“Jadilah kekasihku!”
“Heh? Apa maksudmu?”
Mata Eunbi membulat sempurna. Gadis itu mematung masih belum kembali ke alam sadarnya.
“JADILAH KEKASIHKU!” tegas Daniel sambil mencondongkan tubuhnya tanpa melepaskan tatapannya dari Eunbi sedikitpun. Matanya mendominasi tatapan gugup gadis di depannya itu.
“Hei!“ Daniel menyentil dahi Eunbi sedikut keras. Gadis itu tampak terkejut dan meringis.
“A-aku tidak mau!” sahut Eunbi singkat. Cepat-cepat dia membuat jarak dari Daniel. Dadanya kembali sesak dengan jarak terlalu dekat seperti ini.
“Ya sudah. Dompetmu milikku,” ucap Daniel singkat sambil sedikit menjauhi Eunbi.
Eunbi berpikir keras. Ini sebuah pengakuan atau perintah? Bukankah dia hanya ingin dompetnya kembali? Jika dia ingin dompetnya kembali dia harus menjadi kekasihnya, jika tidak maka dompetnya hangus.
“Ke-kenapa? Maksudku kenapa kau melakukan ini padaku?” tanya Eunbi gugup. Dieratkannya genggaman tangannya keras. Dia hanya butuh penjelasan bukan?
Daniel menyeringai. Kini dia melirik ke arah Eunbi yang tampak gugup. Namun itulah yang membuatnya menarik sejak tadi.
“Karena aku menyukaimu,” jawab Daniel sambil tersenyum manis. Kini dia bisa melihat wajah Eunbi yang semakin gugup dan panik. Sungguh sangat menggemaskan.
“Tidak mungkin. Bukankah aku selalu menendangmu saat kita bertemu? Lagi pula aku ini orang yang aneh. Lihat saja penampilanku saat keluar rumah,” ujar Eunbi panjang lebar. Gadis itu mencoba menatap tajam Daniel yang masih terus menatapnya intens dan itu sangat mengganggunya sejak tadi.
Daniel tertawa lebar. Terlihat jelas kalau nada bicara Eunbi barusan sedang dibuat-buat. Apa dia mencoba membuat Daniel mengurungkan niatnya?
“Benar sekali. Dan seharusnya kau pantas disalahkan. Mungkin karena kau menendangku beberapa kali,” ujar Daniel lagi sambil menaikkan alisnya. Direntangkannya kedua lengannya di punggung sofa.
“Aku yakin kau tidak sungguh-sungguh dengan ucapanmu,” sela Eunbi lagi dengan kepala menunduk. Dia sungguh benci dengan situasi ini. Kenapa juga dia harus terlibat dengan laki-laki mesum dan pemaksa seperti Daniel.
“Aku tidak bisa menjelaskan lebih rinci padamu. Tapi yang pastinya aku memang menyukaimu," sahut Daniel acuh.
“Kau tidak boleh memak ....”
Daniel mendekatkan wajahnya. Kini dia bisa menikmati wajah cantik Eunbi dengan jarak hanya terpaut 10 senti. “Kau sangat menarik. Dan kau harus setuju,” tambah Daniel sambil mengacungkan dompetnya.
Wajah Eunbi memanas. Tubuhnya bergetar hebat dan dadanya pun kembali sesak. Cepat-cepat gadis itu mendorong tubuh Daniel menjauh, dan syukurnya itu berhasil.
“K-kau tahu, ada sesuatu yang tidak kau ketahui tentang diriku," jelas Eunbi dengan wajah penuh harap.
“Aku tidak peduli, yang kutahu saat ini dompetmu ada di tanganku. Dan aku sangat menyukaimu,” sahut Daniel acuh. Dia tampak santai memain-mainkan jarinya sendiri.
“Apa kau seorang pembunuh bayaran?” tanya Eunbi tiba-tiba. Sungguh berani dia menanyakan hal berbahaya seperti itu pada Daniel. Laki-laki itu tertawa lepas kemudian menatapnya tajam. Kembali Eunbi tertunduk, mungkin tidak seharusnya dia menanyakan itu.
“Apa aku terlihat seperti itu? Terserah kau mau menganggapku apa, yang pastinya kau setuju atau tidak?” tanya Daniel lagi. Nada suaranya terdengar penuh penekkanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold My Hand ( Tamat ) √
FanfictionTentang hidup Eunbi berubah sejak bertemu dengan Daniel. Bagaimana lika-liku hidup Eunbi sejak mengenal Daniel. Silahkan dibaca.... 😊😊😊