*Johan Pov
Gue terus menerus mengirim pesan ke Zahra supaya dia bales pesan gue. Dan akhirnya...
Zahra: maaf kak baru bales
Johan: maafin aku Ra.
Zahra: aku maafin, dengan satu syarat
Johan: apa? Aku insyaallah bisa nurutin syarat kamu
Zahra: janji?
Johan: apa dulu Ra?
Zahra: janji dulu ih
Johan: yaudah, janji
Zahra: kalo kakak mau aku maafin, dengan syarat kakak berhenti eskul basket di sekolah!Deg!
Gue harus gimana? Gue sayang sama zahra. Tapi gue gak bisa ninggalin hobi gue.
Gue gak mau nolak permintaan Zahra, tapi gue juga gak bisa buat nurutin permintaan Zahra.
Drtttt drttt...
"Hallo?"
"Iya Ra"
"Kak gimana?"
"Maaf Ra aku.... gak bisa"
"Kenapa? Penting banget ya main basket?"
"Bukan begitu Ra, hidup aku gak bisa tanpa basket. Maafin aku Ra, aku gak bermak--"
Tut Tut Tut....
Shit! Arghhhhh Anj*ng!
____
*Author PovJam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Zahra yang sudah bangun bergegas mandi dan shalat subuh.
Setelah selesai sarapan, Zahra pergi ke sekolah di antar pak samin supir pribadi nya.
Sesampainya di kelas, Zahra memikirkan hal semalam. Ternyata benar, Johan tidak pernah serius dengan dirinya.
Sampai menolak permintaan Zahra. Zahra sangat kecewa dengan Johan. Bahkan sangat membencinya.
"Woy..!" Teriak jihan
"Ih berisik tau" omel Zahra pelan
"kenapa si zar? Tumben muka lecek gitu??" Tanya Ika penasaran.
"Sehari aja ka, sehari aja gak usah kepo" jawab Zahra asal ke Ika.
"Setan!" Teriak Ika marah.
"Udah Lo bilang ke kak Johan?" Tanya Vika memastikan.
"Udah" jawab Zahra seadanya.
"Dia Bilang apa tuh?" Tanya Vika penasaran.
"Dia nolak permintaan gue dan lebih milih tetep main basket" jawab Zahra malas.
"WHAT!!" Teriak mereka bertiga.
"Parah tuh anak, tergila-gila banget sama basket" Kata jihan tidak percaya.
"Abadi banget kayanya tuh hobi" celetuk ika
"Udah jauhin aja zar, dia gak serius sama lo" lanjut ika.
"Kok jauhin si? Harusnya Lo Zahra ngertiin, jangan egois. Kalo emang kak Johan gak bisa berhenti main basket, tandanya Lo harus ngertiin" Kata jihan panjang lebar.
"Tapi gue yakin, dia gk peduli sama gue, gue cuma ogois soal dia. Gue gak mau rasa sayang dia ke gue di bagi bagi"
"Kak Johan sayang sama lu?" Tanya jihan.
"Gak tau" jawab Zahra.
"Kenapa Lo yakin gitu" tanya jihan lagi.
"Ga yakin banget, tapi kayaknya gue terlalu ke PD an deh"
_____
"Weh joh?" Tanya zain. Johan hanya melihat ke arah zain.
"Busset nih anak, ngomong joh ngomong! Tuh mulut guna nya buat apa?" Tanya zain greget.
"Apa?" Tanya Johan sinis
"Kok apa? Wah ngaco nih anak. Ngelem berapa jam lu?" Tanya zain.
"Sttts joh? Lo gimana sama zahra?" Mendengar pertanyaan dari Verry, johan kembali mengingat malam itu, dimana Johan menolak permintaan Zahra.
"Udah selesai"
"Terus Lo nanti pulang sama dia?" Tanya Verry. Johan hanya menaikan alis nya artinya menjawab 'entahlah'
_____
Bel istirahat berbunyi."Bawa bekel?" Tanya jihan ke Zahra.
"Always" jawab Zahra datar.
"Yee cemberut Mulu nih anak" celetuk Ika.
"Udah udah, sekarang kita ke kantin" ajak vika
Setelah mereka berempat menuju kantin. Herdi datang menghampiri mereka.
"Boleh ikut ke kantin bareng?" Tanya herdi ke mereka. Ika, jihan dan Zahra mengangguk setuju. Tidak dengan Vika, dia diem dan seolah bertanya 'siapa dia?
"Nanti gue ceritain" bisik Ika di telinga Vika.
Selepas itu mereka berlima duduk di bangku kantin yang ramai. Zahra membuka bekel miliknya.
"Lo kalo sekolah di bawain bekel?" Tanya herdi ke Zahra.
"Hm gitu, kenapa? Kaya anak kecil ya?" Tanya Zahra.
"Engga kok, namanya lo itu sayang diri. Gak makan yang sembarangan"
Selepas itu mereka makan makanan dengan lahap. Hingga berapa menit mereka selesai.
Lalu herdi yang melihat nasi yang tersisa di sudut bibir Zahra, dengan cepat mengelapnya dan tersenyum.
"Ekhmm" jihan Vika dan ika ber dehem.
_____
"Joh ayo kantin" ajak Verry. Johan mengangguk setuju.
"Gak sabar mau ketemu Bebep Ika" oceh zain.
"Ke kantin buat makan, bukan buat pacaran" celetuk Ray.
"Gaya Lo sok Ray. Nanti juga ketemu Vika langsung di sosor" kata Verry terkekeh.
Setelah sampai di kantin. Johan terus menerus memutar matanya ke ujung dan kedepan. Mencari seseorang siapa lagi kalo bukan Zahra.
Jleb! Hati Johan sangat sakit sekali. Melihat wanitanya bermesraan di sanah. Di lain sakit hatinya Johan emosi, mengepalkan tangannya dan rahangnya mengeras.
Sahabat sahabatnya yang melihat itu tidak heran. Mereka tau Johan marah dan lebih tepatnya akan terjadi hal buruk saat melihat Johan seperti itu.
Betul saja dugaan mereka, Johan menghampiri bangku yang diduduki Zahra dan laki laki itu dan....
Bugh!
Johan menarik kerah baju laki laki itu dan memukul nya Hingga jatuh tersungkur ke lantai.
Zahra yang melihat itu hanya diam dan mencoba memisahkan mereka namun ia takut.
Johan sudah berkali-kali meninju laki laki itu. Hingga akhirnya mereka saling memukul satu sama lain.
"STOP! KAK STOP!" Teriak Zahra.
Lalu Johan menyadari Zahra memisahkan nya. Johan kembali berdiri dan berhenti berkelahi.
"Kak maksud Lo apa mukul orang sembarangan?!" Tanya Zahra dengan nada tinggi.
"Gue gak suka liat Lo deket sama cowok lain! Gue udah tau Lo dari kemarin berduaan terus sama ini cowok, gue masih liatin. Tapi buktinya? Makin hari Lo makin mesra sama dia!" Bentak Johan ke Zahra.
"Memangnya, apa peduli kakak?" Tanya Zahra.
"Kak sadar diri dong! Udah nyakitin Zahra bisa bisa nya ngelarang dia deket sama cowo lain, emang Lo pacarnya?" Tanya jihan sinis.
Mendengar penuturan kata jihan, rasa sakit yang di rasakan Johan makin mendalam. Yang Johan lakukan itu bukanlah hak nya.
Johan bukan siapa-siapa Zahra. Tapi, Johan tidak bisa membiarkan orang yang ia Sayangi bermesraan bersama laki laki lain.
Tidak perlu menjawab pertanyaan dari jihan, Johan berlari meninggalkan semua orang yang dari tadi menontoni perkelahian nya.
___Bersambung___
Sedih tau hiks😫😭 kak Johan yang sabar ya😉
Budayakan vote sebelum membaca wkwk.

YOU ARE READING
AZZAHRA
Teen FictionIni adalah sebagian kisah Zahra. Bertemu sosok sahabat nya yang sangat ia rindukan dan juga bertemu cinta nya, setelah sekian lama nya Zahra tidak merasakan jatuh cinta. "Zahra...!!" "Zar lu beneran masuk sini?" "Ya lu liat sih? Gue disini kan?" - ...