---
"Assalamualaikum," Setelah bergelut dengan pikirannya, akhirnya kalimat salam itu keluar juga dari mulut kiki, sebenarnya ia sudah berada di depan pintu rumah megah itu sejak 5 menit yang lalu, tetapi ia terlalu ragu dan takut untuk mengeluarkan suara atau sekedar mengetuk pintunya, namun dengan segala keberanian yang sudah ia siapkan akhirnya keluar juga kalimat salam itu. Masa bodo dengan respon apa yang akan di berikan setelah orang rumah itu membukakan pintu untuknya, karena sedikit banyaknya pasti orang-orang yang tinggal di dalam rumah megah itu tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka.
Tidak perlu menunggu lama akhirnya pintu itu pun terbuka menampilkan sosok ibu yang sangat ia rindukan, rasanya sangat aneh, mengingat ia yang sangat sering atau bahkan hampir setiap hari mengunjungi rumah itu namun kini terasa canggung.
"Waalaikumsalam, eh Kiki yaampun ibu kangen banget! Kemana aja sih neng, duhh merana ibu nih hampir dua minggu enggak denger suara kamu yang ngerengek minta di bikinin pudding. Kenapa sendiri aja? Selly sama Alnira mana? Kalian masih tengkar ya? Yaampun neng udah atuh jangan lama-lama kasian si Ata murung terus." Kiki hanya tersenyum kikuk mendengar retdetan kalimat yang Vera ucapkan, ia sangat sudah terbiasa dengan ini dan ia sangat senang bahwa ternyata Vera tidak membencinya seperti yang ia pikirkan.
Tanpa pikir panjang Kiki pun memeluk Vera penuh rindu yang tentunya di balas hangat oleh Vera.
"Maafin aku ya Bu, aku kemarin khilaf udah jauhin Ata, tapi sekarang aku udah sadar dan mau minta maaf sama Ata. Doain ya Bu semoga persahabatan Kiki bakal balik kayak dulu lagi." Ucap Kiki, setelah melepaskan pelukannya dengan Vera.
Kemudian Vera mengangguk, memberikan senyuman hangat khas seorang ibu, "Iya apapun yang terbaik buat kalian ibu mah cuma bisa dukung nggak ada hak untuk ikut campur, yaudah kamu langsung ke kamar aja, Ata ada di sana sama Anggi juga."
Kiki pun bergegas menaiki tangga setelah sebelumnya bertegur sapa pada Avatar yang sedang menonton televisi. Ah rasanya sudah sangat lama ia tidak mengunjungi rumah ini dan ia sangat merindukannya.
Iya setelah perdebatannya dengan Selly di cafe akhirnya Kiki memutuskan untuk langsung menemui Agatha, awalnya ia sempat ragu namun mengingat kalau ia tidak buru-buru menemui Agatha maka masalah ini tidak akan selesai, hingga akhirnya sampailah ia kini di depan kamar Agatha. Dengan sedikit perasaan ragu, Kiki pun memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu kamar Agatha.
"Masuk." Terdengar sahutan dari dalam yang membuat Kiki makin gemetar, bahkan ini untuk pertama kalinya ia akan memasuki kamar Agatha dengan perasaan takut, gemetar, dan campur aduk.
Perlahan tapi pasti, Kiki mulai memutar knop pintu kamar Agatha dan sedikit demi sedikit pula ia bisa melihat suasana kamar dan aromanya yang tidak pernah berubah sejak terakhir ia kemari.
"Ata," Panggil Kiki akhirnya, Agatha dan Anggi yang sedang duduk di lantai sembari memainkan congklak milik Agatha menoleh mendengar suara itu.
Tidak perlu di bayangkan betapa terkejutnya Agatha dengan kehadiran Kiki, bahkan ia menjatuhkan biji congklaknya saking terkejutnya.
"Kiki?" Panggil Agatha tak percaya.
Kemudian Kiki melangkahkan kakinya menghampiri Agatha dan Anggi yang masih menampakkan wajah syoknya.
"Hai Anggi!" Sapa Kiki, kemudian ikut duduk bersama kedua sahabat itu.
Anggi langsung menyingkirkan Congklak itu, kemudian menatap Kiki,
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (LENGKAP)
Teen FictionSELESAI Agatha, seorang gadis tomboy yang memiliki sifat cuek, jutek, dingin, dan tidak peduli oleh sekitar. Tiba-tiba ada seorang Alvaro yang masuk ke dalam kehidupannya yang mempunyai sifat berbanding terbalik dengan dirinya. Akankah es batu itu a...