Woozi: Ayolah. Ayolah. Beritahu aku apa yang terjadi? Kalian berdua berciuman sementara aku tidak ada di sekitar, huh?
Bocah ini tetap menanyakan ku pertanyaan yang sama. Jimin pergi untuk mengganti baju nya. Aku harap Jimin mengganti baju nya dengan cepat karena aku lelah dengan pertanyaan aneh Woozi.
Woozi: Yah! Jangan berpura-pura seperti kau tidak mendengar ku! Aku dapat melihat mata mu dan mata nya penuh dengan cinta.
Rose: Oppa kita bahkan tidak ciuman karena aku muncul seperti setan! Sekarang berhenti.
Woozi: Jadi kau frustasi karena kau tidak dapat mencium nya karena aku tiba-tiba muncul seperti setan?
Rose: Oppa!!
Aku main-main memukul tangan Woozi dan dia tertawa. Aku ngambek, berdiri dari sofa. Aku baru saja ingin berjalan pergi tapi aku menabrak Jimin.
Woozi: Benar-benar takdir.
Aku melihat nya dan menelan ludah ku karena wajah nya sangat dekat dengan ku. Aku dapat melihat setiap inci dari ketampanan nya. Aku menelan ludah ku. Bibir pink itu mengalihkan perhatian ku dan membuat ku menjadi gila.
Lalu Jimin membawa bibir nya mendekat pada telinga ku, ingin membisikkan sesuatu.
Jimin: Kumohon jangan tinggalkan aku dengan kakak mu yang gila. Aku tidak tahu bagaimana menghadapi nya setelah dia melihat apa yang kita lakukan.
Lalu seseorang masuk ke dalam, membuat semua mata melihat pintu. Suga berlari ke arah ku dan memeluk ku.
Rose: Oppa...
Suga: Kau baik-baik saja?
Dia berhenti memeluk ku, mengecup wajah ku dengan tangan nya. Dia terlihat sangat khawatir, mengelus pipi ku.
Rose: O-oppa. Aku minta maaf karena telah membuat mu khawatir. Aku baik-baik saja sekarang, Woozi oppa membatu ku. Jika sesuatu terjadi pada kalian berdua aku akan menjadi gila.
Suga: Jangan minta maaf! Kau dan Woozi adalah tanggung jawab ku.
Dia mencium jidat ku dengan pelan, menenangkan dirinya sendiri. Lalu seseorang menarik perhatian mata ku.
Jimin: Noona, apa yang kau lakukan di sini?
Mata ku tertuju pada Jimin. Dia melihat wanita cantik itu dengan tatapan penasaran.
Rose: Noona?
Jimin: Iya, dia kakak ku, Wendy.
Wendy: Dan apa yang kau lakukan di sini, Jimin? Ngomong-ngomong aku pacarnya Suga.
Dia tersenyum dan berjabat tangan dengan ku. Aku tersenyum balik pada nya sementara Jimin sedang mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan kakaknya.
Wendy: Jimin? Aku bertanya pada mu mengapa kau ada di sini?
Suga: Sayang, ada masalah dengan itu? Mungkin dia teman Woozi. Benarkan Woozi?
Woozi: Sebenarnya Jimin dan Rose...
Rose: Kita adalah sahabat baik!
Wendy mengangguk kepalanya untuk jawaban ya dengan senyuman. Kita semua mengobrol dan mulai menjadi dekat dengan satu sama lain. Dan aku merasa baik karena aku dapat menghabiskan waktu dengan Jimin hari ini. Setelah beberapa jam, Jimin dan Wendy pulang.
Aku tidak memiliki kelas untuk hari ini dan aku mulai bosan. Jadi aku memutuskan untuk jalan-jalan di sekeliling. Tapi kemudian aku mendengar seseorang meringis kesakitan. Aku mencari suara itu dan akhirnya aku menemukannya.
Mata ku melebar saat aku melihat Taehyung, Jin, dan Hoseok menyakiti Jimin. Jimin berbaring di tanah sementara Taehyung menendang wajahnya untuk beberapa kali sampai aku berteriak.
Rose: TAEHYUNG HENTIKAN!!
Air mata lolos dari mata ku dan aku memeluk Jimin sambil melihat Taehyung. Dia tersenyum sinis.
Rose: Hentikan! Apa yang kau lakukan?!
Taehyung: Wow, lihat siapa yang datang menyelamatkan. Kau beruntung, Jimin. Aku sangat cemburu dengan mu.
Jimin mencoba untuk mendorong ku pergi, aku tahu kalau dia ingin melindungi ku, tapi aku tidak bergerak sedikit pun.
Rose: Berhenti menyakiti nya! Aku sudah bilang untuk tidak menyentuhnya! Apa yang membuat mu tidak cukup mengerti?!
Taehyung: Baiklah, baiklah! Temui aku di sini malam ini. Jika kau tidak datang, aku akan menyakiti nya lebih.
Rose: Jangan khawatir, aku akan datang. Jadi sekarang pergilah dari sini karena kau menjijikkan.
Taehyung tersenyum sinis dan pergi dengan Jin dan Hoseok. Lalu aku fokus pada Jimin.
Rose: Ayo, aku akan membawa mu pulang.
Jimin: Jangan p-pergi. J-jangan bertemu dengan nya.
Rose: Ayo, biarkan aku membantu mu.
Jimin mendorong ku dengan pelan, membuat ku melihat nya. Air mata jatuh tanpa mengetahui dimana akan berhenti.
Jimin: Aku bilang jangan bertemu dengannya, apakah kau mendengar ku? Aku bahkan tidak peduli jika dia ingin membunuh ku, janganlah pergi.
Aku membiarkan diri ku sendiri ditanah, duduk di sampingnya. Aku menangis di depan nya.
Jimin: Aku tahu kau berbohong. Aku tahu kau Rose ku. Aku gagal melindungi mu sekali, jadi aku tidak ingin gagal lagi.
Aku tidak peduli bahkan jika dia telah tahu siapa aku sebenarnya. Aku tidak peduli tentang apa pun sekarang. Melihat nya seperti ini membuat ku merasa tersiksa. Dia sangat lemah penuh dengan luka dan darah.
Rose: Mengapa kau tidak melawan balik?! Kau tidak kayak gini sebelumnya. Kau tidak pernah membiarkan orang-orang menginjak mu. Tapi sekarang, apa yang terjadi pada mu, Jimin?! Kau membiarkan mereka menyakiti mu. Melihat mu kesakitan, membuat ku ingin mati!
Tangan nya meraih pipi ku. Dari pada rasa takut, daya tarik ku pada nya menumbuh.
Jimin: Karena aku ingin kau bangga pada ku. Aku bukanlah monster lagi. Rose, aku berubah. Aku mencintaimu, jadi aku bersedia menanggung ini. Aku ingin kau bangga pada ku. Aku ingin kau bahagia.
Dia mengelus pipi ku dengan tangan nya yang lemah. Lalu tangan nya jatuh, dia sedang tidak sadarkan diri. Aku mulai panik, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi kemudian, 2 pria tinggi muncul dan aku merasa senang karena mereka datang.
Jungkook: Rose? Apa yang kau... Oh astaga Jimin ssi!
Mereka berlari ke Jimin dan RM menggendong nya, bergegas ke mobil Jungkook. Aku mengikuti mereka tanpa kata-kata apa pun.
RM: Bukakan pintunya, Rose!
Aku membukakan pintu dan RM membaringkan Jimin dan duduk di kiri nya sementara aku di kanan nya, membaringkan Jimin di pangkuan ku. Jungkook segera mengendarai mobil nya.
***
Jimin tertidur dengan tenang di tempat tidur. Aku tidak pernah melepaskan tangan nya, memegang nya dengan erat. Dia terlihat sangat lemah dan capek, membuat hati ku sakit. Itu menyakiti ku, melihat nya dalam kondisi seperti ini.