Part 38. Should I

1.5K 68 35
                                    

Mesut Ozil memacu mobilnya bersama dengan Amina yang tidak henti menyunggingkan senyumnya memandangi rangkaian bunga yang diberikan Mesut untuknya. Malam itu, keduanya akan kembali menuju rumah mereka di woodley untuk menjamu kedua orang tua Amina dan kerabat lain yang datang menghadiri kelulusan Amina.

Mesut berkendara berdua dengan Amina menaiki mobil mercedes kesayangannya yang hanya memiliki dua kursi. Sedangkan kedua orang tua Amina dan rombongan berada di mobil lainnya yang dikawal Ronald dan beberapa orang kepercayaan Mesut.

Sesekali Mesut melirik Amina yang masih terus menyunggingkan senyumannya. Entah apa yang ada di pikiran Amina saat itu, ingin sekali dia mengetahuinya. Apa saat itu Amina sedang memikirkannya? Apa ada perasaan Amina untuknya walau hanya sedikit? Andai itu ada, mengapa Amina harus menyimpannya.

"Hei apa kau tidak lelah terus-terusan tersenyum seperti itu?" Ujar Mesut menggoda Amina

"Tidak, aku tidak lelah. Aku merasa senang hari ini" ujar Amina

"Apa karena ayah ibu??? Kau tidak menduganya bukan?" Tanya Mesut. Amina mengangguk sambil tersenyum.

"Karena ayah ibu, karena aku berhasil  lulus, karena bunga ini" ujar Amina.

"Baiklah, lalu bagaimana denganku???" Sindir Mesut yang bermaksud menggoda Amina

"Ummm... kau juga termaksud" Amina tersipu

"Apa aku salah dengar???" Mesut mengorek lubang telinganya. "Baiklah, kau tidak bisa menarik kata-katamu lagi!" Mesut melawak.

Mobil mereka sampai tepat di depan gerbang pintu rumah dimana sudah banyak mobil yang berjajar didepannya. Amina memicingkan matanya.

"Hei siapa yang datang?" Tanya Amina heran melihat banyaknya mobil yang berjejer.

"Kau akan segera tau" balas Mesut santai

***

"Surprise!!!!! Congratulation Amina!!!" Seluruh keluarga Mesut dari Jerman dan Turki serta beberapa teman dekat menyambut kedatangan Amina dan Mesut malam itu.

Mesut mengadakan pesta kecil-kecilan dirumahnya untuk kelulusan Amina dengan mengundang keluarga dan kerabat terdekat. Amina terharu melihat semua keluarga dan kerabat berkumpul memberikan ucapan  selamat untuknya.

"Terima kasih semuanya. Danke, Vielen Dank für all Ihre Gebete und Ihre Unterstützung (terima kasih, untuk doa dan dukungannya). Tessekur, seni seviyorum (terima kasih, aku menyayangi kalian)" ujar Amina memakai 3 bahasa sekaligus kepada mereka.

Mesut tertawa mengetahui Amina sudah cukup mahir berbicara dengan bahasa Jerman dan Turki. Dia tau, Amina berusaha keras untuk menguasainya agar bisa berkomunikasi dengan keluarga besar Ozil.

Amina memeluk saudari Mesut, Dugyu dan Nese Ozil serta Nyonya Gulizar, ibu Mesut yang memberikan ucapan selamat untuknya. Beberapa kerabat yang lain juga turut mengucapkan selamat untuk Amina. Amina merasa sangat beruntung mempunyai mertua dan ipar yang baik seperti keluarga Ozil. Mereka selalu mendukung Amina.

"Selamat sayang, rasanya kebahagian ini akan lengkap jika engkau dan Mesut mengumumkan kalian akan segera memiliki anak. Sampai kapan kalian akan menyembunyikan kabar baik itu?" ujar Bibi Tugce salah satu kerabat Ozil saat menyalami Amina.

"Emm... A... Aku belum" Amina tergagap karena bingung bagaimana dia harus menjawabnya.

"Hai bibi, apa kabar. Kau terlihat cantik hari ini" puji Mesut pada bibinya

"Ohh Mesut, kau selalu berhasil membuat bibimu ini senang. Ku harap anakmu nantinya akan mewarisi ketampanan dan kebaikan mu, sayang. Semoga Allah merahmatimu" ujar bibi Tugce dari Turki yang bertubuh gempal.

FALL on YOU (Mesut Ozil Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang