"Din.. Bangun din"
sedari tadi Tika, terus saja membangunkan Dinda, yang tertidur di kelas. Tika sudah beberapa kali mencoba sedikit mengguncang tubuh Dinda, namun nihil, Dinda masi saja tertidur.
"Ya allah, kebo banget si, bangun din, itu pak Dimas udah masuk" Tika mulai frustasi, tidak biasa nya Dinda sampai ketiduran di sekolah.
Tika tetap mengguncang-guncang tubuh Dinda, namun Dinda malah semakin mengeratkan pelukan nya pada tas yang ia jadikan sebagai bantal.
Dinda tertidur di kelas, di akibatkan tadi malam acara curhat-curhatan dengan bang fazar baru berakhir jam dua dini hari.
"Din, bangun din, itu pak Dimas jalan ke sini" kini Tika bersuara dengan sedikit pelan.
Duk...
Dengan menarik paksa, pak Dimas menarik tas Dinda. Hal itu membuat kepala Dinda terbentur meja dengan sedikit kuat. Pak Dimas memang salah satu guru killer di sekolah ini, ia terkenal suka menghukum murid.
"Aduh.. " eluh Dinda sambil mengelus-elus kepala nya yang terbentur.
"Kamu, berani-berani nya kamu tidur di saat jam pelajaran saya, cepat keluar dan sebagai hukuman nya kamu rapikan buku yang berserakan di perpustakaan, setelah jam pelajaran ini akan saya cek"
"Iya, pak"
Dengan langkah lesu, Dinda berjalan. Keluar kelas, Dinda berniat ke toilet untuk mencuci muka supaya lebih segar, baru setelah itu ia akan membereskan buku-buku di perpustakaan.
Dinda menatap pantulan diri nya di cermin. Jidat nya sedikit memerah karna terbentur tadi. Kepala nya juga terasa pusing, semua itu karna kepala nya terbentur. Tetapi Dinda tidak bisa menyalahkan pak Dimas karna memang dia yang salah karna telah tidur di kelas.
Setelah merasa cukup segar karna telah mencuci muka. Dinda pun segera menuju perpustakaan, ia ingin segera membereskan buku-buku itu. Takut kalau nanti pak Dimas mengecek nya, ia belum selesai dengan tugas nya.
Dinda cukup kaget karna, buku-buku di sini berserakan. Banyak buku-buku yang di letakkan tidak pada tempat nya.
Setelah hampir dua jam ia membereskan nya, akhirnya pekerjaan nya selesai. Dan juga pak Dimas tadi sudah mengecek. Untunglah setiba pak Dimas di sini, buku-buku di sini sudah tersusun rapi dan juga sudah berada pada tempat nya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Ting... Ting.. Ting..
Tidak terasa Dinda sudah berada di sini sejak jam pertama tadi. Tetapi ia tetap enggan pergi keluar, padahal sekarang jam istirahat. Tapi rasa nya ia enggan meninggal kan bangku pojok yang ada di perpustakaan.
Dinda membaringkan wajah di lipatan tangan nya. Sambil memejamkan mata, ia cukup lelah hari ini, buku-buku yang harus ia bereskan cukup banyak.
Dinda kaget, tiba-tiba saja ada benda dingin yang menempel pada pipi nya. Dengan spontan Dinda langsung mengangkat kepala nya.
"Nih, buat kamu.. Kamu belum makan kan"
Dinda menatap datar orang yang berada di depan nya. Kini Niko nampak telah menyodorkan satu kotak makanan dan juga es teh, yang tadi sempat di letakkan di pipi Dinda.
"Kamu, kok tau aku di sini? "
"Tadi aku ke kelas kamu, terus kata Tika kamu di perpus, karna kena hukum sama pak Dimas, kamu ketahuan tidur di kelas"
"Terus Tika di mana? "
"Gak tau, kayak nya dia ke kantin"
"Huh" Dinda membuang napas, ia kesal pada Tika, seharus nya yang datang kemari dan mengantar makanan adalah Tika bukan nya Niko
KAMU SEDANG MEMBACA
my police husband
Teen FictionSetiap pertemuan selalu memiliki arti tersendiri, entah menjadi teman, sahabat, teman hidup, atau hanya kilasan yang berlalu dan terlupakan. Jika kamu sudah menjadi seseorang yang ku anggap penting dalam hidup, maka jangan tinggal kan dan pergi dar...