_Happy Reading_
Selesai rapat, Kyuhyun kembali ke ruangannya. Mendudukkan bokong di kursi dengan nyaman. Tangannya terulur, meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.
Begitu melihat ponselnya, mata Kyuhyun terbelalak. Ada 30 panggilan tidak terjawab dari Jihyun.
"Astaga!" Pekik Kyuhyun kaget. Karena tidak biasanya Jihyun menghubungi sebanyak ini dalam sekali waktu. Jelas terjadi sesuatu. Segera di hubunginya gadis itu.
"Oppa."
Terdengar suara lemah begitu panggilan terjawab
"Jihyun-ah, waeyo?" tanya Kyuhyun khawatir.
"Oppa, aku sekarat. Sakit, Oppa."
Kali ini, tangisan dan rintihan kesakitan Jihyun yang terdengar. Tak urung, kepanikan melanda Kyuhyun.
"Arraseo. Oppa akan segera kesana."
"Palli."
"Ya. Ya. Tunggulah sebentar." Kyuhyun memutus sambungan teleponnya. Lantas berdiri dari kursinya. Menyambar kunci mobil dan bergegas keluar ruangan.
"Batalkan semua jadwalku hari ini!" Perintah Kyuhyun tegas pada sekretarisnya. Lalu berjalan cepat, nyaris berlari tanpa menunggu jawaban sang sekretaris.
Dengan terburu-buru, Kyuhyun memasuki mobilnya. Menyetir dengan kecepatan tinggi namun masih dalam tahap wajar. Harapannya satu. Segera tiba di rumah Jihyun.
Perjalanan dari kantor ke rumah Jihyun yang normalnya memakan waktu 35 menit, di persingkat Kyuhyun menjadi 20 menit.
Kyuhyun berlari memasuki halaman rumah Jihyun. Tanpa mengetuk pintu, membunyikan bel atau semacamnya, ia menekan beberapa digit angka yang merupakan pasword pintu rumah. Kyuhyun tahu, di rumah hanya ada Jihyun. Kedua orang tua gadis itu pergi ke Busan, sementara kakaknya berada di Jepang. Jadi, ia langsung masuk saja.
Begitu pintu terbuka, Kyuhyun berlari dengan tubuh berkeringat menuju kamar Jihyun di lantai atas. Sesampainya di sana, terlihat Jihyun meringkuk kesakitan di tempat tidur berseprei warna pink.
"Jihyun-ah, waeyo?" Kyuhyun mendekati Jihyun cemas.
"Kenapa lama sekali?" keluh Jihyun dengan pipi basah karena menangis. "Oppa, sakit," rintihnya sembari memegangi perutnya yang nyeri luar biasa.
"Mana yang sakit?" Kyuhyun mengelap keringat di kening Jihyun. Lupa dengan keringatnya sendiri.
"Perutku." Jihyun meremas perutnya.
"Ini harinya?" tebak Kyuhyun mulai mengerti penyebab kesakitan Jihyun.
Dan gadis itu mengangguk lemah.Dismenore atau nyeri haid. Rasa sakit yang di alami sebagian besar perempuan ketika menstruasi.
Entah Kyuhyun bisa bernafas lega atau tidak mengetahui penyebab rasa sakit Jihyun ternyata bukan penyakit serius. Karena meskipun hampir setiap bulan mengalami, Jihyun selalu merintih dan menangis. Kyuhyun tidak mengalami rasa sakit itu, tidak bisa menggambarkan sesakit apa, tapi melihat Jihyun kesakitan, ia seolah ikut merasakan sakitnya.
"Tunggu sebentar, ku buatkan teh hangat ya?" Kyuhyun mengelus rambut berantakan Jihyun.
"Jangan lama-lama."
"Arrasseo."
Kerap kali mengurus Jihyun ketika nyeri itu datang, Kyuhyun tahu apa yang harus di lakukan. Kepanikannya mulai luntur, namun tidak hilang. Di gulungnya lengan kemejanya sebatas siku.
Pertama-tama, Kyuhyun meninggalkan kamar Jihyun. Turun ke dapur, menyalakan kompor dan merebus air. Lalu mengambil botol minuman yang kosong dan mengisinya dengan air hangat dari dispenser. Sembari menunggu airnya mendidih, ia berlarian menaiki anak tangga untuk kembali menemui Jihyun.
"Kompres perutmu dengan air hangat." Kyuhyun menyerahkan botol kepada Jihyun, yang di terima gadis itu dengan cepat.
Selanjutnya, Kyuhyun mengangkat tubuh Jihyun, membaringkan kepala gadis itu ke atas bantal. Mengusap air mata yang membasahi wajah gadis itu dengan penuh kasih sayang. Lalu turun kembali ke dapur. Membuatkan Jihyun teh Chamomile.
Selesai di dapur, Kyuhyun membawa tehnya ke kamar. Rupanya, Jihyun mulai tenang. Tidak lagi menangis dan merintih kesakitan seperti saat pertama kali ia datang.
Kyuhyun mengambil posisi duduk di tepi ranjang. "Minum tehnya." Di bantunya Jihyun untuk duduk. Satu tangannya merangkul bahu Jihyun, tangan lainnya memegangi gelas berisi teh Chamomile yang di buatnya.
Tubuh Jihyun lemah, tidak bertenaga. Ia tidak bisa duduk dengan tegap. Memegang gelas dan meminum teh dengan bantuan Kyuhyun.
"Pelan-pelan."
Sesuai instruksi Kyuhyun, Jihyun meminum tehnya pelan-pelan.
"Gomawo, Oppa." Jihyun berterima kasih setelah menghabiskan tehnya.
"Sekarang, istirahat."
Jihyun menurut dan berbaring. Di ikuti Kyuhyun di sebelahnya. Pria itu mengambil alih botol air hangat dari tangannya.
"Biar Oppa saja. Kau tidurlah." Kyuhyun mengulum senyum.
"Gomawo." Jihyun mencium bibir Kyuhyun kilat. Dan di balas Kyuhyun dengan mendaratkan ciuman di kening dan bibir.
Dengan wajah tepat di depan dada bidang Kyuhyun, Jihyun tersenyum. Detak jantung pria itu bagaikan irama merdu yang membuatnya tenang dan nyaman. Perlahan, matanya mulai terpejam.
Menyadari Jihyun telah tertidur, Kyuhyun bernafas lega. Akhirnya, ia tidak menyaksikan gadis itu kesakitan lagi. "Saranghae," ujarnya lirih.
#End