14

3.5K 140 4
                                    

Happy reading..

Ditengah malam dalam keramaian Ibu Kota, wanita cantik itu menangis tersedu-sedu berjalan di tepi trotoar sambil membawa koper ditangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menyeka air matanya yang keluar terus menerus.

"Seharusnya jika kau benar-benar tulus mencintaiku, kau akan lebih  mempercayai aku Dev, tapi nyatanya kau emmb___" ucapnya lirih namun ketika menyebut nama pria itu tiba-tiba perutnya terasa bergejolak sangat hebat. Ia menepi dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Hoek ... Hoek ." Viona terus saja berusaha memuntahkan isi perutnya namun yang keluar hanya cairan bening saja.

Ia mencoba mencari taxi namun hasilnya nihil, kepalanya terasa pusing dan mual yang terus melandanya membuat ia memilih duduk di kursi yang ada di tepi jalan.

Tiba-tiba ada segerombolan preman sedang mabuk berjumlah tiga orang  mendekati Viona.
"Hai manis ... perlu abang temani nih ?"

"Atau kamu yang temani kita-kita hahaha ?"

Merasa dirinya dalam bahaya segera Viona beranjak dari sana, namun baru selangkah salah satu preman itu berhasil mencekal tangan Viona dan melempar koper yang ia pegang.
"Mau lari kemana ? Kita belum selesai bersenang-senang ?"

Kedua preman itu memegang kedua tangan Viona.
"Lepaskan aku brengsek !" Viona berusaha meronta namun apalah daya keadaan tubuhnya yang lemah tidak sebanding dengan kekuatan mereka.

"Aku akan lepaskan kamu tapi setelah kamu merasakan punya abang yang besar ini."
Salah satu dari mereka mengeluarkan kejantanannya didepan Viona. Viona terus mencoba melepaskan cekalan di tangannya namun gagal.

"Tolong ... tolong !!" Viona berteriak berharap ada seseorang yang akan menolongnya.

"Hahaha ... percuma kamu berteriak manis, tidak akan ada yang menolongmu hahaha."
Preman itu mulai mendekat dan hendak mencium bibir ranum Viona namun tiba-tiba ....

Bugh

Viona masih setia menejamkan matanya, kedua tangannya mulai terlepas dan ia membuka matanya pelan melihat seorang pria telah menghajar preman-preman itu.

"Brengsek ... rasakan ini !!"

Bugh

Bugh

Pria itu terus saja memukuli preman-preman itu sampai mereka tak sadarkan diri.

Pria itu mengambil koper yang tergeletak di pinggir jalan dan menyerahkannya pada Viona.
"Kamu tidak apa-apa ?" terlihat raut cemas diwajahnya.

"Iya aku baik-baik saja Leon, terima kasih ?" Pria itu adalah Leon, kekasih Dara.

Leon memperhatikan penampilan Viona yang sangat berantakan, mata sembab serta wajah yang pucat membuat ia bertanya-tanya.
"Kau mau kemana malam-malam seperti ini ?"

Viona menundukkan kepalanya.
"Aku mau pergi ke rumah orang tuaku."

Leon mengerutkan keningnya.
"Kenapa harus larut malam seperti ini, besok pagi kan bis__ " belum selesai Leon bicara tiba-tiba Viona kembali memuntahkan isi perutnya.

"Hoek ... Hoek."

Leon yang cemas langsung membantu memijit tengkuknya.
"Kau sangat pucat, ayo akan aku antar ke rumah sakit !"

Namun Viona menolaknya, ia merasa tidak enak.
"Tidak sudah Leon aku baik-baik saja, mungkin karena aku merasa lapar jadi seperti ini "

"Baiklah, ayo kita cari makan dulu !!"

🍁🍁🍁


20 menit berlalu...

Kini Leon sudah berada tepat di depan rumah orang tua Viona. Rumah sederhana yang wanita itu tempati sejak setahun silam. Leon menoleh pada Viona yang sudah tertidur pulas bersandar pada pintu mobil.

Maaf, dia bukan anakmu !! (new)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang