Seokjin memberanikan diri untuk menoleh , ia yakin Nam sedang berdiri disana . Yoongi membalikkan badannya , melihat ke arah Seokjin yang masih diam di tempatnya ." Siapa ? " tanya Seokjin gugup .
Namun sial , saat Yoongi membalikkan tubuhnya , pria itu sudah tidak ada . Ia menghela nafas kasar , kemana manusia itu pergi ? Aneh sekali , pikirnya .
" Tidak . " ketus Yoongi .
Seokjin menghela nafas lega , ia tak ingin Yoongi tau Nam , ini belum waktunya Yoongi tau siapa Nam , bisa habis diterkam Yoongi kalau Seokjin tau ia dekat dengan Nam .
" Yoon , ada apa ? " Alih Seokjin .
Yoongi mengangkat alisnya , memberi suatu tanda .
" Jungkook bilang ia menemukan kalung dari appa - mu ? "
Ya , banyak yang Yoongi ketahui tentang Seokjin mengingat keduanya bershabat sejak SMA . Yoongi juga tau kalung itu , kalung pemberian ayah Seokjin yang Seokjin bilang kalau itu menghilang sejak mereka lulus SMA .
" Aku tak tau kalau eomma menyimpannya dan Jungkook menemukannya di kamar tamu . "
Seokjin menghela nafas , " Kenapa eomma menyembunyikan kalung itu ? Apa ada sesuatu ? " Lanjutnya lagi .
" Simpan itu baik - baik , jangan sampai eomma-mu tau . " ujar Yoongi .
Seokjin mengangguk , melihat ke arah dermaga yang terbengkalai , teringat pada sosok Nam yang akhir - akhir ini menghilang dari kehidupannya .
" Jin - ah , ayo turun dan ajak Yoongi makan . "
Seokjin dan Yoongi langsung bergegas turun ke bawah dan menghapiri ibu Seokjin yang sedang menyiapkan meja makan untuk makan malam . Hanya ada perbincangan ringan dari mereka saat ini , Seokjin dan Yoongi tak luput juga bibi Seokjin masih berusaha menutupi . Tak ingin terendus ketiganya memilih untuk membicarakan hal lain yang sebisa mungkin menjauhi kecurigaan ibu Seokjin .
Malam semakin larut , Yoongi sudah pulang karena ada urusan . Kini , Seokjin tengah menonton televisi bersama bibinya dan ibunya . Mereka sesekali berbincang tentang dunia pertelevisian zaman sekarang . Kadang kala juga mereka mengomentari sesuatu , dan suasana ini sangat Seokjin rindukan jika saja dia tidak menyibukkan diri dengan kuliah dan tugas - tugas yang menyebalkan itu . Mereka menonton hingga lewat tengah malam dan melewati malam hingga masing - masing terlelap dalam mimpi indahnya masing - masing .
Fajar menyongsong .
Sang mentari keluar dari peraduannya , menitah manusia untuk bangun dan memulai aktifitas mereka . Tapi tidak dengan Seokjin , pemuda itu masih bergelung melanjutkan mimpinya semalam . Kebetulan ia libur kuliah hari ini dan yang ia jadwalkan adalah hanya seharian tidur dan bermalas - malasan di kamar .
Padahal , hari ini cukup cerah untuk kencan bagi para pasangan . Tapi , tidak dengan Seokjin , ia merasa kali ini dia benar - benar harus istirahat karena tubuhnya terasa sangat lelah dan akan hancur . Ia juga melewatkan sarapannya pagi ini , mungkin karena semalam ia sangat tidur terlambat .
Tapi sepertinya rencana Seokjin untuk diam di rumah seharian tak akan berjalan baik , pasalnya Jungkook meminta bertemu dan Jimin yang juga memohon seperti anak kucing padanya dan ia tak kuasa untuk menolaknya atau Yoongi juga akan memaksanya untuk pergi bertemu. Sialan , istirahatnya harus terganggu lagi . Tak masalah memang , namun kantung matanya membuat semuanya bermasalah .
Jungkook bilang bertemu di cafe biasa .
Jadilah Seokjin bangun dari tempat agungnya , dan bersiap - siap untuk pergi . Seokjin turun dari atas dengan keadaan siap .
" Seokjin , mau pergi kemana kau hari ini ? " ujar Ibunya yang tengah duduk menontoj televisi .
" Aku akan bertemu Jungkook , Eomma . "
Tak ada sautan , Seokjin pun segera bersiap - siap untuk pergi .
" Eomma , aku berangkat . " putus Seokjin sembari keluar rumah secara tergesa - gesa . Seokjin berjalan menuju halte bus di dekat rumahnya , ia menyusuri jalanan dengan cuaca yang cukup cerah hari ini . Tak mengerti pula , kenapa Jungkook dengan amat tidak biasanya mengajaknya pergi dan memaksanya . Bukan hal yang biasa untuk seorang Jeon Jungkook seperti itu , pikir Seokjin .
Seokjin sampai di kafe , sesampainya disana , Jungkook sudah ada disana . Seokjin menghampirinya , wajah Jungkook sedikit berbeda hari ini . Entah kenapa , Seokjin tak mengerti . Akhirnya , Seokjin duduk di sebrang Jungkook .
" Ada apa , Kook ? " tanya Seokjin sembari memperhatikan orang didepannya ini .
" Hyung , sepertinya kalung itu . . " ucapnya terpotong sembari menatap Seokjin .
Seokjin geram , apa yang membuat hidupnya begitu rumit untuk menghadapi Jungkook , Ya Tuhan .
" Kook , bicara yang benar . Jangan seperti itu , aku tidaj mengerti . Lagipula kenapa kau bawa - bawa kalung itu ? Ada masalah dengan kalung itu ? "
" Hyung , kalung itu dari appa-mu kan ? "
Seokjin mengangguk .
" Aku bersumpah , ada alasan ibumu menyembunyikannya darimu . "
---
Hai ,
Apa kabar ? Semoga baik - baik saja , readers . Maaf , menghilang sekian lama tanpa alasan lalu kembali . - tolong jangan hujat aku seperti dia ya , aku tidak seperti itu haha .
Jadi alasan aku tidak melanjutkan ini waktu itu adalah karena beberapa hal yang gak bisa ku lepas . Akhirnya , aku berhenti . Lalu beberapa hari lalu , jiwaku terpanggil . Huhu . Konyolnya , aku kembali saat akan menghadapi ujian akhir .
Terima kasih untuk para pembaca yang sudah mampir kesini . Semoga work ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya . Semoga kalian menikmati cerita ini .
Ohiya ,
Selamat menjalankan ibadah puasa , bagi yang menjalankan . Semangat puasanya !
Selamat membaca ! 💜
--- of course , ini to be continued . . .
YOU ARE READING
Still, with you.
FanfictionTak pernahkah kau berfikir kalau dia bukan manusia? Dia yang selalu ada kapanpun dan menyelamatkanmu. Dan kini kalian bersebrangan di atas lapisan es tipis yang membentang luas membuat jarak antara kalian. Yang jika salah satu kaki melangkah maka...