Jika kau mengira kak Renata sangat menyayangi ku dengan cinta dan kasih sayang,
kau salah~
Dia mencintai ku dengan harta dan segelintir ucapan rasa kasih sayang yang datang dan pergi tidak mempunyai arti.
Kalian yang selama ini mengira aku sudah hidup bahagia bersama kak Renata,mungkin kalian semua memandang semuanya dari mata kakakku,Renata.
Kenyataan nya tidak seindah yang dibayangkan oleh insan sekalian,bahkan aku yang kalian kira sudah bahagia sebenarnya aku mempunyai beban yang lebih dari kakakku,Renata~
Aku merasa beban ini lebih berat darinya, aku ini seperti hidup tanpa cinta dan kasih sayang, harta yang kalian kira pembawa kebahagiaan dunia itu tidak berarti dimataku.
Aku membutuhkan kasih sayang yang lebih berharga daripada uang,aku membutuhkan itu walaupun hanya satu,
Aku mencoba menahan pilu tapi semuanya sia-sia,air mata menetes setelah sekian lama ku tahan agar dia tidak keluar.Sepintas teringat saat aku menangis,aku teringat pada cerita kak renata tentang pantai tempat merenungnya.
Aku mencoba pergi kesana,berharap pencerahan yang sama akan datang kepadaku, aku merasakan kedamaian yang kak Renata ceritakan, deburan ombak dan bulan purnama diatasnya.
Aku memandang bulan tersebut dan berkata:
"Hey kau yang disana, apa kau kesepian?!,apa kau merasakan apa yang ku rasakan?"Aku melihat kearah lain ternyata banyak bintang yang menemaninya, tepatnya "Terlihat menemaninya".
" Ribuan bintang disana seperti menemani bulan yang sedang kesepian,namun nyatanya mereka saling berjauhan."
~CemaraAku menyadari,aku seperti bulan yang ada diatas langit, semua yang kutemui menemaniku, mereka terlihat sangat dekat denganku, namun kenyataannya mereka sangat berjauhan dan tak dapat diraih.
Setidaknya bulan menerangi malam yang gelap gulita,
Aku ingin menjadi seperti bulan sepenuhnya.
Kak Renata mungkin seperti matahari,orang orang enggan melihatnya,tapi dia mempunyai awan untuk menemaninya.
Tapi aku adalah aku,aku tidak bisa memaksakan untuk menjadi seperti orang lain,aku mungkin akan bahagia dengan caraku sendiri...Minggu pagi aku sengaja tidak menyantap sarapan yang dihidangkan, aku membawa semua sarapan tanpa memberitahu kak Renata,
Tabunganku juga aku bawa,jumlah nya kecil bagiku,tapi tidak bagi mereka..."Saatnya menerangi kegelapan"
Ucapku penuh semangat sambil membawa tas yang berisi makanan dan tabunganku,
Aku melihat masih ada banyak orang belum mendapatkan kebahagiaan, Aku mencoba membagi kebahagiaan yang belum kudapatkan,
Setidaknya mereka mendapatkannya.
Aku memilih kolong jembatan jalur kereta api tidak terlalu jauh dari rumahku, disana banyak orang meniti jalan kehidupan,
Anak-anak yang bersenang ria ditengah kelaparan, Para ayah yang bersiap mencari makan untuk keluarganya, para ibu yang senang memandang anaknya yang bahagia...
Kurasakan senyuman mereka saat menatapku,dan mereka berkata:
"Hey nak,kemari! Kau kelihatannya bersedih?""Ya,sedih campur bahagia,tapi aku sekarang tidak punya alasan lagi untuk bersedih"kataku sambil menghampirinya.
Mereka memberikan senyuman yang tak pernah aku dapatkan,tulus sekali senyumannya sampai air mata keluar karena bahagia...
"Ternyata ini bahagia yang sesungguhnya,terima kasih telah memberikannya, Tuhan."
Ucapku kepada diri sendiri.Aku bersantap sarapan bersama mereka, tak terlihat bibirnya menunjukan kesedihan,
Aku bahagia saat bersama mereka, aku bermain sepakbola bersama anak anak kecil yang sebaya. Tawa menyeringai saat aku bermain bersama mereka, mereka yang mempunyai seribu alasan untuk menderita,tapi mereka lebih memilih berbahagia.
Uang tabunganku dibelikan pakaian untuk mereka.
Aku bahagia bisa membahagiakan orang yang bahagia, aku bahagia bisa menerangi kegelap gulitaan mereka,walau tidak selamanya...
Setelah sekian lama,aku bisa menemukan alasan untuk berterima kasih kepada Tuhan,
Aku diberikan kesempatan memberikan senyuman kepada mereka,tapi kenyataannya, merekalah yang memberikan senyuman yang aku tunggu.Hari minggu menjadi hari yang paling dinanti olehku,
Aku menyisihkan uang jajan untuk ditabung untuk mereka.
Aku tidak berharap kalian memujiku, aku berharap kalian semua memuji mereka yang sudah membawa arti bahagia bagiku, bagi Cemara~Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
CEMARA
Short StoryKurasa bergelimangan harta bukanlah segalanya... Inilah aku, Cemara adik Renata~ Aku terlahir kedunia ini untuk menemani kakakku yang selalu bersedih, setidaknya itu yang selalu dikatakan padaku. Kakak menceritakan semua kisahnya padaku, Ayah dan...