Chapter 12.

9.3K 575 15
                                    

"Kenapa diem? gue sayang sama lo!"

Ucapan Kenzo sontak membuat Rhea berhenti bernapas, hingga sesak di dadanya. Dingin, tubuhnya dingin, meskipun panas matahari terik meyinarinya, dengan keringat dingin mengalir bercucuran di pelipisnya.

"Hey sayang, kenapa?" Kenzo membuyarkan lamunan Rhea, mengapa cowok ini jadi berubah sifat begini? Tadinya, dia adalah cowok yang dingin dan sangat cuek, acuh tak acuh, kepada siapapun.

"Apaan sih Ken, pergi sana." perintah Rhea, namun gadis itu membuang muka dari Kenzo, ia tak ingin Kenzo melihat rona merah di pipinya.

"Yaudah, ini minum. Gue pergi dulu. Dan lo, jangan deket-deket sama cewe gue, ngerti?!" Kenzo mengancam Dani dengan mukanya yang sok jago.

Hanya balasan senyuman yang ia dapatkan.

Setelah kepergian Kenzo, Rhea masih berpikir ada apa dengan Kenzo, sikapnya berubah drastis, yang dulunya sangat dingin, sekarang menjadi aneh.

"Dasar cowok aneh," gerutunya dalam hati meskipun ada kesenangan tersendiri.

Dani menatap Rhea dengan kecewa, "Itu cowok kamu?" tanyanya dengan mata sendu.

Rhea melirik sekilas, "Bukan urusan lo!" ketusnya lalu meneguk air mineral yang tadi Kenzo berikan, meskipun itu bekasnya namun Rhea kali ini sangatlah haus.

Dani menatap Rhea dengan sejuta harapan. Harapan yang ia taruh kepada Rhea sejak pertama kali bertemu di kelas kemarin. Ya, Dani mulai menyukai Rhea, sejak dia berani melawan Manda.

Pupus sudah harapannya, mendengar bahwa gadis yang disukainya mempunyai kekasih.

"Cuma pacar, kan? Berarti kan belum nikah, masih ada harapan." gumam Dani pada dirinya sendiri.

****

Segerombolan cowok yang selesai olahraga tadi berjalan menuju ruang kelas, dengan arah yang berlawanan, nampak seorang kakak kelas mendekatinya.

Cowok itu menyapa Kenzo dengam senyuman, "Hey, Bro!"

"Hey, tumben-tumben lo nyapa gue?" Jawab Kenzo dengan sedikit tersenyum, hanya sedikit.

Rehan tersenyum kecil, yang benar saja, mereka kan baru akrab beberapa hari yang lalu, "Hmm, denger-denger lo jadian sama Rhea, ya?"

Cowok itu bertanya dengan serius, dengan sedikit kekecewaan di matanya. Entah apa arti itu. Kenzo sebenarnya malas jika menyangkut Rhea, gadis yang selama ini diakuinya sebagai pacar, namun sebenarnya dia sendiri risih dengan keberadaannya.

"Malah diem lo anjay," celoteh Rehan membuyarkan lamunan Kenzo.

"Eh? Ntar dulu ya, nanti istirahat kita ke kantin, sekarang gue mau ganti baju." ucap Kenzo mengalihkan pembicaraan.

Rehan mengangguk, lalu Kenzo pergi meninggalkan Rehan sendirian.

Ketika sudah sampai di dalam kelas dan sudah berganti baju, salah seorang sahabat Kenzo di sekolah menoleh kepadanya, "Eh Ken, lo sejak kapan jadian sama murid baru itu?"

"Bukan urusan lo," jawabnya dengan malas.

Kenzo sedikit menyesal mengatakan bahwa Rhea adalah pacarnya, sedari tadi banyak yang menanyakan hal itu membuat dia sangat risih. Namun apa boleh buat, ini juga demi keuntungannya sendiri.

Yang pertama, Rhea bisa menjadi penghalang antara dia dengan Manda, dan yang kedua, agar dia tidak dikejar-kejar oleh cewek tengil di luar sana.

RHEA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang