Satu Fakta

36 3 0
                                    

ِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

***

Sedari tadi Viara menatap Hanifa yang berlalu lalang dihadapannya, gadis itu tengah membokar isi lemarinya hanya untuk mencari sebuah jilbab yang senada dengan gamis yang akan dipakainya nanti.
Viara hendak membantu tapi gadis itu juga bingung, karna lemari Hanifa terlalu banyak jilbab yang tergeletak disana.

"Fa, mending pakek jilbab yang lain aja." saran Viara

"Tapi warna nya nggak cocok mba" jawab Hanifa yang kemudian duduk disamping Viara seraya menyeka keringat di dahi nya.

"Emang jilbabnya warna apa sih?" tanya Viara seraya berdiri dan mendekati lemari Hanifa yang sudah tak karuan.

"Abu-abu"

"Yang ini?" ucap Viara seraya menunjukan jilbab segi empat yang memiliki warna persis yang disebutkan Hanifa tadi.

"Nahhh itu. Ketemu dimana mba?" ucap Hanifa heboh seraya berlari kecil menghampiri Viara.

Viara hanya memutar mata jengah, jilbab itu memang ada di lemari tapi Hanifa tak teliti mencari jilbab tersebut.

"Lah, jilbabnya ada di lemari kok nggak kemana-mana. Mangkanya dek nyari tu. Di angkatin satu-satu jangan main obrak-abrik aja."
Ucap Viara seraya menyusun kembali Jilbab yang sudah di keluarkan oleh Hanifa dari lemarinya.

"Hehe iya mba."

"Mbaaa" panggil Hanifa, saat Viara sudah selesai membereskan Jilbab nya.

"Sini deh mba." Viara pun mendekati Hanifa dan duduk di tepi kasur.

"Coba mba pakek ini deh. Aku belum pernah liat mba pakek jilbab." ucap Hanifa dengan antusias.

Viara nampak ragu saat hendak di pakaikan jilbab oleh Hanifa. Tapi akhirnya dia pun mencobanya.

"Bentar ya mba, mba harus pakek dalemannya dulu, hm yaaa sip. Selanjutnya mba pakek jilbabnya bentar yaaa, aduh bentar aku ambil jarum pentul dulu." Hanifa seolah-olah menjadi seorang vloger yang sedang membuat tutorial.

"Aku kembali. Sini mba angkat kepalanya mba, bentar mba aku masang jarumnya dulu tahan yaaa."

Viara, gadis itu sedari tadi hanya diam karna takut jarum itu akan menusuk lehernya.

"Udahhh mba, tinggal kasih bros di sampingnya" Hanifa pun menarik ujung jilbab sebelah kiri dan menaikan nya ke atas pundak sebelah kanan Viara dan tak lupa menambahkan bros berbentuk pita kecil di sana.

"MasyaAllah mbaaaa. Ahhhh cantik banget. MasyaAllah" ucap Hanifa girang.

Viara hanya menutupi muka nya yang sudah merah seperti kepiting rebus.

"Udah ah aku malu" ucap Viara seraya menutup muka nya.

"MasyaAllah. Semoga mba segera dapat hidayah ya Aamiin." Ucap Hanifa seraya memeluk erat Viara. Gadis itu hanya tersenyum miris, dan berharap ucapan Hanifa itu akan segera terkabul.

Hari ini akan ada pengajian di rumah Tia, pengajian ini rutin setiap bulannya. Maka dari itu Hanifa bersiap-siap untuk mengikuti pengajian.

"Yaudah mba lepas ya. Mba mau bantuin Tante dulu."

"Yahh, padahal aku suka banget liat mba pakek jilbab adem banget gitu. Tapi nggak apa-apa nanti insyaAllah mba bakal segera pakek jilbab. Pokoknya aku selalu doa'in yang terbaik buat mba Ara."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kado Indah dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang