Pagi ini senyum Kalila mengembang lebar. Bagaimana tidak?
Ketika ia membuka matanya tadi pagi sudah ada Arka di sampingnya. Memeluk perutnya dengan mata terpejam. Entah kapan cowok itu pulang Kalila tak terlalu memikirkan itu yang penting sekarang Arka sudah kembali dan dia baik-baik saja.
"Lo sehat kan Lil?" Arka menyentuh dahi Kalila.
Tidak panas.
Lalu kenapa cewek ini tiba-tiba senyum-senyum sendiri. Apa jangan-jangan kesurupan?
Arka menggeleng. Menyingkirkan pikiran aneh itu dari kepalanya. Ini sudah jaman modern dan sepertinya populasi setan yang suka merasuki tubuh manusia juga sudah punah.
Kalila mengangguk tetap dengan senyum mengembang.
"Jangan senyum-senyum gitu dong, Lil."
Kalila menatap Arka dengan sebelah alis terangkat. "Kenapa emangnya?"
"Lo makin cantik kalau senyum ntar kalau gue khilaf gimana?" Arka tersenyum miring.
Kalila mendengus sebal. "Belum pernah ngerasain gue tembak ya lo?"
"Hah? Jadi lo mau nembak gue, Lil?" Arka menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya berakting seolah-oleh dia sangat terkejut mendengar ucapan Kalila. "Oke gue terima jadi lo jadi pacar ke sebelas gue ya."
Nada bicara Arka berubah menjadi jenaka cowok itu bahkan menampilkan cengiran lebarnya.
"Ish bukan tembak itu," protes Kalila. "Gue ambilin pistol beneran nih!"
Kalila baru saja melangkah tapi tangannya ditarik oleh Arka membuatnya berbalik dan sekarang berada dalam pelukan hangat Arka. Aroma mint yang menguar dari tubuh Arka benar-benar memanjakan indra penciumannya saat ini. Ia merindukan aroma ini. Dan tentu saja ia sangat merindukan Arka. Arka-nya.
"Do you miss me?" tanya Arka yang makin mengeratkan pelukannya dan dibalas sama eratnya oleh Kalila seolah cewek itu tak ingin lepas dari dekapan Arka.
"So bad."
"Tapi kangennya udah sembuh kan? Kan gue udah di sini."
Kalila mengangguk. Ada kelegaan melihat Arka kembali dengan selamat dan tak terluka sedikitpun.
"Gue beliin lo novel baru loh," ucap Kalila masih betah berada dalam pelukan Arka.
Arka langsung melepas pelukannya. "Mana? Mana?" tanyanya begitu antusias.
Kalila cemberut. Harusnya ia tak usah mengungkit masalah novel kalau tau cowok itu akan langsung melepaskan pelukannya. Arka tak tau apa seharian kemarin Kalila hampir gila karena ditinggal cowok itu.
"Nggak ada novel baru! Udah gue buang," ucap Kalila dengan nada sebal.
Arka menatap Kalila penuh maksud. Gadisnya merajuk.
Arka langsung merengkuh kembali tubuh Kalila dan mengelus rambut kecoklatan cewek itu.
"Jangan marah gitu Lil ini baru jam enam loh. Katanya mood di pagi hari itu mempengaruhi mood lo seharian loh. Jadi jangan sebel ya! Senyum dong!"
Kalila mendongak menatap Arka dan tersenyum paksa. Ia masih sedikit sebal dengan cowok itu.
Melihat Kalila yang masih sedikit cemberut, Arka segera mendaratkan ciuman di kening cewek itu. Bisa Arka rasakan badan Kalila menegang karena serangan tiba-tiba Arka.
Arka melepaskan ciumannya setelah beberapa detik berlalu. "Jangan cemberut lagi ya."
Kalila mengangguk. Arka selalu berhasil membuat moodnya kembali melonjak drastis hanya dengan hal-hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go [END]
Teen Fiction"Arka ... kalau gue mati lo harus cepet-cepet temuin pengganti gue ya!" Arka Pradana cowok populer yang diidam-idamkan seluruh wanita di sekolahnya. Paras yang tampan, kecerdasan di atas rata-rata, dan harta yang berlimpah ... semua itu membuat kaum...