke IG gue. Dia lalu cerita berhasil nemu jodoh lewat AT Jodoh. Pas banget sama status gue yang baru diputusin cewek. Gue stalk akun IG AT Jodoh, nemu foto Cetta sebagai CEO. Dunia emang sempit ya.”
“Temanmu siapa ya?”
“Namanya sih Aksa.”
“Oh, gak inget aku. Klien AT Jodoh banyak sih. Rata-rata mereka berhasil nemu jodoh lewat kami.”
“Hebat ya kalian bisa menyatukan dua orang sampai ke pelaminan.”
“Ah, biasa aja. AT Jodoh hanya perantara, selebihnya mereka sendiri mau lanjut ke pelaminan atau kandas di tengah jalan.”
“Oh gitu, eh lo sibuk nggak?”
“Nggak sih. Kenapa?”
“Kita ketemuan yuk!”
“Bukannya kamu lagi di London?”
“Gue sekarang lagi di Indonesia, liburan semester.”“Ya udah, mau ketemu di mana?”
“Soal tempat dan waktu, lo aja deh yang nentuin. Sebagai lelaki mah hanya bisa pasrah.”
Mendadak aku melihat Cetta di depan pintu. Walau aku sahabatnya, tetap saja tak enak hati asyik video call di jam kerja. “Eh, udah dulu ya. CEO gue dateng nih. Ntar gue WA nama tempat dan jam ketemunya.”
Aku memutuskan sambungan video call.
“Tumben jam segini baru dateng, Ce.”
“Pas gue mau berangkat, Mama minta diantar ke Swalayan dulu.”
Aku balik fokus ke WA. Mengetik nama tempat dan jam bertemu ke Feroz.
Cetta memicingkan mata, “Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Abis dapet voucher belanja gratis?”
“Lebih dari itu.”
“Apa?”
“Tadi Eros video call gue. Dia ngajak gue ketemuan.”
“Bukannya dia lagi di London?”
“Sekarang lagi liburan.”
“Kalian rencana ketemu di mana?”
“Mall Bassura. Jam makan siang ntar.”
“Nggak bisa. Jam makan siang lo harus nemenin gue ketemu klien.”
Dahiku berkerut. “Hah? Bukannya biasanya klien yang datang ke kantor AT Jodoh?”
“Jangan banyak protes. Kalau nggak mau nemenin gue ketemu klien, gaji lo gue sunat.”
Aku memanyunkan bibir. Beginilah menyebalkannya CEO AT Jodoh. Tak bisa lihat aku bahagia sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Online
RomanceIni kisah tentang CEO Biro Jodoh, tetapi ia selalu galau memilih jodohnya. Ia dihadapkan dengan 3 hati -cinta pertama, pacar sah dan karyawannya sendiri- Belum selesai kegalauannya, muncul masalah baru. Mamanya ngebet m punya mantu. Jika ia tak bisa...