Part-4

2.6K 234 44
                                    

16:20

Aku berlari ke arah ruangan musik kampus, mereka sudah menungguku dan aku sudah terlambat dari satu jam yang lalu karena aku baru saja selesai dengan kelasku. Memang sulit sekali harus membagi waktu antara hobi dan kewajiban, tapi apa pun itu keduanya adalah impian terbesarku dan tentu saja segala resiko dalam keduanya aku harus bisa menerima saat memilih keduanya.

"Sorry semuanya..". Ucapku dengan nafas sedikit tersenggal karena berlari, tentu saja aku merasa tidak enak karena banyak sekali senior yang menungguku ya.. meskipun aku tau mereka akan memahaminya.

"Santai dev, lo duduk dulu dan nafas dulu kayak abis dikejar setan aja". Ucap seseorang. Aku mengingat-ngingat siapa dia, nihil aku tak tau siapa dia. Mungkin karena terlalu cueknya aku dalam mengenal, alhasil banyak sekali yang mengenalku tapi aku tidak mengenalinya. Aku duduk di salah satu kursi kosong, kebetulan kursinya dibentuk melingkar meskipun tanpa meja sepertinya ini lebih santai dari sebelumnya, namun juga tidak terlalu membuatku tenang.

"Udah bisa santai sekarang?". Tanya kak iqbal, aku mengangguk pasti. Karena memang aku sudah berhasil menakan debaran jantungku akibat maraton tadi.

"Jadi sesuai dengan apa yang gue bilang waktu itu, kalo lo bakal duet sama.. tuh orangnya". Ucapnya sembari melambaikan tangan ke belakangku, otomatis aku memutar sedikit kepalaku agar bisa melihat siapa itu.

Deg!

"Dia lagi". Ucapku pelan, sangat pelan untungnya itu tidak terdengar oleh siapa pun.

"Duduk dulu". Kata kak iqbal setelah perempuan itu sampai disampingku, dan akhirnya dia memilih kursi tepat di sebelah kiriku. Ku lihat dia hanya melirikku sekilas.

"Oke ulang lagi.. berhubung kalian udah ada, jadi gue selaku ketua panitia festival tahun ini gue mau minta kalian buat duet di acara nanti, gue minta ini gak ke sembarang orang ya.. menurut gue kalo kalian mau berpartisipasi di festival kali ini, gue yakin seribu persen ini bakal jadi festival terkeren sepanjang sejarah di kampus kita".

Aku menengok ke arah perempuan disampingku, yang sampai saat ini aku lupa dengan namanya. Bagiku, dengan siapa pun aku akan bernyanyi aku tidak akan mempermasalahkannya karena yang terpenting bagiku adalah membuat orang lain terhibur. Bahkan dipertemuan sebelumnya dengan kak iqbal secara tidak langsung aku sudah menyetujuinya, hanya saja aku tak menyangka bahwa dunia akan se-sempit ini. Aku bertemu untuk ke-tiga kalinya dengan perempuan disampingku ini, dan bahkan akan menjadi bibit-bibit untuk pertemuan selanjutnya. Karena terlibat dalam satu event pasti itu akan membuatku sering bertemu dengannya.

"Oke kak..". Jawabnya, aku meliriknya sekali lagi memastikan itu benar dia yang berbicara.

"Lo gimana dev?".

"Oke". Ucapku, dan langsung disambut sorak bahagia oleh semua yang ada di ruangan ini yang sedari tadi seolah hanya menjadi pendengar yang baik.

"Gue gak tau harus berterimakasih kayak apa ke kalian yang jelas makasih banget". Ucap kak iqbal dengan menangkupkan kedua tangannya, aku hanya mengangguk dan tersenyum.

"Untuk lagunya gimana kak?". Tanyaku

"Itu terserah kalian, gue bebasin buat kalian milih lagu". Oke.. jawaban kak iqbal itu justru akan membuatku banyak berdiskusi dengan perempuan itu, baiklah. Aku hanya mengangguk paham. "Kita ngobrol sebentar di luar". Ucapku padanya pelan.

"Kak saya pamit dulu sama dia mau diskusi". Pamitku. "Oke dev makasih ya..". Kak iqbal menyalamiku dan dia, aku berjalan lebih dulu daripada dia.

"Mau ngobrol dimana?". Tanyaku

"Katanya tadi di luar". Jawabnya, dan aku menemui satu fakta dari jawabannya, dia itu pintar namun mungkin otaknya agak sedikit tersendat jadi terkesan telmi.

Music is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang