1 7

538 56 8
                                    


Seokjin memberanikan diri untuk menoleh , ia yakin Nam sedang berdiri disana . Yoongi membalikkan badannya , melihat ke arah Seokjin yang masih diam di tempatnya .

" Siapa ? " tanya Seokjin gugup .

Namun sial , saat Yoongi membalikkan tubuhnya , pria itu sudah tidak ada . Ia menghela nafas kasar , kemana manusia itu pergi ? Aneh sekali , pikirnya .

" Tidak . " ketus Yoongi .

Seokjin menghela nafas lega , ia tak ingin  Yoongi tau Nam , ini belum waktunya Yoongi tau siapa Nam , bisa habis diterkam Yoongi kalau Seokjin tau ia dekat dengan Nam .

" Yoon , ada apa ? " Alih Seokjin .

Yoongi mengangkat alisnya , memberi suatu tanda .

" Jungkook bilang ia menemukan kalung dari appa - mu ? "

Ya , banyak yang Yoongi ketahui tentang Seokjin mengingat keduanya bershabat sejak SMA . Yoongi juga tau kalung itu , kalung pemberian ayah Seokjin yang Seokjin bilang kalau itu menghilang sejak mereka lulus SMA .

" Aku tak tau kalau eomma menyimpannya dan Jungkook menemukannya di kamar tamu . "

Seokjin menghela nafas , " Kenapa eomma menyembunyikan kalung itu ? Apa ada sesuatu ? " Lanjutnya lagi .

" Simpan itu baik - baik , jangan sampai eomma-mu tau . " ujar Yoongi .

Seokjin mengangguk , melihat ke arah dermaga yang terbengkalai , teringat pada sosok Nam yang akhir - akhir ini menghilang dari kehidupannya .

" Jin - ah , ayo turun dan ajak Yoongi makan . "

Seokjin dan Yoongi langsung bergegas turun ke bawah dan menghapiri ibu Seokjin yang sedang menyiapkan meja makan untuk makan malam . Hanya ada perbincangan ringan dari mereka saat ini , Seokjin dan Yoongi tak luput juga bibi Seokjin masih berusaha menutupi . Tak ingin terendus ketiganya memilih untuk membicarakan hal lain yang sebisa mungkin menjauhi kecurigaan ibu Seokjin .

Malam semakin larut , Yoongi sudah pulang karena ada urusan . Kini , Seokjin tengah menonton televisi bersama bibinya dan ibunya . Mereka sesekali berbincang tentang dunia pertelevisian zaman sekarang . Kadang kala juga mereka mengomentari sesuatu , dan suasana ini sangat Seokjin rindukan jika saja dia tidak menyibukkan diri dengan kuliah dan tugas - tugas yang menyebalkan itu . Mereka menonton hingga lewat tengah malam dan melewati malam hingga masing - masing terlelap dalam mimpi indahnya masing - masing . 

Fajar menyongsong .

Sang mentari keluar dari peraduannya , menitah manusia untuk bangun dan memulai aktifitas mereka . Tapi tidak dengan Seokjin , pemuda itu masih bergelung melanjutkan mimpinya semalam . Kebetulan ia libur kuliah hari ini dan yang ia jadwalkan adalah hanya seharian tidur dan bermalas - malasan di kamar .

Padahal , hari ini cukup cerah untuk kencan bagi para pasangan . Tapi , tidak dengan Seokjin , ia merasa kali ini dia benar - benar harus istirahat karena tubuhnya terasa sangat lelah dan akan hancur . Ia juga melewatkan sarapannya pagi ini , mungkin karena semalam ia sangat tidur terlambat .

Tapi sepertinya rencana Seokjin untuk diam di rumah seharian tak akan berjalan baik , pasalnya Jungkook meminta bertemu dan Jimin yang juga memohon seperti anak kucing padanya dan ia tak kuasa untuk menolaknya atau Yoongi juga akan memaksanya untuk pergi bertemu.  Sialan , istirahatnya harus terganggu lagi . Tak masalah memang , namun kantung matanya membuat semuanya bermasalah .

Jungkook bilang bertemu di cafe biasa .

Jadilah Seokjin bangun dari tempat agungnya , dan bersiap - siap untuk pergi . Seokjin turun dari atas dengan keadaan siap .

" Seokjin , mau pergi kemana kau hari ini ? " ujar Ibunya yang tengah duduk menontoj televisi .

" Aku akan bertemu Jungkook , Eomma . "

Tak ada sautan , Seokjin pun segera bersiap - siap untuk pergi .

" Eomma , aku berangkat . " putus Seokjin sembari keluar rumah secara tergesa - gesa . Seokjin berjalan menuju halte bus di dekat rumahnya , ia menyusuri jalanan dengan cuaca yang cukup cerah hari ini . Tak mengerti pula , kenapa Jungkook dengan amat tidak biasanya mengajaknya pergi dan memaksanya . Bukan hal yang biasa untuk seorang Jeon Jungkook seperti itu , pikir Seokjin .

Seokjin sampai di kafe , sesampainya disana , Jungkook sudah ada disana . Seokjin menghampirinya , wajah Jungkook sedikit berbeda hari ini . Entah kenapa , Seokjin tak mengerti . Akhirnya , Seokjin duduk di sebrang Jungkook .

" Ada apa , Kook ? " tanya Seokjin sembari memperhatikan orang didepannya ini .

" Hyung , sepertinya kalung itu . . " ucapnya terpotong sembari menatap Seokjin .

Seokjin geram , apa yang membuat hidupnya begitu rumit untuk menghadapi Jungkook , Ya Tuhan .

" Kook , bicara yang benar . Jangan seperti itu , aku tidaj mengerti . Lagipula kenapa kau bawa - bawa kalung itu ? Ada masalah dengan kalung itu ? "

" Hyung , kalung itu dari appa-mu kan ? "

Seokjin mengangguk .

" Aku bersumpah , ada alasan ibumu menyembunyikannya darimu . "

---

Hai ,

Apa kabar ? Semoga baik - baik saja , readers . Maaf , menghilang sekian lama tanpa alasan lalu kembali . - tolong jangan hujat aku seperti dia ya , aku tidak seperti itu haha .

Jadi alasan aku tidak melanjutkan ini waktu itu adalah karena beberapa hal yang gak bisa ku lepas . Akhirnya , aku berhenti . Lalu beberapa hari lalu , jiwaku terpanggil . Huhu . Konyolnya , aku kembali saat akan menghadapi ujian akhir .

Terima kasih untuk para pembaca yang sudah mampir kesini . Semoga work ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya . Semoga kalian menikmati cerita ini .

Ohiya ,

Selamat menjalankan ibadah puasa , bagi yang menjalankan . Semangat puasanya !

Selamat membaca ! 💜

--- of course , ini to be continued . . .

Still, with you.Where stories live. Discover now