vote dulu dong biar berkah
---
Samuel membenarkam posisi duduknya senyaman mungkin sembari memangku gitar yang dibawanya dari rumah. Setelah mendapat posisi ternyamannya ia mulai memetik senar gitar perlahan hingga menimbulkan nada yang indah namun terdengar pilu.
Perlahan Samuel menyanyikan bait demi bait dari lagu yang dipopulerkan oleh Last Child ~ Diary Depresiku. Ia sangat menghayati kata demi kata yang ia ucapkan. Siapa pun yang melihatnya pasti akan merasakan kepedihan dari setiap lirik yang dinyanyikan dan ekspresi yang ditunjukkan. Emosi menguasainya ketika ia menyanyikan lagu tersebut.
Sampai dibagian reff, ia tak sanggup lagi melanjutkan lagu tersebut. Lagu itu sangat menggambarkan kehidupannya saat ini. Papanya selingkuh, orang tua bercerai, keluarga berantakan, hidup di jalanan, perasaan tak diinginkan.
Jangan lupakan fakta bahwa Samuel adalah seorang remaja yang sedang berada di masa masa mencari jati diri. Kehidupan yang seperti itu tentu saja mampu membuatnya menjadi seseorang yang liar dan tak terkendali.
"Daripada lo nggak jelas gini mending lo ikut gue," ucap Daniel, seseorang yang menemukannya beberapa waktu lalu.
"Kemana bang?"
"Balapan, ntar malem"
"Gue nggak bisa bawa motor kenceng bang, lagian motor gue kaya gitu."
"Gue nggak nyuruh lo ikut balapan, lo nonton aja. Soal motor nanti bawa motor temen gue."
Samuel terdiam sebentar memikirkan apakah ini akan berbahaya atau tidak. Namun tak lama kemudian akhirnya ia mengangguk mengiyakan ajakan Daniel.
---
Tak ada hal yang bisa Erell lakukan selain duduk diam menghadap jendela yang menampakkan langit senja. Ternyata ucapan Chanyeol mengenai Samuel adalah sebuah kebohongan agar dirinya merasa sedikit tenang.
Erell tak pernah menyangka kehidupan keluarganya yang harmonis berubah menjadi keluarga yang kacau balau dalam sekejap mata. Ia tak bisa membenci Papanya meskipun semua terjadi karena perselingkuhan yang dilakukan Papanya.
Erell mengalihkan pandangannya pada pintu yang sedari tadi diketuk tak sabaran. Ia beranjak dari duduknya dan membuka pintu tersebut hingga terlihat Kai yang sedang berdiri di hadapannya.
"Lo baik-baik aja kan?" tanya Kai sambil memegang kedua bahunya.
Erell mengangguk sambil tersenyum tipis kemudian Kai melangkah hingga ia melewati pintu dan berdiri di dalam kamar Erell.
"Lo belum makan dari pagi, mau makan apa? biar gue ambilin," tawar Kai
Erell menggeleng "gue nggak laper."
"Gue tau lo nggak ada nafsu makan sama sekali. Tapi lo harus makan, lo nggak boleh sakit Rell, lo harus cari Samuel sampai ketemu," ucap Kai menatap dalam mata Erell
Tapi gue udah sakit
"Gue baik baik aja kok, tenang aja. Besok gue cari Samuel lagi, lo mau nemenin kan?"
"of course, tapi lo harus makan dulu."
Erell mengangguk dan Kai tersenyum senang. Kai membawa Erell ke tempat makan dan sesekali mengusap bahunya lembut. Ia tau Erell saat ini sedang sangat rapuh namun berusaha terlihat biasa saja.
Sesampainya di meja makan, Kai mengambilkan makanan untuk Erell.
"Perlu gue suapin?"
"Enggak usah Kai, gue bisa sendiri."
Kai mengangguk mengerti kemudian meletakkan piring di hadapan Erell dan mendudukkan dirinya di hadapan Erell.
"Bang Chanyeol kemana?" tanya Erell sambil menyuapkan sesendok nasi.
"Ada urusan di kampus katanya. Bentar lagi pulang."
"Sehun? Bang Suho?"
"Bang Suho di kantor belum pulang, kalau Sehun gue nggak tau."
Setelah puas mendapat jawaban Erell melanjutkan makannya dalam diam dengan Kai yang setia memperhatikannya.
---
Chanyeol merasa sedikit terganggu dengan suara deruan motor yang saling bersahutan satu sama lain. Jika bukan karena ajakan temannya, ia tak akan berada di tempat yang hanya membuat pusing karena bisingnya suara motor dan perempuan yang menggunakan pakaian kurang bahan."Gue mau pulang," ucapnya sambil menstarter motornya setelah menggunalam helm fullfacenya.
"Jangan woy, musuh lo aja belum dateng lo udah main pulang aja."
"Lama bener bocah sialan itu. Takut kali dia sama gue,"
"Sabar aja, jangan lupa hati-hati lo. Dia itu licik. Jangan sampai kena perangkap dia lagi," ucap Jimin memperingatkan
Chanyeol mengangguk bersamaan dengan suara teriakan histeris dari seberang karena kehadiran sosok yang sedari tadi ditunggunya. Chanyeol menatap orang itu dan tersenyum miring dibalik helmnya. Tak menunggu lama ia melajukan motornya menuju garis start dimana sang lawan telah menempatkan motornya.
"Long time no see, Kang Daniel," ucap Chanyeol sambil melirik Daniel sekilas. Ia tidak terlalu fokus dengan seseorang yang tengah Daniel bonceng karena terlalu fokus menatap wajah orang yang dibencinya.
Daniel hanya meliriknya sekilas kemudian melepas helmnya dan mengacungkan jempolnya pada Chanyeol kemudian membaliknya hingga menghadap ke bawah. Chanyeol tersenyum meremehkan tidak takut sama sekali.
"Lo tunggu di sana, mereka semua temen gue," Ucap Daniel sambil menolehkan kepalanya ke orang yang sedang duduk di jok belakangnya.
"Iya bang."
Chanyeol segera menolehkan kepalanya kala mendengar suara itu. "Samuel?" ucapnya tak percaya.
Yang ditatap pun sama terkejutnya, namun Samuel segera berlali ke arah sekumpulan orang yang sempat Daniel tunjuk tadi karena balapan segera dimulai.
Daniel yang melihat itu pun tersenyum licik sambil menatap Chanyeol yang masih tak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Bagaimana bisa Samuel mengenal Daniel dam terlihat sangat akrab.
Tentu ini bukan hal yang baik untuk Samuel.
♡♡♡
tolong dimaafkan jikalau ada beberapa ketypoan ya😌
-Erl
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Brothers × SeKaiYeol + Suho
FanfictionGue benci dikekang! Apalagi sama saudara sendiri. 4 vs 1 ? Okay, fine! Judul sama isi cerita agak melenceng hwhw:" Selamat berbingung-bingung ria kawan:*