4. My 'boy'friend versus Mas Ian

17.1K 2.7K 483
                                    

Versi baru, 2020.

©sourceofjoyful








Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Aku malas-malasan turun dari kamar setelah membalas chat tersebut.

Yang harus kalian tahu, dia itu sahabatku. Beneran.

Aku bukan Arsenno yang dengan gampangnya move one.

Arsen more than move on.

Dan setelah pemutusan sepihak lewat chat, Arsen menghindar. Tidak ada niatan untuk menjelaskan. Bahkan ketika ketemu di sekolah, dia seperti menganggapku tidak ada.

Benar kata Mas Ian, dia brengsek.

"Ooh lo ya yang namanya Arsen? Kon yo cok? Ngakuo!"

Aku yang masih diam di depan kamar, mendadak langsung lari menuruni tangga.

"Mas, mas!" Aku melerai Mas Ian yang nafasnya naik turun sedang tangannya menarik baju seorang cowok.

"Mas ini bukan Arsen!" kataku lalu menengahi, "Ini namanya Yoga."

Mas Ian menatapku. Lebih tepatnya menyelidik, "Kon selingkuh sisan, Dek? (Kamu selingkuh juga, Dek?)."

Aku langsung kaget dan menggeleng dengan cepat, "Nggak lah, Mas. Gila kali!"

"Terus iki sopo?" Mas Ian bolak balik menatap Yoga dari atas sampe bawah lalu gantian menatapku.

"Ini Yoga, Mas." ulangku dengan sabar, "Temenku sekelas. Dia udah sering kesini. Mas yang lain udah tahu. Mas Ian aja yang jarang di rumah makanya nggak tahu." Skak mat!

Mas Ian menggaruk tengkuknya lalu menepuk-nepuk pundak Yoga, "Sorry, brai. Gue nggak tahu."

Yoga diam aja terus aku injak kakinya, "Awww!"

"Rin, sakit..." rintihnya perlahan sambil menatapku.

Aku melotot - memberikan isyarat agar dia merespon Mas Ian.

"Eh, iya, Bang. Nggak apa-apa." katanya akhirnya ngeh.

"Udah ya mendingan sekarang Mas Ian masuk ke dalam." kataku sambil mendorong-dorong badan Mas Ian.

"Ngapain? Mas mau disini aja." Mas Ian malah duduk di sofa.

Waduh! Pasti bakalan diawasin nih.

"Yoga, kita ke Cafe aja yuk?" ajakku lalu menarik tangan cowok itu.

"Arin!" teriak Mas Ian, "Mau kemana?!"

"Tak titeni raimu. (Aku tandain mukamu)." gumam Mas Ian tetap tidak melepaskan pandangannya dari Yoga.








Aku Panggil Mereka : Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang