CHAPTER 16

2.8K 200 243
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA🙏🏻

HAPPY READING💗

###

Ketukan pintu terdengar, Alsha sengaja mengunci pintu kamarnya. Ia menatap cermin sambil terisak. Lalu menunduk dan meneteskan air mata. Ucapan Clara benar-benar membuatnya sakit hati.

Apa ada orang-orang di luar sana beranggapan pada dirinya bahwa menikah dengan Arsyad hanya untuk Harta? Kenapa bisa ada orang berpikiran jahat seperti itu padanya.

Tak ada niat sedikitpun Alsha memikirkan soal harta. Ia hanya dipaksa oleh kedua orang tuanya untuk menikah, itu saja. Bahkan kemewahan ini tak ada arti baginya jika rumah tangganya tidak bahagia.

"Alsha, buka pintunya..." terdengar suara Arsyad di balik pintu itu. Laki-laki itu terus mengetuknya dengan suara terdengar khawatir. "Alsha..."

Perlahan Alsha berjalan untuk membuka pintu, setelah itu ia enggan menatap Arsyad yang kini masuk ke dalam kamar, lalu laki-laki itu menutup pintu kembali dan menguncinya.

Alsha berjalan ke ranjang dan duduk di sana dengan wajah masih menunduk.

"Alsha, gue minta maaf atas perlakuan Clara ke elo tadi." ucap Arsyad yang kini duduk di samping Alsha sambil berusaha meraih tangan Alsha.

Dengan cepat Alsha menghempaskan tangan laki-laki itu kasar. "Lo tadi bentak gue di depan dia!" emosi Alsha yang masih tak ingin menatap Arsyad.

"Gue juga bentak Clara tadi kok. Alsha udah ya, tolong lupain perihal tadi___"

Alsha kini menatap Arsyad tak percaya. "Apa? Lupain? Lo denger gak dia tadi ngomong apa ke gue? Hati gue sakit banget pas dia bilang gitu, lo gak pernah ya ngertiin perasaan gue!"

"Gue tau dan gue ngerti. Tapi hal kayak gitu gak akan gue simpan dan ingat, gue tau lo menikah sama gue karena orang tua lo kan, bukan karena itu. Gue tau semua yang Clara ucapin itu gak benar." jelas Arsyad berusaha memahami.

Alsha diam. Lalu kemudian, ia berdiri, "Gue gak akan lupa dengan apa yang udah Clara ucapin ke gue." Kini Alsha menatap Arsyad, "Pacar lo itu, cewek gila yang gak punya adab! Gue benci sama dia Arsyad! Gue benciiii!" Alsha memukul dada Arsyad beberapa kali hingga Arsyad menangkap kedua tangan itu sambil menatap lekat mata Alsha yang kini tampak berkaca-kaca seperti akan menangis kembali.

Dengan cepat Arsyad memeluk perempuan itu dengan erat sambil mencium lama keningnya, sementara Alsha akhirnya menangis dipelukan suaminya, ia mengeluarkan semua air matanya yang tertahan sejak tadi.

"Kenapa Syad...kenapa lo gak putusin dia, gue benci sama dia, gue gak mau lo berpihak ke dia, gue benci, sebenci bencinya..." ucap Alsha sambil terus terisak.

Arsyad terus memeluknya tanpa ingin melepas, ia benar-benar tidak tega mendengar tangisan Alsha yang terdengar begitu sakit.

Tak ada kata yang Arsyad ucapkan sampai Alsha merasa tenang dipelukannya. Hingga beberapa menit kemudian, Arsyad melepaskan pelukan itu dan menatap lekat mata Alsha.

"Sekali lagi gue minta maaf dengan semuanya, gue janji hal ini gak akan ke ulang lagi. Tolong jangan nangis lagi, ya?" ucap Arsyad sambil menghapus air mata Alsha dengan tangannya. Ia pun mendekat pada wajah Alsha, "Malam ini apapun yang lo mau gue bakal turuti, asal lo jangan nangis lagi..." ujarnya sambil memegang kedua bahu Alsha.

Alsha perlahan diam, lalu ia menatap Arsyad. "Beneran, apapun yang gue minta lo bakal turuti?" tanya Alsha memastikan.

Arsyad mengangguk cepat, "Ya, tentu. Apapun yang lo minta bakal gue turuti, asal lo jangan nangis lagi."

ARSYADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang