Our Love: Harapan Tak Sampai

23 0 0
                                    

        Malam ini tepatnya malam minggu. gue ingin pergi main ke rumah christine. kebetulan gue udah terlalu deket sama dia semenjak dua tahun lalu. kenangan-kenangan gue bersama Christine masih tersimpan di dalam memori butut ini. lo tau lah otak gue kayak apa kalau udah nyimpen kenangan sama gebetan. Malam ini gue ingin mempersembahkan suatu hal ke Christine. Gue ingin mengungkapkan perasaan gue ke christine. Gue berdoa dalam hati agar christine mau jadi kekasih gue. Pokoknya malam ini gue udah tampil rapi dan siap jemput christine lalu gue bakal bawa dia ke salah satu tempat gue curhat, tempat gue berbagi, dan tempat gue mengeluarkan semua luka di hati.

        Saat ini gue udah sampai di rumah Christine. gue mulai ketuk-ketuk pintu rumahnya. Saat itu yang keluar adalah pembantunya. "permisi bi. masih inget saya kan?", sapa gue. "ya gusti, ini mas hendras to yo?. oalah mas ada apa datang kemari? apa ada yang bisa bibi bantu?, sapa balik bi rusti dengan riang dan tidak lupa dengan logat jawanya yang khas. "iya ini bi, saya mau cari christine. Christinenya ada?", jawab gue dengan to the point. "maaf mas, mbak christinenya baru saja pindah semenjak seminggu yang lalu. emang'e mas nggak dikasih tau sama mbak christine kalau mbak christine udah pindah?", jawab bi rusti dengan nada cemas. Seketika bunga yang gue pegang langsung jatuh. mendadak harapan gue udah pupus disini.  gue merasa sedih banget, dan hati gue langsung patah. Saat itu juga gue pamit sama bi rusti tapi bi rusti nahan gue dan ngasih gue sepucuk surat. Kata bi rusti surat tersebut dari Christine. "apa gue mampu buka surat ini bi?" tanya gue ke bi rusti. "iyo to mas, mas pasti mampu buka surat dari mbak chistine. bibi dulu juga pernah mengalami hal kayak gini. mas harus kuat yo. kalau emang mas berjodoh sama mbak christine. pasti bakal balik lagi" jawab bi rusti yang berhasil menenangkan hati gue tapi nggak berhasil menghapus kesedihan gue. "makasih bi atas semangatnya. kalau gitu gue balik dulu ya bi", salam penutup gue ke bi rusti. Saat ini yang bisa gue lakuin adalah pergi ke tempat yang rencananya gue akan membawa christine ke sana. Sesampai disana gue langsung duduk di atas batu yang gede dan langsung membuka sepucuk surat dari christine.

Dear hendras

Hendras, gue tau lo suka sama gue. semua perhatian, tatapan dan kasih sayang lo itu terlihat secara terbuka ndras. Sangat jelas terlihat saat lo nyelamatin gue dari godaan handri, saat kita berdua duduk ditaman belakang sekolah, saat lo seminggu nemenin bokap gue di rumah sakit sampai rela nginep segala. Semua perlakuan lo ke gue terlihat jelas hendras. 

Sebenarnya gue juga menyimpan rasa yang sama ke lo hendras. Gue sayang sama lo dan gue cinta sama lo. Tapi, rasanya terlambat untuk mengungkapkan isi hati gue. Karena, gue akan berpisah sama lo. Selamat tinggal Hendras. Jangan lupa untuk temuin gue di taman belakang sekolah saat 5 tahun kemudian ya hendras. jangan lupa pesen gue, lo harus jaga kesehatan,  rajin belajar dan nggak boleh nakal lagi sampai dipanggil ke BK. gue sayang lo hendras.

Christine

        Gue Baca surat Christine yang singkat, jelas dan mudah dimengerti. Air mata gue menetes deras sama seperti air hujan yang mulai membasahi badan gue. Disinilah pertama kali gue teriak mengeluarkan kata-kata yang seharusnya gue ungkapin ke christine dan Disinilah gue menangis dengan ditemani air hujan ini. "Apa lo akan kembali lagi ke dalam kehidupan gue saat 5 tahun kedepan christine?!? Teriak gue dengan kencang. Gue hanya bisa menangis dan mengeluarkan semua unek-unek gue tentang christine. Gue nggak bisa memakai topeng gue lagi. "Christine, apa lo akan datang saat acara perpisahan ini?!!!" Teriak gue lagi yang tak kalah kencang dari sebelumnya. Entah darimana asal air ini. gue pikir air ini berasal dari air hujan yang telah membasahi tubuh gue. "Woi teriak-teriak disini. berisik tau! apa lo nggak tau kalau dibelakang lo ada rumah gue!", jawab seorang laki-laki paruh baya yang memiliki rumah didaerah sini. "maaf pak maaf, saya lagi sedih pak. orang yang saya cintai ninggalin saya gitu aja tanpa memberitahu saya. dia hanya memberitahu lewat sepucuk surat ini", jawab gue dengan menangis sesunggukkan. "oalah dikau lagi patah hati ternyata nak. yaudah maafin bapak ya udah nyiram air. tenang aja, bentar lagi bakal hujan kok. entar tangisanmu itu akan tertutupi oleh air hujan ini." jawab lelaki tersebut. Entah beberapa menit kemudian hujan itu langsung membasahi tubuh gue. Gue kembali menangis dalam air hujan ini. Setelah gue merasa semua unek-unek gue telah keluar begitu saja. gue pun langsung menaiki motor dan bergegas untuk pulang.

[Song: Daughtry - Over You]

Now that it's all said and done,

I can't believe you were the one

To build me up and tear me down

like an old abandoned house

What you said when you left,

just left me cold and out of breath

I felt if I was in way too deep,

guess I let you get the best of me

Well, I never saw it coming,

I should've started running

A long, long time ago

And I never thought I'd doubt you,

I'm better off without you More than you,

more than you know

I'm slowly getting closure,

I guess it's really over

I'm finally getting better

And now I'm picking up the pieces,

spending all of these years Putting my heart back together'

Cause the day I thought I'd never get through

I got over you

Our LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang