Your Voice - Part XVII

3.3K 261 285
                                    

PART XVII
KEHANGATAN

Ia menahan tanganku. Langkahku pun tertahan. Aku menoleh padanya.

"Kenapa, Neth?" Tanyaku.

Anneth hanya menggeleng.

Aku memegang kedua pipinya.

"Yuk. Bahagia kita, kita umumkan pada mereka."

Anneth masih menggeleng.

"Jangan.."

"Kenapa?" Tanyaku lembut.

"Maksudnya.. boleh kita sedikit lebih lama di sini?" Tanyanya. Kemudian mengajakku duduk.

Aku menghela nafas. Sudah memikirkan yang tidak-tidak. Aku pun menuruti, duduk kembali.

"Sampein makasih ku ke Ucha." Kata Anneth, aku tercengang.

"Aku tau, kamu pasti kewalahan dengan ini semua. Siapa lagi kalau bukan Ucha yang bantu kamu.." Kata Anneth lagi, tersenyum. Sambil memegang kalung yang telah terpasang di lehernya. Menjuntai dengan begitu cantik.

Aku mengangguk. Tersenyum padanya.

"Boleh tanya?" Kataku pada Anneth.

"Why not?"

"Keyakinan apa yang membuat kamu mengiyakan akan perasaan yang aku ungkapkan? Karena sejujurnya, aku begitu pesimis sebelumnya."

Anneth menatapku dalam.

"Karena.. aku ingin kamu."

Aku menautkan alis, bingung.

"Hanya itu?"

"Itu bukan hanya."

"Ya.. Maksudnya.." Aku garuk-garuk kepala.

"Kamu adalah laki-laki pertama yang membuatku penasaran ketika aku mulai terjun ke dunia ini. Dan.. membuatku tidak nyaman dan nyaman di saat yang bersamaan."

"Tidak nyaman?"

"Kehadiranmu di hampir setiap waktuku, perhatianmu, dan kekhawatiran yang kamu beri untukku, aku tidak nyaman akan itu."

Kalimat Anneth membuatku kaku. Aku merasa bersalah seketika.

"Aku tidak nyaman.. karena aku telah menyadari. Aku menginginkan kamu sejak saat itu. Namun, di sisi lain aku harus bertahan karena rasaku tidak mungkin berbalas harap."

Badanku lemas.

"Tidak nyaman karena aku mulai merasa nyaman."

Aku terharu di detik selanjutnya. Ku raih tangannya dan ku genggam. Anneth melanjutkan ungkapannya.

"Sejak aku mengenal kamu, sejak saat itu juga kamu.. membuatku ingin merasakan bagaimana rasanya diperhatikan dan diinginkan. Kamu.. kamu.. harapan terbesar yang aku miliki hingga saat ini. Mendengar kamu mengungkapkan rasa keinginan yang kamu punya, beberapa waktu lalu, membuatku bahagia tak terhingga. Karena pada akhirnya aku bisa menghapus rasa takut akan harapku sendiri. Karena rasa dan ingin kita sama. Dan itu semua saling berbalaskan."

YOUR VOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang