Semua berawal ketika aku duduk diam.
Menikmati setiap yang ditampilkan oleh langit.
Entah itu bintang, bulan, atau matahari.
Salam, Sandra.
Aku dan Audy masih di daerah pemakaman Rafa. Kami memutuskan untuk mengobrol di taman yang berada tidak jauh dari pemakaman Rafa.
"Jadi sekarang lo sekolah mana?" tanyaku ketika aku dan dia sudah duduk di bangku taman.
"SMA Laksana," jawabnya.
"Ooh, lo dapat juara berapa?" tanyaku.
"Gak dapat karena gue masih murid baru, belum dapat nilai plus, kalau lo juara berapa?" Jawab dan tanya Audy.
"Alhamdulillah gue dapat juara satu," jawabku.
"Wah, selamat ya," katanya.
"Iya makasih," jawabku.
"Udah lama banget ya, kita gak cerita kayak gini, nyesel deh gue pernah diamin lo waktu itu," ucap Audy.
'Sudahlah ngapain diungkit sih masalah yang sudah lewat? Lebih baik kita jalani masa depan dengan baik. Gue di SMA Mutiara dan lo di SMA Laksana, dapatkan prestasi seperti saat lo di SMA Mutiara," kataku.
"Rafa gak salah menyukai lo. Gue yang terlalu naif tidak mengetahui sifat baik lo," ucapnya.
"Udahlah ngapain diungkit lagi sih?" tanyaku.
"Karena lo itu baik Sandra, lo bisa maafin kesalahan gue yang belum tentu bisa dimaafkan sama yang lain," jawabnya.
"Terserah lo deh," kataku.
Terdengar dering ponsel, dan ternyata ponsel Audy yang berdering.
"Gue angkat telepon dulu ya, dari Miscela," katanya.
"Iya." jawabku.
Audy tidak pindah dari posisinya, dia masih duduk di sampingku. Sehingga aku bisa mendengar sedikit pembicaraan dia.
"Walaikumsalam, ada apa?"
"Ohh iya, gue lagi sama Sandra," ucap Audy lalu melirikku, sedangkan aku merasa bingung kenapa dia melirikku.
"Oh bisa-bisa, bentar lagi gue sama Sandra ke sana,"
"Iya, lo tenang aja, iya-iya walaikumsalam," ucap Audy lalu dia memasukkan kembali ponselnya.
"Bicarain apa?" tanyaku.
"Oh iyu, Miscela ngajak kita ke puncak, kata Miscela pacarnya ada Villa di sana, dan lo harus ikut," jawab Sandra.
"Loh-loh kok dadakan sih?" tanyaku.
"Gak tahu tuh, dia bilang harus datang," jawab Audy.
"Tapi, Kakak gue mau datang ke sini, gimana dong? Gak mungkin gue pergi saat Kakak gue datang" ucapku.
"Yah, ajak aja, kata Miscela lebih ramai lebih baik karena katanya Villa yang ada di puncak banyak kamarnya, jadi Kakak lo ajak aja," jawab Audy.
"Tapi gue gak enak," ucapku.
"Gak papa, nanti gue sms Miscela tentang Kakak lo," kata Audy.
"Yaudah sekarang mau ke mana dulu?" tanyaku.
"Gue pulang dulu bentar, mau packing baju, nanti kalau udah siap, gue ke rumah lo, gue datang lo juga harus udah siap ya," katanya.
"Yaudah iya." ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Forget You ✔
Teen FictionTentang trauma cinta. Tentang dikhianati. Tentang janji yang akan ditepati. Semua berubah jika sudah berhubungan dengan cinta. Hal yang biasanya baik akan menjadi berkhianat dengan adanya cinta. Begitu pula yang dihadapi oleh Cassandra Adrena Natha...