Hari ini memi pergi membeli barang-barang keperluannya di supermarket, dia membeli sampo, sabun, dan bahan makanan yang sudah habis. Memi hidup sendiri di apartemen. Ia selalu dititip uang oleh orangtua nya di Nagano.
Setelah selesai membayar barang-barang keperluannya, Memi keluar dari supermarket itu. Di depan supermarket dia melihat seseorang yang memakai hoddie dan celana hitam panjang sedang membaca disana. Memi kenal aura orang itu.
"Hirate-chan!" Sapanya, Techi menoleh ke Memi yang menyapanya itu. Ia tak menyangka bertemu Memi di tempat ini. Memi mendekatinya dengan ceria.
"Kamu lagi baca apa?" Tanya Memi berbasa-basi. Techi tampak malu memperlihatkan buku yang dibacanya.
"Buku kerajinan tangan..." balas Techi pelan sambil menyembunyikan buku itu. Tampaknya Techi masih belum percaya diri untuk memperlihatkan kesukaannya itu ke orang lain.
"Ohh.."
"Ah iya Hirate-chan kamu ada waktu setelah ini? Aku pingin mengajakmu ke suatu tempat," pinta Memi pada Techi. Memi kembali teringat dengan tujuannya untuk bisa membuat Techi tersenyum dengan alami.
Techi yang kebetulan tidak acara setelah ini hanya mengiyakan ajakan Memi.
****
Memi mengajak Techi ke sebuah taman. Mereka langsung istirahat di kursi taman setelah capek berjalan dari supermarket ke taman.
"Kau tunggu disini ya" ucap Techi yang duduk terdiam disebelahnya. Memi tidak membalas apa-apa ia hanya melihat Techi yang pergi menjauh dan mendekati sebuah truk es krim.
Tak berapa lama ke dua es krim yang dipesannya ada ditangan Techi. Saat Techi mau kembali ke tempat Memi. Seorang anak menangis sambil menunjuk-nunjuk es krim itu ke ibunya. Techi yang melihat hal itu balas menatap anak itu.
Anak itu malah jadi ke takutan. Apalagi Techi malah mendekatinya. Ia memegang erat kaki ibunya. Ia kira Techi akan melakukan sesuatu yang bururk padanya ternyata tidak Techi. Ia memberikan es krim itu ke anak itu. Tanpa bilang apapun Techi langsung kembali ke tempat Memi.
Memi, anak dan ibunya tadi terkagum melihat Techi.
"Memi ini es krim untukmu," serah Techi ke Memi.
Tapi Memi menolak untuk mengambilnya.
"Aku gak mau makan es krim itu sendiri. Kita makan berdua aja." Ucap Memi padanya. Memi sebenarnya malu harus berbagi makanan dengan Techi. Tapi ini kesempatan yang bagus.
Modus memang.
"Sini," Memi mengambil es krim itu.dan menyuruh Techi duduk di sebelahnya.
"Nih aaaa," Memi menyuapkan es krimnya pada Techi. Techi menurut ia memakan es krim yang memi suapkan dengan lahap, sepertinya dia lapar.
"Sekarang gantian ya," ucap Techi lalu mengambil sesendok es krim kemudian menyuapkannya pada Memi.
Tapi Memi malah terdiam bukannya memakan es krim itu. Ia menatap dengan dalam mata Techi yang melihat padanya. Ia malah terkagum sendiri melihat wajah Techi yang begitu tampan dan manis.
"Hei! Ini!" Ucap Techi menyadarkannya. Ia langsung memakan es krim setengah mencair dari sendok itu.
"Nih lagi," Techi menyuapkan lagi.
"Lagi,"
Saat di suapan yang ketiga,Techi dengan sengaja memainkan sendoknya. Membuat es krim yg mau di makan memi tersebut mengenai pipinya.
"Ahhhh Hirate!" Pekik Memi sebal.
Techi malah tertawa bukannya minta maaf.
Memi yang merasa sebal lalu membalas kejahilan Techi itu dan mengoleskan es krim ke wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indeterminate
FanfictionPerasaan benci, cinta dan bimbang menyatu dalam satu hati. Seperti matahari yg mengintip kebahagiaan hujan di balik awan.