Part 10 ( Ku sentil hatinya agar mencair )

11.7K 635 21
                                    

Rasulullah SAW. bersabda:

"Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah."
(H.R. Sahih Bukhari dan Muslim)

🌸🌸🌸

Syila Pov

Setiap 3 bulan sekali pesantren kami mengadakan program rutin, yaitu berkuda, berenang dan memanah. Dalam tiga bulan akan ada hari dimana 1 pekan para santri full mengikuti kegiatan tersebut.


Sungguh tidak terasa, aku beserta ke tiga sahabatku telah 3 bulan berada di penjara suci ini. Kenapa aku bilang penjara suci? karena disini kita benar-benar terjaga, jangankan bebas keluar masuk pesantren, semua yang kami butuhkan sudah tersedia disini. Jangankan untuk berbincang dengan lawan jenis, bertukar nomer handphone saja tidak pernah. Karena kami memang tidak diizinkan membawa alat komunikasi, kecuali para pembimbing. Hal yang sudah tidak asing. Banyak pondok pesantren yang memberlakukan sistem ini. Jadi tidak ada celah untuk keluar.

Hal yang tidak pernah aku duga, awalnya aku menolak untuk berada dalam lingkungan ini. Aku bersyukur Allah memberikan kesempatan untuk aku memperbaiki diri disini. Begitu banyak pembelajaran yang sangat luar biasa.

Belajar lebih ikhlas serta ridha, belajar bagaimana beratnya itsar kepada sesama.

Pikiranku jauh melayang memikirkan keluargaku yang jauh disana.

Bagaimana kabar ayah,bunda serta kakak ku si makhluk astral itu? Ternyata aku sangat merindukan candaan yang sering ia lontarkan.

Kenapa ayah serta bunda tidak pernah memberi kabar?
Rasanya aku seperti benar-benar di buang disini. tega banget rasanya.

'ahh apa kalian tidak rindu gitu sama Princess imut mu ini. Kenapa tidak pernah kabar kabar gitu lewat pesan ke kantor pesantren. Huh apa benar aku anak pungut kali ya'

'makhluk astral apa kau juga tidak merasa rindu sama adikmu yang super cantik ini. Hmm awas ya kalo aku pulang akan ku cincang kau'

Aahh, benar-benar menyebalkan yang aku rasa. Hmm ,sebentar lagi acara di mulai.

Berkuda? aku siaaap.

Memanah? Sangat siap.

Berenang? hmm nah itu, aku sepertinya tidak
siap berenang.

Aku selalu mencari cara agar tidak ikut dalam kegiatan seperti berenang. Aku harus menyusun rencana agar tidak bisa mengikuti kegiatan itu.

Aku dibuat pusing dengan sendiri memikirkan hal itu. Sepertinya duduk di dekat kolam ini lebih nyaman untuk ku saat ini.

"HEY!" nih dia sahabatku yang sangat menyebalkan dan si doyan makan. sintia siapa lagi kalo bukan dia. Sahabatku yang lain hanya nyengir tanpa dosa.

"Ya Allah sintia, datang itu ucap salam bukan huy hay hey hey kaya gitu." Untung saja jantungku tidak copot dengan suara kerasnya itu.

"Heee afwan syila, Assalamualaikum!" Sintia hanya tersenyum tidak jwlas kepadaku.

" Wa'alaikumussalam." aku kembali memikirkan rencana apa yang akan aku perbuat kali ini.

He Is My Ustadz (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang