십구

991 112 15
                                    


"Tuhkan.. salah lagi kan lu, mampus."

Curhat pada Jimin ternyata malah membuat suasana hatinya makin hancur. Pria sipit itu malah balik curhat padanya.

"Heran salah mulu, si Kei aja waktu kemarin ngambek seharian gara gara gue salah mesen makan, emang sih ya cewek tuh-"

"Gue pergi." Ucap Jungkook memakai jaket berbahan jeans kesukaannya sembari keluar kamar.

"Heh!, Jeon Jungkook!!"

.

.

.

.

.

"Padahal sebelumnya gue udah percaya, dan hampir jawab serius candaan lo itu."

Kata kata Yein masih terngiang ngiang di kepala Jungkook.

"Gue gak maksud bercanda. Gue kayak gitu karena.. karena... Argh!, bisa gila gue!"

Bugh

Bugh

Bugh

Kini objek makian Jungkook adalah samsak yang berada di ruang latihannya. Atlet Taekwondo itu bisa saja dimarahi pelatihnya lagi. Bagaimana tidak?, Samsak yang baru diganti itu sudah terlihat compang camping akibat tendangan bertubi tubi dari Jungkook



"Ya.., Jeon Jungkook.." lirih seorang wanita

Jungkook refleks menengok ke arah suara, mencari suara memelas itu. Lalu setelahnya mata Jungkook membulat, ekspresi kesalnya berubah menjadi terkejut. Ia buru buru menghampiri wanita itu.

"B-bomi coachnim, wae geuraeyo??" Tanyanya panik, pelatihnya tidak pernah selemas ini.

"Aku ingin menendang kepalamu.. tapi aku sedang tak fit sekarang." Ucapnya sambil memijat pelipisnya.

Jungkook menelan ludah akibat perkataan pelatihnya, "Samsaknya benar benar nyaman untuk dipakai, coachnim.." jawab Jungkook meringis.

"Ani, kesalahanmu bukan terletak pada samsak yang sudah tak berbentuk itu."

"Lalu?"


"Lalu katamu?"

Bomi menarik telinga Jungkook dengan keras, memelintirnya hingga Jungkook berteriak kesakitan, "A-a!! C-coachnim, Appo!!!"

"YAA!, AKU TAK MASALAH KALAU MURIDKU MENGHANCURKAN PERALATAN TAEKWONDO, TAPI JANGAN PERNAH MENGHANCURKAN HATI PEREMPUAN NAPPEUN NOM-AH!"

"Y-ye??"

"Siapa yang mengajarimu jadi laki laki seperti itu?!. Temui gadis itu, dia menangis akibat ulah bodohmu." Titah Bomi.

"N-nugu?" Tanya Jungkook polos

"Ke - ka - sih mu babo-ya!!"

"E-eh?! D-dimana dia??"

Memiliki anak didik seperti Jungkook memang sangat menguji kesabarannya. Bomi memejamkan mata, menghembuskan nafas kasar.

"Di taman, duduk dibawah Ryungnamu (pohon)."

.

.

.

.

"Hiks.. hiks.."

Gadis itu berjongkok, menggali tanah di bawah pohon. Kata neneknya, jika ingin membuang sial atau melupakan sesuatu, Kita harus mengubur rambut di bawah pohon.

Ya, Gadis itu memangkas rambutnya hingga sebahu. Kemudian memasukkan potongan rambutnya kedalam lubang dangkal yang ia gali.

Tak lupa mengucapkan perpisahan pada benda itu, "Selamat tinggal, Jeon Jungkook. Kali ini aku benar-benar akan melupakanmu."

Kemudian ia menutup lubang itu kembali. Dan menangis sejadi jadinya.
Sampai ada seorang wanita yang menepuk bahunya, wanita itu terlihat sangat khawatir. Apalagi setelah mendengar apa yang dikatakan gadis itu.

"Neo, gwaenchanha?,  Perlu bantuan untuk menghajar kekasihmu?"

.

.

.

.

.

Masih dengan setelan taekwondonya Jungkook berlari ke tempat yang pelatihnya tujukan. Sangat ketara kalau dia kelelahan sekali. Nafasnya tersengal - sengal namun ia  tetap mencari gadis itu.

"Dimana dia?"

"Yein?"

"Jung Yein?"

"Ju-"

"Nappeun..hiks.. hiks.."

Jungkook refleks berjinjit, berjalan pelan dan berhati hati, suara tangisan itu mulai terdengar jelas di telinganya.

"Hiks.. hiks.."

Jungkook menemukan gadis itu.. gadisnya berjongkok sembari menutupi wajah dan tak henti hentinya menangis. Hati Jungkook serasa ditikam oleh sesuatu, mendengar tangisan pilu gadis itu.

Jungkook ikut berjongkok, menghadap si gadis, membelai rambut yang dipotong tidak beraturan itu, lalu menuntun gadis itu berdiri secara perlahan.

"Mianhae.. Yei-"

"Oppa?..Hiks.. Oppa tau aku ada disini?"



"Y-YERIM?!"

Gadis itu, Yerim memeluk Jungkook dengan erat, lalu menangis sejadi jadinya. "Hiks.. Kusangka Oppa hiks.. tidak mencintaiku lagi"

"M-memang-"

DUK

Refleks, Jungkook melihat kebawah, melihat sesuatu yang menggelinding menyenggol kakinya. Kemudian melihat ke depan, tepat pada seseorang yang menjatuhkan benda tersebut.

"M-mian, aku tidak bermaksud menganggu kalian." Ujar seorang gadis, yang kemudian berlari.

"Ryu Sujeong!"

.

.

.

.

.

"Apa aku salah lihat?, tapi tadi itu benar benar Jungkook Sunbaenim.." ucapnya dalam hati

"Ah ani.. mungkin cuma mirip."

"Eh?, Tapi dia jelas jelas memanggilku.." pikir Sujeong lagi.


"Lagi mikirin apaan si?, serius banget." Goda Yein yang sontak membuat Sujeong panik.

"B-bukan apa apa, gak ada kejadian apa apa kok hahaha."

"Hm?" Yein menatap Sujeong curiga, ia memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Membuat Sujeong semakin salah tingkah.

"Kayaknya udah baikan sama Taehyung Sunbaenim  deh." Mantapnya di dalam hati. Yein lalu menjentikkan jari.

" CIE-"


"IYA IYA, TADI GUE NGELIAT JUNGKOOK MELUK CEWEK DI TAMAN."

Membuat Yein langsung terdiam.

"A-ani, tapi mungkin aja gue salah liat In.." ucap Sujeong sambil memukul mukul bibirnya.





















TBC

Push & Pull (Jjk × Jyi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang