" ayah,ibu apakah kalian tahu kalo aku disini sedang meneteskan air mata?"
Meneteskan air mata adalah hal yang wajar bagiku. Setiap kali hati merasa tak mampu melewati beban hidup, dengan sigapnya mata meneteskan air mata.
Tak terbayangkan berapa banyak air mata yang telah aku habiskan untuk hal yang sia-sia.
Berfikir bahwa tidak ad kebahagiaan tanpa kedua orang tua merupakan pikiran yang selalu aku alami setiap saat jika aku melamun.
"tuhan apakah aku sanggup menjalani hariku lagi"
"tuhan apakah masih ada kebahagiaan yang dapat aku rasakan"
"tuhan bagaimana jika kesabaran dan kekuatanku mulai habis"
Aku hanyalah manusia tak sempurnya dan tak luput dari kesalahan. Tapi apakah ini adil untuku tuhan. Apakah semuanya tdk melampaui batas?. Tuhan maafkan jika hambamu ini kurang bersyukur atas nikmat yg engkau berikan.Aku tahu klo tuhan itu adil. Kita ditakdirkan menjadi anak broken home suapaya kita menjadi orang yang kuat, yang tabah, yang sabar kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
broken home story
RandomKita semua sama, hanya saja latar belakang yang menjadi perbedaan kita dan itu tdk menghalangi kita anak untuk meraih kebahagiaan. Broken home tdk seburuk yang kita bayangkan jika kita ikhlas menjalaninya.